Ternyata Suami Andin Bukan Seorang Pemulung
Tantangan Menulis Hari Ke- 138
Minggu 26 Juli 2020
#Tantangangurusiana
***
Andin seorang janda yang beranak satu. Mantan suaminya tergoda oleh wanita lain yang jauh lebih cantik dan kaya. Semenjak itu dia sendiri yang menjadi tulang punggung keluarga. Apapun pekerjaan dia lakukan tanpa kenal lelah. Yang penting baginya kebutuhan anaknya tercukupi.
"Daripada kamu bekerja seperti ini, lebih baik kamu melamar saja di sebuah perusahan. Aku lihat desain gambar kamu bagus-bagus." kata Giska,salah seorang sahabat dekat yang prihatin akan nasibku.
"Giska benar, aku lulusan Sarjana pada sebuah kampus terbaik di kotaku. Nilaiku juga bagus. Sayang sekali jika ilmu yang ada ini tidak dimanfaatkan dengan baik." bisik hati Andin.
"Terus,anakku di titip di mana, Giska. Dia masih kecil tidak mungkin juga aku bawa bekerja." kataku kepada Giska.
Giska seperti berpikir keras untuk mencari solusi tentang permasalahan yang Andin hadapi. Andin tampak terus sibuk mendesain beberapa gambar yang akan dia presentasikan, jika nanti dia memutuskan untuk bekerja.
"Begini saja, Andin. Karena aku di rumah saja, gimana kalau Andin sama aku saja."
"Serius, kamu Gis. Nanti Nindy merepotkanmu."
"Tidak Andin, lagian Nindy sudah biasa dirumahku."
"Nanti kalau Nindy merepotkanmu, bilang sama aku ya, Gis."
Giska mengangguk dan senyum melihat kekuatiran di wajah Andin. Takut merepotkan juga terlihat di matanya. Giska terus meyakinkannya Andin melamar pekerjaan, supaya kehidupan Andin lebih baik lagi kedepannya.
Keesokkan harinya setelah menitipkan Andin di rumah Giska. Dia pergi mengantarkan lamaran pada sebuah perusahaan yang Andin rasa cocok dengan keahlian yang dia miliki.
"Assalamualaikum, selamat pagi. Apakah ada yang bisa saya bantu?" kata salah seorang satpam perusahaan di pos jaga depan.
"Wa alaikum salam, apakah bener disini ada lowongan pekerjaan?"
"Iya, ada Bu."
"Saya menitipkan surat lamaran. Tolong disampaikan ya, Pak." kata Andin kepada Pak satpam.
Setelah itu Andin memutuskan untuk pulang. Tetapi entah kenapa badannya terasa lemas, kepalanya pusing, hampir saja dia jatuh, jika tidak di tolong oleh pak satpam.
"Kenapa, Bu. Jika pusing silahkan duduk dulu." kata pak satpam mempersilahkan duduk di ruangan pos.
"Saya tidak apa-apa, Pak. Hanya kelelahan saja. Terima kasih."
Setelah itu Andin Memaksa kaki untuk melangkah. Setelah sampai di jalan utama, penglihatannya kabur, setelah itu Andin tidak tahu tahu apa-apa lagi. Andin pingsan.
Tidak jauh dari tempat Andin pingsan ada seorang pemulung laki-laki mendekatinya. Dan pemulung itu membawa Andin ke rumahnya. Kemudian dia menidurkan Andin di kursi tamu, menyelimutinya dengan sebuah kain sarung terbaik yang pemulung itu miliki.
Setelah Andin sadar. Dia sedikit ketakutan, dan menyakan keberadaannya ada dimana. Pemulung menjawab apa adanya dan menceritakan kronogisnya. Andin mengucapkan terimakasih kepada pemulung itu. Dan setelah berkenalan Andin memutuskan untuk pulang.
Pemulung itu bernama Ihsan. Bagi Ratih Ihsan adalah laki-laki yang baik yang mempunyai nasib yang sama dengan dirinya. Ihsan ditinggalkan oleh istrinya dan lari dengan wanita lain setelah mengambil hartanya. Setelah itu Ihsan sempat berpacaran dengan seorang gadis, tetapi lagi-lagi gadis itu juga berselingkuh.
Semenjak itu Ihsan memutuskan untuk jadi pemulung. Karena nanti jika ada yang bisa menerima cintanya. Itulah orang yang tulus. Yang mendekatinya bukan karena harta tapi cinta.
Andin datang lagi ke kantor dan bertemu dengan pak satpam. Setelah bertanya keperluan apa Andin datang ke kantor. Andinpun menjawab kalau dirinya datang untuk tes wawancara. Dengan hormat pak satpam pun mempersilahkan masuk. Andin bertemu dengan seorang menejer. Menejer perusahan itu perempuan.
"Kami suka sekali desain gambar buatan ibu. Apakah sebelumnya ibu pernah bekerja pada perusahan lain sebelumnya?" tanya menejer penuh selidik.
"Belum, Bu. Saya belum pernah bekerja sebelumnya."
"Baiklah,besok ibu sudah bisa bergabung dengan perusahaan kami. Sambil berjabat tangan dengan Andin.
"Terima kasih,Bu."
Setelah itu Andin memutuskan untuk pulang kerumahnya. Dalam perjalanan pulang, Andin bertemu dengan Ihsan, si pemulung yang dulu menolongnya. Karena sifatnya yang baik,membuat Andin menyukai Ihsan. Semenjak itu mereka berpacaran.
Ketika Andin pergi menjeput anaknya ke rumah Giska. Dan melihat seorang pemulung. Giska sempat protes dan menyarankan kepada Andin untuk memilih yang lain. Tetapi entah kenapa hati Andin Nyaman. Seminggu kemudian Andin menikah dengan pemulung tersebut.
Semua berjalan baik-baik saja. Andin bahagia begitu juga Ihsan. Namun sore itu, saat mereka berdua duduk di ruang tamu. HP Ihsan berdering. Namun yang membuat Andin heran dan sedikit curiga, Ihsan pergi menjauhi Andin dan berlalu ke teras. Andin sempat mengikuti dan mendengarkan pembicaraan mereka. Andin mendengarkan kalau sore itu mereka akan bertemu. Setelah itu Andin kembali duduk di ruang tamu
Tidak lama kemudian Ihsan datang, setelah selesai telponan. Setelah menaruh HP di atas meja dekat Andin. Ihsan pergi mengambil handuk ke kamar. Tanpa curiga sedikitpun kalau Andin tadi mendengarkan percakapannya.
"Andin, sore ini aku mau keluar,ingin bertemu dengan seorang teman."
"Harus sore ini, Mas."
"Iya, Andin." Kemudian Ihsan berlalu pergi ke kamar mandi.
Sepeninggal Ihsan, Andin memberanikan diri menggeledah isi pesan dan siapa yang menelepon. Ternyata seorang perempuan yang bernama Marsya. Rasa penasarannya semakin tinggi. Andin berencana ingin mengikuti Ihsan suaminya sore itu.
"Mas pergi dulu, Andin. Sebentar saja, nanti juga sampai rumah sebelum magrib." kata Ihsan.
"Iya, Mas. Hati-hati di jalan." kata Andin.
Setelah Ihsan keluar rumah Andin mengikutinya, motor Ihsan mendekat pada sebuah cafe. Dari kejauhan dia melihat Ihsan bersama perempuan. Mereka cukup erat. Dan duduknya sangat dekat sekali. Sesekali-kali perempuan itu memperlihatkan HPnya kepada Ihsan.
Kejadian itu membuat Andin sakit hati. Andin cemburu. Kalau di ikuti kata hati, dia ingin sekali melabrak perempuan itu. Tapi niatnya di urungkan. Akhirnya Andin memutuskan kembali kerumah saja. Dan kembali duduk di ruang tamu.
Tidak lama kemudian Ihsan pun datang, sebelum sempat duduk, Andin menyerangnya dengan berbagai pertanyaan.
"Siapa wanita itu?"
"Wanita yang mana?"
"Wanita, yang bernama Marsya yang tadi menghubungi dan kamu bertemu dengannya pada sebuah cafe."
"Jadi, kamu mengikutiku?"
"Kalau iya, kenapa? Kamu marah ! Karena kamu ketahuan telah selingkuh!"
kata Andin melimpahkan semua kekesalannya.
Terbayang kembali perpisahannya dengan suami pertamanya. Air matanya tiba-tiba saja mengalir. Hal itu membuat Ihsan merasa sangat bersalah.
Sebenarnya Ihsan tidak ingin menutupi semua ini dari Andin, dia ingin mencari momen yang tepat untuk memberitahukan rahasianya. Namun sekarang Andin sudah terlanjur tahu, tapi dia salah dalam menyimpulkan. Maka saat inilah waktu yang tepat membuka rahasia ini. Karena Ihsan tidak ingin Andin terus salah paham kepadanya.
"Maafkan aku, kalau aku merahasiakan semua ini dari kamu. Sebenarnya Marsya itu adalah orang yang aku percayakan mengelola perusahaaanku dan asetku yang lain."
"Maksudmu?" Andini sedikit heran, karena yang dia tahu, suaminya hanya seorang pemulung.
"Aku sengaja menjadi pemulung, karena ingin mendapatkan cinta dari seorang wanita dengan tulus. Yang mau menerima aku apa adanya. Aku trauma, mantan istriku seseorang yang matre dan mengambil kabur sebagian hartaku dengan laki-laki yang lain."
"Terus, hubungannya denganku apa? Kamu meragukan cintaku?" kata Andin mendesak Ihsan karena merasa Ihsan menilainya wanita matre.
"Bukan, kamu adalah wanita yang baik. Aku berencana memberitahukan semua ini, hanya saja aku belum menemukan waktu yang pas. Aku takut kamu salah paham, seperti saat sekarang ini. Maafkan aku, Andin."
Andin merasakan ketulusan kata itu. Sampai akhirnya Andin pun memaafkan Ihsan. Bukan karena Ihsan adalah seorang yang kaya raya, tetapi karena dia mencintai Ihsan tulus apa adanya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow...keren kok say...perlu lebih panjang...biar lebih terasa kerennya..gt nurut aku...
Oke mbak say...