irfan azis

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
8 Karakter Pahlawan

8 Karakter Pahlawan

Dalam dua atau tiga pekan terakhir ini, Hari Santri Nasional (HSN) dan Hari Sumpah Pemuda sudah kita peringati bersama. Paling fresh, kita baru saja memperingati Hari Pahlawan pada 10 november kemarin. Memperingati hari-hari istimewa tersebut tentu maksudnya bukan sekadar formalitas kirab dan upacara. Bahwa kita, terutama generasi muda, harus dapat melanjutkan semangat perjuangan dan persatuan bangsa untuk meraih kemerdekaan dan kemandirian yang sebenarnya. Kita harus meneladani karakter dan jiwa kepahlawanan mereka yang telah menciptakan momen-momen bersejarah dalam perjalanan panjang bangsa kita, terutama mereka yg telah melahirkan momen-momen penting seperti "sumpah pemuda", "resolusi jihad", dan "peristiwa 10 november di Surabaya".

Bahwa, sampai kapanpun kita harus terus membakar semangat " resolusi jihad" dan memupuk benih "sumpah pemuda" dengan jiwa-jiwa kepahlawanan. Api Jihad atau perjuangan akan sia-sia jika kita sebagai bangsa tidak bisa bersatu. Sementara persatuan dan kesatuan bangsa tidak ada nilainya tanpa perjuangan yang ikhlas dan tuntas. Jika masing2 kelompok dan individu hanya memikirkan kepentingan pribadinya maka proklamasi kemerdekaan kita yg telah diakui dunia hanya akan menyisakan kesia-siaan belaka. Selamanya kita tidak akan benar-benar jadi bangsa yang merdeka. Kita hanya beralih dari penjajahan oleh asing ke penjajahan oleh pribumi. Hukum rimba yang akan berlaku di dalamnya. Siapa yang kuat bukan membela yang lemah malah menjajahnya, memperkosanya, meraih keuntungan pribadi dengan semena-mena.

Untuk menghindari itu, sangat tepat kiranya pesan Rasulullan Saw. yang mengajarkan doa kepada seorang pemuda yang berwajah murung, yang duduk termenung rupa orang bingung di dalam masjid di saat orang-orang pada umumnya sedang antusias bekerja.

Doa dan pesan Rasulullah saw. tersebut kemudian kita kenal sebagai doa supaya terbebas dari hutang. Doa tersebut jika diterjemahkan secara bebas kurang lebih sebagai berikut; " Wahai Allah, Aku berlindung kepadaMu dari 8 karakter buruk berikut; merasa susah, sedih hati, lemah jiwa, malas, pengecut, pelit, terlilit hutang, dan tertekan pihak lain."

Jika kita memaknai doa bukan sebagai jampi-jampi, tentu kita akan mudah memahami bahwa melalui doa tersebut sejatinya Rasulullah saw. sedang mengajarkan pada kita supaya kita menghindarkan diri dari 8 karakter pecundang tersebut di satu sisi dan di sisi lain kita harus menghiasi diri dengan 8 karakter pahlawan sebagai berikut:

Pertama, kita harus bersyukur, bergembira dan berterima kasih atas hidup yang telah dianugerahkan Allah kepada kita. Setiap orang dan setiap bangsa, pasti punya persoalan yang bisa jadi berbeda bebeda. Dan kita tidak boleh merasa jadi bangsa paling menderita di dunia hanya karena satu persoalan saja. Masih banyak pribadi-pribadi dan bangsa-bangsa lain yang jauh lebih menderita. Kemurungan kita sebagai pribadi atau bangsa tidak ada gunanya. Tak terhitung nikmat Allah yg diturunkan untuk bangsa kita. Untuk itu tak ada alasan bagi kita merasa tidak sedang dikasihi oleh Allah swt sehingga kita lupa bersyukur kepadaNya.

Kedua, kita tak boleh larut bersedih hati saat menerima musibah. Musibah dan anugerah itu selalu dipergilirkan oleh sang pencipta kepada manusia sebagai ujian hidup supaya umat manusia, berlomba lomba jadi yang terbaik. Terimalah musibah dengan sabar dan lapang dada lalu bergegaslah mencari solusinya.

Ketiga, kita harus kuat. Karakter kuat itu muncul dari jiwa yang kuat. Jiwa yang kuat dan sehat pasti tidak menyukai kekalahan dan kelemahan. Hidup bukan soal menang dan kalah. Tapi pribadi yang hebat selalu pantang menyerah. Ia selalu siap siaga dengan segala tantangan. Jika dulu tantangan kita adalah penjajah bersenjata, maka tantangan kita sekarang adalah globalisasi. Harus diakui kita tergagap menghadapi derasnya arus globalisasi dalam berbagai sisi. Kita masih jadi bangsa pengekor dan belum jadi kreator di bidang ekonomi, sains dan teknologi. Belum lagi terkait kegagapan kita dalam bidang politik, terorisme, narkoba hingga persoalan human traficking.

Keempat, jika lahir batin kita kuat dan sehat kita pasti giat. Kita anti jadi pemalas yang hanya bermimpi di siang bolong tanpa aksi. Kita menolak untuk jadi pribadi atau bangsa NATO yang cuma rajin berdebat dan berkhayal tanpa realisasi. Kata pepatah Arab "man jadda wajada", siapa yang giat dia pasti dapat. Ini berarti para pemalas hanya akan mendapatkan kegagalan dan penyesalan sepanjang hidupnya.

Kelima, pribadi yang kuat pasti akan jadi pribadi pemberani. Para pemberni itu bukan pengecut dan bukan pula bonek (modal nekad) tanpa perhitungan. Para pemberani bersedia mundur selangkah demi seribu langkah menuju kemenangan.

Keenam, berjiwa sosial. Mentalitas memberi harus menjadi karakter yang melekat pada kita. Kita tidak boleh hidup egois. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Memberi bukan tentang seberapa banyak materi yang kita punya, melainkan soal seberapa kaya jiwa kita. Jadilah dermawan di manapun kita tinggal, pasti kita akan memiliki banyak teman. Tapi ingat, dermawan itu karakter tengah-tengah di antara dua karakater buruk (berlebihan) ; pelit dan boros.

Ketujuh, jika kita tidak boros, tidak lebih besar pasak dari tiang, maka kita tidak perlu berhutang. Pelan-pelan kita akan memiliki tambahan tabungan. Semakin hari semakin besar dan dapat digunakan untuk sesuatu yang lebih besar dan lebih bermanfaat. Sungguh, tidak ada kebahagiaan bagi siapa saja yang punya hutang. Malam kepikiran dan siangnya malu bertemu orang.

Kedelapan, jika tujuh karakter di atas telah kita miliki kita akan ringan menolak atau setidaknya tidak berharap pada siapapun selain Allah. Kita akan tumbuh sebagai pribadi dan bangsa yang bebas-merdeka, yang betul-betul mandiri dalam menentukan nasib kita sendiri. Kita akan selalu berhati-hati menerima sesuatu dari siapapun yang di kemudian hari hanya akan jadi tagihan dan tekanan bagi kita.

Semoga kita semua dapat menghindarkan diri dari segala karakter pecundang yang sia-sia dan selalu menghiasi diri dengan sikap-sikap kepahlawanan yang berguna. Amiin.

Semoga bermanfaat.

salam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih, Pak telah mencerahkan kembali.

12 Nov
Balas

Sama sama. Terima kasih juga sudah berkenan membaca tulisan saya. Semoga sukses.

12 Nov
Balas



search

New Post