Salah satu kendala yang dialami sekolah di daerah 3T adalah kurangnya tenaga pendidik. Hal ini mengharuskan kami untuk mengampu beberapa mata pelajaran. Di tahun pertama saya mengabdi, saya mengampu 4 mata pelajaran. Pada beberapa kesempatan, saya sering menceritakan kisah perjalan saya ke pada siswa. Bagaimana proses yang saya jalani, hingga sekarang bisa menjadi seorang guru. Sesekali saya memperlihatkan foto-foto tempat yang pernah saya kunjungi. Salah satu foto yang mereka kenal adalah monumen nasional. “Pak Guru, itu Monas kah?” Tanya salah satu siswa. “Ia itu Monas, salah satu ikon kota Jakarta.” Jawabku menjelaskan. “Suatu saat jika kalian berhasil, kalian pasti bisa berkunjung ke sana. Pak guru harap kalian semua rajin belajar, agar cita-cita yang kalian impikan bisa tercapai.” “Siapa yang mau ke Jakarta?” Sontak mereka kompak berteriak “ Saya pak guru….”

Sebelum saya meninggalkan hotel tempat seminar, terlebih dahulu saya memesan hotel menggunakan aplikasi. Sebuah hotel yang terletak di sekitar pusat grosir terbesar di asia tenggara menjadi pilihan saya. Saya pun menuju hotel yang sudah saya pesan menggunakan taxi online.

Tiba di hotel, saya cek in terlebih dahulu. Kemudian diarahkan oleh pegawai hotel menuju kamar yang sudah saya pesan. Sebuah kamar minimalis sesuai dengan harganya yang ekonomis. Setelah merapikan tas di dalam kamar, saya pun menuju pasar Tanah Abang dengan berjalan kaki. Jaraknya sekitar 150 meter dari hotel.

Suasana pasar sangat ramai. Saya berkeliling pasar mencari toko yang menjual seragam sekolah. Sebelumnya saya sudah pernah berjanji kepada siswa, bahwa akan memberikan hadiah bagi siswa yang berprestasi. Seragam sepertinya hadiah yang sangat cocok, mengingat seragam siswa saya banyak yang sudah kurang layak untuk dipakai. Cukup lama saya berkeliling sampai akhirnya saya menemukan tokonya. Saya pun membeli baju putih dan topi sekolah untuk tingkatan SMP.

Setelah membeli beberapa barang, saya pun kembali ke hotel. Selanjutnya saya menuju Monas,menggunakan ojek online. Seperti biasa, monas selalu ramai dengan pengunjung. Setelah berada dekat dengan Monas, saya mengeluarkan pena dan secarik kertas. Kemudian menulis beberapa untaian kata yang saya tujukan untuk siswaku. Kertas yang berisi tulisan itu pun saya foto dengan latar tugu Monas yang menjulang tinggi ke langit.