Irfan Syahrul

Guru Garis Depan Alumni Prodi Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hadiah 'Sepatu' yang Membahagiakan

Hadiah 'Sepatu' yang Membahagiakan

Hari yang cerah di sekolah kaki bukit. Seperti biasa, sebelum memulai pembelajaran, saya terlebih dahulu mengecek kehadiran siswa. Ternyata ada satu siswa kelas 9 yang sudah beberapa hari ini tidak pernah hadir di sekolah. Namanya Firman, merupakan salah satu anak yang dikenal rajin dan sopan di sekolah.

Beberapa kali saya menyempatkan diri untuk mengunjungi rumahnya tetapi tidak pernah bertemu dengannya. Rumahnya pun selalu tertutup. Kemungkinan orang tuanya sedang pergi berkebun dan tinggal beberapa hari di sana. Beberapa siswa memberi tahu saya, bahwa ia tidak bersekolah karena merasa malu memakai sepatu yang sudah rusak ke sekolah. Saya kemudian meminta teman-temannya untuk menyampaikan pesan bahwa pak guru sangat menantinya untuk hadir di sekolah. Saya berharap dia bisa kembali bersekolah karena tidak lama lagi akan dilakukan ujian akhir sekolah.

Bersyukur, keesokan harinya ia pun datang. Dengan langkah yang sedikit lambat, seolah menyeret kaki kirinya. Saya pun memintanya segera masuk dalam barisan. Karena sesaat lagi apel pagi akan dimulai. Pada saat apel pagi, saya sampaikan kepada seluruh siswa bahwa apapun yang terjadi sebisa mungkin berusaha tetap bersekolah. “Mungkin ada banyak masalah atau kekurangan yang kita miliki. Tapi itu tidak boleh menjadi penghalang dalam berjuang untuk menuntut ilmu. Berjuang untuk mewujudkan cita-cita.”

Saat jam istirahat, saya memintanya untuk ke kantor. “Selamat pagi, pak guru”, ia menyapa saat memasuki ruang kantor. “Selamat pagi”, kujawab dengan sedikit senyum. “Ke mari, duduk di samping pak guru. Beberapa hari ini kamu sepertinya tidak bersekolah. Apa ada masalah?” Tanyaku seolah tidak tahu informasi apa-apa dari temannya. “Begini pak guru. Sepatu saya sudah rusak. Mama saya sudah berjanji akan membelikan, tapi sampai sekarang belum ada. Jadi saya tidak mau sekolah”, jawabnya dengan sedikit tertunduk. “Firman, dengarkan pak guru. Mungkin saja orang tuamu belum mampu untuk membeli. Karena itu, Firman tidak boleh memaksakan. Pakai saja sepatumu yang lama. Jangan malu hanya karena memakai sepatu yang sobek. Malu itu kalo kita berbuat salah”. Jadi jangan bersikap seperti itu ya”. “Iya pak guru, maaf…”. Saya pun mengamati sepatu yang ia pakai. Tampak sudah sangat lusuh dan bagian alas sepatu pada kaki kirinya sudah menganga. Jari kakinya terlihat karena tidak mengenakan kaos kaki. Pantas ketika berjalan, ia terlihat menyeret kaki kirinya.

“Firman, kebetulan besok pak guru ada urusan di kota. Nanti pak guru akan belikan sepatu di sana. Tapi kamu harus berjanji, selalu rajin untuk bersekolah. Bagaimana?” Suasana hening sesaat, hinga ia menjawab, “Betulkah pak guru? Saya sangat mau sekali pak. Sepatu saya ini sudah sangat rusak”, jawabnya dengan mata yang berbinar. “Ia, betul. Tapi ingat, harus rajin bersekolah”, jawabku sambil tersenyum.

Seperti biasa saya datang lebih awal di sekolah. Siswa mulai berdatangan satu persatu. Firman tampak berjalan menuju sekolah. Ketika tiba di halaman sekolah, segera saya memanggilnya. “Firman ke sini. Ini janji pak guru ya”, sambil mengeluarkan bingkisan dari dalam tas. “Itu sepatu ya pak?” “Ia, itu sepatu yang pak guru janjikan. Segera kamu pakai ya… Sepatu yang lama kamu masukkan dalam kresek, nanti baru bawa pulang ke rumah”, pintaku sambil memberinya kresek hitam.

Ia pun memakainya. “Terima kasih pak guru, saya pamit ke kelas dulu”. “Ia, sekalian panggil teman-temanmu untuk apel pagi ya”. “Ia Pak… siap.” Jawabnya dengan mimik muka yang sumringah.

Setalah menerima hadiah itu, ia akhirnya kembali rajin untuk bersekolah. Sikapnya pun semakin baik dan menjadi teladan bagi teman-temannya. Saya sungguh bahagia melihat perubahan perilakunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Selalu keren

08 Jun
Balas

Terima kasih pak guru

09 Jun



search

New Post