Kampus Mengajar Bagian I
“Pak, minggu depan sekolah kita akan mendapat kedatangan mahasiswa magang dalam program Kampus Mengajar.” Pesan singkat Bu Kepala malam itu.
“Ah sudahlah, kerjaan di sekolah dipikir esok hari, malam hari waktunya asyik bermain dengan anak-anak.” Gumamku.
Keesokan harinya Bu Kepala memanggil saya untuk membicarakan tentang Kampus Mengajar, tentang siapa yang akan menjadi guru pamong, tentang program sekolah yang mungkin bisa disinkronkan dengan program Kampus Mengajar, tentang penyambutan mereka, dan segala hal berkaitan melaksanakan amanah kedinasan lainnya. Di pikiranku terbesit bahwa Kampus Mengajar bisa saja seperti program Indonesia Mengajar masa lalu di mana para mahasiswa datang ke sekolah untuk mengajar di sekolah yang dianggap masih terbelakang atau rendahan.
Tiba-tiba terlintas di pikiranku, bagaimana nanti guru-guru yang ada di sekolah ini tatkala merek a datang untuk mengajar sedangkan jam mengajar yang masih terbatas karena pandemic malah hendak diselingi program Kampus Mengajar.
“Pasti akan terjadi protes.” Gumamku. Materi yang selama ini belum tersampaikan semua karena waktu pembelajaran masa pandemi tidaklah seefektif kala sebelum pandemi melanda. Guru banyak yang mengeluh karena banyak materi yang belum tersampaikan serta kurangnya antusiasme peserta didik kala pembelajaran daring sebelumnya menyebabkan materi belum dapat dikuasai peserta didik sepenuhnya.
Hari pun tiba, kala para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ternama datang memperkenalkkan diri. Ternyata mereka para mahasiswa yang mayoritas di semester V. Datang dengan mempernalkan diri secara sopan bahwa mereka adalah para mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi menjadi mahasiswa yang tergabung dalam program Kampus Mengajar angkatan dua.
“Hmm..pasti bukan mahasiswa asal-asalam karena mereka telah lolos seleksi serta dipercaya oleh Kemenristekdikti. “ bisik temenku.
Mereka memperkenalkan diri dengan sopan kemudian menyampaikan maksud tujuan kedatangan. Obrolan tentang rencana program pun langsung kami bicarakan.
Saya, Pak Eko, Bu Tiwi, dan Pak Dar menjadi pamong mereka. Menyampaikan secara singkat tentang profil sekolah, peserta didik, beserta aneka ragam potensinya.
Mereka secar singkat menyampaikan bahwa tujuan utama tugas mereka adalah membantu sekolah meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi bagi para peserta didik.
“wooow…ternyata pemerintah begitu serius melaksanakan penguatan literasi numerasi, bahkan akademisi perguruan tinggi dikerahkan untuk mewujudkan program itu.” Kataku pada rekan guru pamong.
Bersambung….
Bancak. menjelang awal November 2021/IrkhamS
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar