Irlidiya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Kasih Guru Tak Terbilang

Kisah Kasih Guru Tak Terbilang

Siapapun akan sepakat kalau orang tua adalah merupakan pendidik di rumah dan guru adalah pendidik di sekolah. Guru memengang peranan penting dalam membentuk karakter peserta didiknya. Bahkan guru merupakan cemin bagi peserta didiknya, dan terbukti pada diri saya. Sejak duduk di bangku sekolah dasar saya telah bercita-cita menjadi seorang guru. Hasrat dan keinginan saya tuk menjadi guru semakin kuat ketika saya melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Awalnya saya terinspirasi dan sangat terkesan dengan cara mengajar salah seorang guru saya, dan di sinilah kisah kasih itu dimulai. Akhirnya dengan tekad dan kemamuan yang keras saya miliki, serta perjuangan orang tua saya membiayai sekolah yang kehidupannya sangat pas-pasan kemudian berhasil meraih cita-cita. Kujalanani tugas itu dengan senang hati dan optimis bahwa menjadi seorang guru adalah sebuah pekerjaan mulia. Saya sangat sependapat bahwa profesi guru merupakan pekerjaan The High class. Bahkan ada yang mengatakan bahwa hanya ada pekerjaan di dunia ini; yang pertama adalah guru, dan yang kedua adalah profesi yang lahir dari didikan seorang guru.

Seiring berputarnya roda jaman, ketika issue peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) digulirkan, menjadi sebuah wacana yang perlu disikapi. Ini penting sebab SDM yang handal merupakan pilar penting dalam membangun bangsa. Dalam hal ini dunia pendidikanlah yang memegang peran penting dalam membangun SDM yang berkualitas. Dan ketika profesionalisme menjadi sebuah tuntuan, maka tiada lain yang harus dilakukan adalah selalu berpacu agar dapat meningkatkan kompetensi dan kualitas diri sehingga dapat berperan dalam penigkatan mutu pendidikan.

Sebagai insan pendidikan, menjadi seorang guru profesional adalah dambaan saya. Tapi menjadi seorang guru profesional tidaklah mudah. Seorang guru profesional harus memiliki kompetensi, baik kompetensi paedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, maupun kompetensi sosial. Seorang guru profesional dituntut tidak hanya bisa mentransfer ilmu pengetahuan, tapi lebih dari itu ia harus mampu mendidik, mengisi hati muridnya agar dapat mencetak generasi sebagaimana harapan dari tujuan Pendidikan Nasional. Menjadi insan yang beriman dan bertaqwa dan beakhlaq mulia.

Menjalani aktivitas keseharian saya di sekolah, saya selalu memotivasi diri dengan memberi gelar kepada diri saya bahwa saya adalah seorang “Guru Besar”. Guru besar yang saya maksud adalah besar impian dan harapan saya, besar keinginan dan cita-cita saya untuk melihat anak didik saya berhasil. Hal itu memberi spirit tersendiri bagi saya dalam menuntun langkah murid-muridku agar menjadi insan yang kelak dapat mengetahui eksistensi dirinya. Kuingin menjadikannya cerdas, tidak hanya cerdas intelektualnya tapi mereka harus cerdas sosial, emosional, terlebih lagi spritualnya.

Sungguh sebuah cita-cita yang sangat ideal, butuh perjuangan, kerja keras, ketekunan. Sangat berat tapi di sanalah tantangan untuk berkreasi, berinovasi dalam merancang metode pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. saya harus menunjukkan bahwa saya bisa!!!. Seribu rintangan yang saya hadapi tapi saya harus mempunyai sejuta trik dalam menghadapinya. Saya telah terlanjur cinta dengan pekerjaan dan menikmati setiap detik pekerjaan saya, dan akhirnya saya tiba pada sebuah titik bahwa apa yang kita lakukan dengan hati yang ikhlas dan sabar akan membawa kita pada suatu kesuksesan.

Dalam meniti karir, saya mempunyai moto hadir untuk memberi yang terbaik bagi bangsa sebagai wujud pengabdian. Prinsip saya: Genggam waktu berkarya terus raih prestasi, Indahnya hidup bukan karena seberapa banyak peserta didik mengenal kita tapi seberapa bahagia peserta didik mengenal kita. Saya akan berusaha untuk selalu melakukan yang terbaik dan menularkan virus perubahan, baik kepada teman seprofesi terlebih kepada anak didik yang kelak akan melanjutkan estafet kehidupan, sehingga dapat memberi andil dalam membangun bangsa ini ke depan. Ya…hari ini aku benar-benar menjadi guru. Semua itu tak lepas dari didikan seorang guru. Ingatanku kemudian melayang pada sosok seorang guru di SPG Neg. 1 Ujung Pandang, Dra. Darmini Hasan. Teringat kembali kenangan bersamanya. Kenangan saat beliau mendidik diri ini. Setahun terakhir ketika aku dudk di kelas tiga. Kala itu beliau memintaku untuk itnggal bersama di mukimnya di sebuah kompleks perumahan yang tak jauh dari sekolah. Jika ditempuh dengan jalan kaki, lima menit cukuplah. Kisah kasih itu kemudan berlanjut di sini.

Di usinya yang hampir sepuh, beliau hanya hidup berdua dengan sang suami tanpa kehadiran buah hati dalam kehidupan rumah tangganya. Maka jadilah aku 'anak' di dalam keluarga kecil dan bahagia itu. Tugasku membersihkan rumah dan halaman setiap hari sebelum berangkat ke sekolah. Aku diperkenalkan dalam keluarga besarnya dan selalu diikutkan jika ada acara hajatan keluarga.

Sebagai seorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, beliau sangat memegang teguh hal-hal yang sangat prinsip. Harus bangun sebelum adzan subuh berkumandang. Menerapkan aturan yang ketat padaku. Sebagai contoh, beliau sama sekali tidak mengizinkan teman lelaki datang bertamu di rumah. Kalau pun terpaksa, hanya untuk hal-hal tertentu semisal untuk meminjam buku atau sekadar menanyakan tugas sekolah yang waktunya dibatasi. Intinya tidak boleh sering berinteraksi dengan lawan jenis.

Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, beliau aktif membina ibu-ibu dalam wadah majelis taklim. Posisinya sebagai ketua, membuat aku kecipratan dalam kerja-kerja keummatan. Membantu mengedarkan undangan arisan, melaksanakan pengajian rutin di masjid yang kebetulan letaknya dekat dari rumah, mengantarkan undangan penceramah, serta kegiatan-kegiatan lain yang terkait program kerja majelis taklim tersebut. Satu hal yang tak boleh kutolak ketika aku didaulat untuk memandu acara. Atas perintah beliau aku harus menjadi moderator dalam setiap acara majelis taklim. Meski diawal ada rasa yang bercampur aduk. Perasaan takut salah, tangan yang gemetar memegang pelantang suara. Tapi beliau terus memotivasi sampai aku bisa. Tampil sebagai MC dalam perayaan peringatan hari besar Islam, maulid, isra mi'raj dan sebagainya. Beliau betul-betul mengajriku dengan penuh kasih sebagai pendidik. Alhamdulillah, berkah dari semuanya, akhirnya hari ini aku terbiasa berbicara di depan umum. Terlebih bisa berbicara di depan peserta didikku. Aku bisa menjadi guru yang baik berkat bimbingan guruku. Guruku...Kasihmu tak kan kulupakan sepanjang hidupku.

Ahhh…memang guru memiliki peran penting dalam membentuk peserta didiknya. Menjadi suluh dalam kehidupan yang membantu peserta didiknya meraih impiannya. Kuakhiri tulisan di buku harianku dan kuikutkan dalam lomba menulis yang dan beri judul “Kisah Kasih Guru tak Terbilang”

Biodata penulis:

Nama: Irlidiya, dilahirkan Ujung Pandang pada tanggal 21 Februari 1973. Saat ini berprofesi sebagai seorang Widyaiswara di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK). Email: [email protected]. Dapat dihubungi di nomor 085299446650.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan yg kreeeennnn.....slm literasi, ewako

11 Dec
Balas

Hahaha...the power of kepepet. elo'mu fi maroki, cappu wettu e.

11 Dec

Setuju Guru adalah pekerjaan The high class

11 Dec
Balas

Trm ksh pak

11 Dec

Maasya Allah... Keren sangat Bu...

11 Dec
Balas

Trm ksh bu

11 Dec

Luar biasa keren banget bunda. Salam sukses selalu.

11 Dec
Balas

Trm ksh bu

11 Dec

Semoga menang ibu doktor

11 Dec
Balas

Hehehe, trm ksh dinda.

11 Dec

Mantab tulisannya bu. Salam sukses selalu

11 Dec
Balas

Trm ksh pak

11 Dec

Keren

11 Dec
Balas

Makasih bu.

11 Dec

Guru Besar dan Impian Besar. Top banget Bunda.

01 Aug
Balas



search

New Post