Irlidiya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

RPP Satu Lembar

Sesuai dengan pembagian tugas dari kepala sekolah, saya diberi amanah mengajar di kelas TIga dan kelas Empat. Muridnya lumayan banyak, hampir lima puluan di dalam satu ruangan. Dua baris meja ke belakang untuk siswa kelas Empat, dua barisnya lagi untuk siswa kelas Tiga. Papan tulispun diberi garis tengah untuk memisahkan materi pelajaran. Menghadapi peserta didik dua kelas sekaligus setiap hari rasanya gampang-gampang susah. Belum lagi kalau teman mengajar di kelas sebelah tidak hadir. Tidak tanggung-tanggung empat kelas dalam sehari. Saya akui, betapa saya sering saya sering mangajar tanpa menggunakan buku, yang memang ketersediaan buku paket sangatlah terbatas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran waktu itu namanya Satuan Pelajaran (Satpel). Dengan melihat materi dalam silabus lalu menuliskan Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK), menentukan media dan metode dan langkah-langkah pembelajarannya, di akhir dengan menuliskan bentuk penilaiannya. Satpel tersebut ditulis tangan dalam buku album panjang yang disiapkan oleh Kepala Sekolah. Pada umumnya, setiap satpel hanya satu atau dua halaman. Ya semacam lesson plan istilah Mas Menteri. Perkaranya tidak cukup waktu untuk membuat RPP yang panjang dan sempurna.

Materi pelajaran tidak dicantumkan dalam RPP, sebab terkadang materi dalam buku paket tidak sesuai dengan kondisi lingkungan di mana anak tinggal. Sebagai contoh, di buku paket mengulas sejarah sebuah tempat ataupun legenda-legenda di luar Sulawesi Selatan. Bahan ajar ini cukuplah menjadi tambahan wawasan peserta didik. Tetapi penting bagi guru untuk memikirkan ketercapaian kompetensi dasar. Kondisi ini kemudian memaksa guru agar kreatif mencari bahan ajar yang sesuai dengan konteks situasi lingkungan sekitar anak, sesuai dengan teori pembelajaran kontekstual.

Demikian pula halnya dengan penilaian, contoh soal yang dicantumkan dalam RPP tidak harus banyak. Hal terpenting adalah bagaimana mengembangkan soal yang sudah ada. Lagi-lagi harus menyesuakan dengan kondisi. Tentunya dituntut kreativitas guru dalam mengembangkan soal yang akan diberikan kepada peserta didik, dan tidak mengandalkan semua yang tertera di dalam buku paket yang digunakan. Intinya, semua yang ada di buku paket atau buku pelajaran hanya menginspirasi guru, menjadi pemantik semangat agar guru mengembangkan sesuai dengan konteks di mana ia mengajar. Guru sangat diharapkan agar dapat berkreasi dalam menyajikan materi pelajarannya. RPP yang dikembangkan sendiri oleh guru akan memudahkannya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru mengetahui bagian mana yang masih pelu direvisi ataupun yang akan dikembangkan agar kompetensi dasar dapat tercapai. Hal yang tak kalah pentingnya adalah agar peserta didik dapat memahami apa yang dipelajarinya. Pada intinya, meskipun RPP nya sederhana, namun di dalamnya tergambar tiga hal. Yang pertama; Sikap apa yang terbangun pada diri siswa, kedua; pengetahuan apa yang diperoleh peserta didik setelah guru menyajikan materi pelajarannya. Dan yang ketiga; keterampilan apa yang dimiliki oleh peserta didik setelah belajar.

Sesuai dengan pembagian tugas dari kepala sekolah, saya diberi amanah mengajar di kelas TIga dan kelas Empat. Muridnya lumayan banyak, hampir lima puluan di dalam satu ruangan. Menghadapi peserta didik dua kelas sekaligus setiap hari rasanya gampang-gampang susah. Belum lagi kalau teman mengajar di kelas sebelah tidak hadir. Tidak tanggung-tanggung empat kelas dalam sehari. Harus kuakui, betapa saya sering saya sering mangajar tanpa menggunakan buku, yang memang ketersediaan buku paket sangatlah terbatas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran waktu itu namanya Satuan Pelajaran (Satpel). Dengan melihat materi dalam silabus lalu menuliskan Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK), menentukan media dan metode dan langkah-langkah pembelajarannya, diakhir dengan menuliskan bentuk penilaiannya. Satpel tersebut ditulis tangan dalam buku album panjang yang disiapkan oleh Kepala Sekolah. Pada umumnya, setiap satpel hanya satu atau dua halaman. Perkaranya tidak cukup waktu untuk membuat RPP yang panjang dan sempurna.

Materi pelajaran tidak dicantumkan dalam RPP, sebab terkadang materi dalam buku paket tidak sesuai dengan kondisi lingkungan di mana anak tinggal. Sebagai contoh, di buku paket mengulas sejarah sebuah tempat ataupun legenda-legenda di luar Sulawesi Selatan. Bahan ajar ini cukuplah menjadi tambahan wawasan peserta didik. Tetapi penting bagi guru untuk memikirkan ketercapaian kompetensi dasar. Kondisi ini kemudian memaksa guru agar kreatif mencari bahan ajar yang sesuai dengan konteks situasi lingkungan sekitar anak, sesuai dengan teori pembelajaran kontekstual.

Demikian pula halnya dengan penilaian, contoh soal yang dicantumkan dalam RPP tidak harus banyak. Hal terpenting adalah bagaimana mengembangkan soal yang sudah ada. Lagi-lagi dituntut kreativitas guru dalam mengembangkan soal yang akan diberikan kepada peserta didik, dan tidak mengandalkan semua yang tertera di dalam buku paket yang digunakan. Intinya, semua yang ada di buku paket atau buku pelajaran hanya menginspirasi guru, menjadi pemantik semangat agar guru mengembangkan sesuai dengan konteks di mana ia mengajar. Guru sangat diharapkan agar dapat berkreasi dalam menyajikan materi pelajarannya.RPP yang dikembangkan sendiri oleh guru akan memudahkannya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru mengetahui bagian mana yang masih pelu direvisi ataupun yang akan dikembangkan agar kompetensi dasar dapat tercapai. Hal yang tak kalah pentingnya adalah agar peserta didik dapat memahami apa yang dipelajarinya. Pada intinya, meskipun RPP nya sederhana, namun di dalamnya tergambar tiga hal. Yang pertama; Sikap apa yang terbangun pada diri siswa, kedua; pengetahuan apa yang diperoleh peserta didik setelah guru menyajikan materi pelajarannya. Dan yang ketiga; keterampilan apa yang dimiliki oleh peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran.

bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post