Irlidiya

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tantangan Tuan Guru

Menjalani profesi sebagai seorang pendidik membuat hidup terasa bersemangat. Berbaur di lingkungan masyarakat yang berbahasa Makassar membuatku terasa tertantang untuk bisa mengusai bahasa tersebut. Saya harus membuktikan teori yang mengatakan bahwa pemerolehan bahasa seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Menetap di lingkungan sekolah juga membuatku betah karena perhatian masyarakat juga luar biasa. Menghadiri undangan pernikahan, aqiqah, syukuran, dan acara lainnya adalah caraku mendekatkan diri dan bersosialisasi dengan masyarakat dan mengasah kompetensi sosial.

Terlibat aktif pada kegiatan ibu-ibu PKK dan majelis taklim di kampung juga menambah pengalaman. Setiap peringatan hari-hari besar Islam dirayakan dengan meriah. Semisal peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Yang menarik tentang keyakinan sebahagian masyarakat sekitar bahwa semakin banyak biaya yang dikeluarkan pada saat merayakan hari kelahiran nabi Muhammad saw, maka rezeki tahun depan akan semakin banyak. Maka kebiasaan warga adalah berlomba dalam membawa berbagai makanan yang dikemas dalam bakul, ataupun ember besar.

Pada bulan ramadan, biasanya sebelum sholat tarawih biasanya diisi dengan lantunan ayat suci alquran yang dibawakan oleh qari di kampung itu. Kadang diselingi dengan ceramah agama. Pengalaman yang berkesan pada suatu malam, entah malam ke berapa saya lupa. “Tuan guru” diberi kesempatan membawakan ceramah tarwih. Tuan guru merupakan sebutan masyarakat kepada semua guru. Sontak kompetensi spiritual rasanya tertantang. Dengan bekal secuil ilmu agama dari hasil bergerilya pada beberapa tempat kajian di kampus yang juga masih minim, memberanikan diri untuk memenuhi permintaan pengurus masjid. Meski ada perang batin dalam diri, tetap berusaha mengulas “Eksistensi Penciptaan Manusia”.

Berusaha mengemas bahasa sesederhana mungkin agar bisa dipahami oleh jamaah masjid yang hadir atau pun semua pendengar di sekitar masjid. Sekadar mengingatkan tentang surat AZ-Zariyat; 56. Tentang eksistensi penciptaan manusia. Bagaimana kehadiran kita di dunia ini menjadi orang yang dapat mengenal Allah, dekat kepada-Nya, merasakan bahwa Dia selalu mengawasi setiap gerak langkah kita dan berharap kelak kembali dengan husnul khatimah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post