Kita semua pasti pernah menghadapi orang marah-marah. Dari saudara kandung, orang tua, pasangan hidup, hingga klien kita. Apa reaksi pertama Anda ketika melihat orang lain marah-marah kepada Anda? Yang sering terjadi kita akan berusaha menjelaskan atau mungkin menasihati. Jika pilihan Anda adalah menasihati, hati-hati terhadap pilihan ini. Salah-salah orang tersebut semakin bertambah marah.

Mengapa orang bisa terbawa emosi dan marah? Kuncinya ada pada otak manusia. Otak manusia terdiri dari 3 bagian. Otak reptil, otak mamalia, dan otak neo korteks. Otak reptil adalah otak yang berfungsi untuk mengatur respon. Otak ini berperan pada situasi yang refleks terjadi. Dia dengan cepat akan memutuskan untuk berkelahi, atau lari. Otak yang kedua adalah otak mamalia, otak ini berperan mengatur emosi. Dan yang ketiga adalah otak neo korteks, otak yang berperan untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Otak yang terpicu pada saat kita sedang marah adalah otak reptil. Jika otak ini sedang berfungsi, maka fungsi otak lain tidak akan berjalan dengan baik. Kemampuannya untuk meredam emosi dan berpikir tidak maksimal. Ini sebabnya jika kita merespon orang yang sedang marah dengan segera menasihatinya untuk bersabar, tidak akan serta membuat mereka bersabar. Yang sering kali terjadi justru sebaliknya. Orang tersebut akan bertambah marah dan menganggap kita tidak memahaminya.

Jika Anda mengalami hal ini, respon yang terbaik adalah mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan berempati. Biarkan kemarahan itu keluar dan menguap. Saat orang yang bersangkutan sudah kembali tenang barulah kita ajak berdiskusi. Sebuah nasihat tentu bermanfaat. Hanya harus dilakukan di situasi dan waktu yang tepat.