Ahad yang cerah. Pagi ini paksu memenuhi janjinya untuk mengajari nyetir. Kemarin sore saya memang sudah meminta ijin belajar nyetir, dengan paksu sendiri yang akan jadi.instrikturnya.

Sebetulnya lebih nyaman jadi penumpang dari pada jadi sopir, ngg capek dan bisa santai duduk manis, tau-tau sampai di.tempat tujuan. Namun berhubung Neng Ayla ditinggal tuannya merantau dan kata orang belajar mobil matic lebih mudah, tidak ada salahnya kalau saya mencoba berkenalan dan membawa Neng Ayla seorang diri. Apalagi arah kerja saya sama paksu berlawanan arah, jadi kalau sesekali saya mau mengendarai roda empat ke sekolah, tidak harus selalu merepotkan paksu.

Selesai sarapan dengan mengucapkan basmallah terlebih dahulu, cuzz saya sama paksu ke kawasan sekuting terpadu, tujuannya adalah lapangan rumput di dekat GOR Aji Saka. Ternyata sesampai di sana sedang ada acara perkemahan, akhirnya kami beralih ke halaman Masjid Bintang Mas, yang masih berada di komplek Sekuting Terpadu. Halaman masjid yang cukup luas memang sering juga dijadikan tempat belajar menyetir jika halaman masjid sedang sepi. Berhubung ini sudah yang kedua kalinya, saya alhamdulillaah bisa juga membawa Neng Ayla mengelilingi halaman masjid. Akan tetapi sebelumnya saya harus siap mental menghadapi paksu yang bertindak menjadi instruktur yang galak ketika memandu. "Injak rem pelan-pelan kalau mau belok, jangan lupa balas setirnya kalau habis belok, kalau tidsk nanti numbur atau nyemplung", begitu instruksi paksu dengan nada cukup tinggi. Pantesan kata teman-teman jangan belajar nyetir dengan suami sendiri karena nanti malah berantem. Untung stok sabar tadi cukup banyak, jadi saya tidak merajuk ketika paksu mulai meninggi suaranya ketika memandu. Bahkan akhirnya paksu membiarkan saya sendiri menyetir Neng Ayla, sementara dia jajan siomay yang mangkal di sekitar taman dekat halaman masjid. Sebelum makan siomay pak instruktur galak ini menyempatkan diri merekam perkembangan belajar anak didiknya, kemudian dibagikan ke wag keluarga.

Liwa, 13 Februari 2022