Irma Sunaah

Penulis adalah guru di SMP N Sekuting Terpadu Liwa Lampung Barat. Penulis merupakan salah seorang alumni Sagu Sabu Kabupaten Lampung Barat th 2017....

Selengkapnya
Navigasi Web

Suka Duka Menjadi Pembina Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) # Tantangan gurusiana (12)

Saya akan mencobamenceritakan pengalaman saya selama menjadi pembina kelompok ilmiah remaja (KIR) SMP.

Pada tahun 2008 saya diberi amanah untuk menjadi Pembina ekstra kurikuler KIR yaitu kelompok ilmiah remaja bersama dengan dua rekan guru lainnya.

Kami bertiga punya visi ekstra kurikuler yang kami bina harus mendapat prestasi di tingkat kecamatan. Tapi setelah setahun visi tersebut belum tercapai karena tidak ada even lomba KIR SMP di tk kecamatan atau kabupaten.

Pada tahun 2009 dua orang rekan saya pindah sekolah, yang satu alhamdulillaah dimutasi ke sekolah lain dan jadi kepala sekolah ssdangkan rekan satu lagi yang masih honor diangkat menjadi guru kontrak di SMA.

Saya tetap menjadi pembina KIR bersama dengan seorang rekan guru IPS yang baru.

Pada waktu kuliah di Bogor saya pernah membaca ada sekolah di Bogor yang sering menjadi juara KIR di tingkat nasional. Bagi saya anak-anak yang menjadi juara KIR apalagi di tingkat nasional adalah anak-anak yang keren.

Jadi visi saya sekarang adalah bagaimana caranya anak-anak binaan saya juga dapat ikut bersaing di ajang KIR nasional. Mungkin ini dianggap berlebihan bagaimana bersaing di tingkat nasional sedangkan ditingkat kecamatan atau kabupaten dan provinsi kita belum punya prestasi apa-apa dalam bidang lomba karya ilmiah remaja (KIR).

Bukan suatu hal yang mudah tentunya untuk mewujudkan cita-cita tersebut, apalagi ekstra kurikuler KIR di tingkat SMP di sekolah kami SMPN 1 Liwa saat itu masih terbilang baru. Selama ini yang sering meraih prestasi sampai ke tingkat nasional adalah bidang seni dalam ajang FLS2N.

Dengan modal kemauan bukan kemampuan saya memberikan motivasi kepada anak-anak untuk mencoba membuat sebuah karya ilmiah remaja, dan saya bersyukur antusiasme anak-anak saat itu sangat baik. Kalau di awal dibentuknya KIR saya mengikuti program yang sudah dibuat oleh senior saya, kali ini saya mencoba membina anak-anak dengan cara saya, saya lebih banyak memberikan motivasi daripada memberikan teori, sebetulnya karena seperti sudah dijelaskan tadi, saya membina karena adanya kemauan bukan kemampuan.

Jadi dalam membina KIR saat itu saya minta mereka membentuk kelompok dan mencoba membuat sebuah inovasi yang harus mereka tuliskan dalam sebuah laporan karya ilmiah. Saya hanya membantu mereka menyampaikan contoh-contoh karya ilmiah remaja yang sudah pernah dibuat orang lain dengan harapan anak- anak akan mendapatkan inspirasi dan berinovasi dari karya-karya yang pernah dibuat tersebut.

Akhirnya kesempatan itu datang, kami mendapat surat pemberitahuan ada lomba penelitian ilmiah remaja SMP tingkat nasional.

Bagi pelajar yang berminat bisa mengirimkan karyanya langsung ke panitia di tk.nasional melalui Kantor Pos. Pucuk dicinta ulam tiba, inilah saat yang saya tunggu-tunggu.

Bersambung

Liwa, 8/02/2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga bermanfaat, salam kenal kembali Bu, tunggu lanjutannya Ya bu.Terimakasih sudah mampir

08 Feb
Balas

Tulisan yang inspiratif. Salam kenal

08 Feb
Balas

berat ya pasti...tp iklhas saja..jd pahala nantinya

09 Feb
Balas

AamiinTerimakasih Bapak

13 Feb



search

New Post