Irmawani Lumban Gaol

Seorang Guru dan juga seorang ibu. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

PELATIH ATAU JURI

Pelatih atau Juri

Seorang pelatih tentu pasti mengenal semua anak asuhannya. Mengenal disini adalah bukan hanya mengenal data-data anak asuhannya tetapi seluruh sifat dan sikap mereka. Pelatih juga akan mengetahui tentang kelebihan dan kekurangan para anak asuhnya.

Pelatih juga sangat paham apa yang dibutuhkan oleh anak asuhnya, itulah yang seharusnya pelatih kuasai selain dari ilmu yang akan diajarkan kepada mereka. Seorang pelatih yang memiliki kemampuan tersebut akan mudah melatih dan mengarahkan anak asuhnya. Jadi ketika seorang pelatih mampu merangkul semuanya maka tentu anak asuhnya akan sangat menghormati pelatih tersebut. pelatih juga bukan seorang yang otoriter. Akan sangat kelihatan apabila seorang pelatih yang otoriter akan menghasilkan anak asuh yang berbeda.

Banyak orang mengatakan dengan kesal, ‘sok jago’ pada pelatihnya karena seorang pelatih sepakbola memang belum tentu sehebat pemain bola yang hebat. Namun seorang pelatih hebat akan melahirkan pemain bola yang hebat. Itu kuncinya. Pemahaman itu sangat dangkal apabila mengatakan bahwa seorang pelatih bola harus lebih jago bermain bola dari orang yang dilatihnya. Itu penilaian yang sangat salah.

Seseorang bisa disebut juri apabila ia mempunyai pengetahuan lebih atau kemampuan lebih dari orang yang akan di jurinya. Seorang juri tentu sangat berbeda dengan seorang pelatih. Kelebihan seorang juri harus diatas seseorang yang sedang dinilainya. Namun secara praktek memang belum sejago yang dinilainya. Misalkan seorang juri tinju tentu ia belum tentu bisa bermain tinju, namun ia paham cara memberikan nilai bagi setiap gerakan sipeninju.

Dari penjelasan diatas tentu kita bisa memahami perbedaan seorang pelatih dan juri sangat berbeda jauh. Persamaan seorang pelatih dan juri adalah bahwa mereka mampu melihat segala kekurangan dan kelebihan orang yang dilatihnya dan orang yang dijuriinya.

Pertanyaannya adalah kenapa guru bukan seorang pelatih atau seorang juri? Jawabnya adalah bahwa seorang guru adalah sudah termasuk sebagai seorang pelatih dan juga sebagai juri. Seorang guru tentu akan memiliki kemampuan yang dimiliki oleh seorang pelatih dan kemampuan seorang juri. Namun itu semua dibungkus menjadi istilah pendidik. Bahkan guru bukanlah seorang pengajar, karena pengajar hanya mentransfer ilmunya saja kepada anak muridnya. Jadi seorang guru tentu diatas seorang pengajar juga. Tidak hanya sebagai pentransfer ilmu tapi seorang guru mampu menyentuh perasaan muridnya sehingga sang murid paham akan kelebihan dan kekurangannya dalam hidup. seorang murid juga mampu melihat masa depannya. Ia akan terinspirasi oleh sang guru tersebut.

Pertanyaan pada diri saya sendiri adalah bahwa saya belum mampu seperti seorang guru yang dijelaskan sebelumnya. Apalagi dimasa-masa pandemic ini. Kurangnya waktu untuk berinteraksi membuat saya merasa sangat jauh dengan siswa saya. Bahkan saya tidak bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Saya bahkan lebih egois dari sebelumnya bahwa saya merasa sangat tertekan dengan keadaan seperti ini. Saya merasa bahwa apa yang saya mau harus terlaksana, misalkan dengan penjelasan di video virtual dan memberikan materi akan membuat siswa mudah memahaminya. Faktanya masih banyak yang tidak mengerti apa yang saya maksud.

Berbagai kendala selama ini saya renungkan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Yaitu mahluk yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Mahluk yang membutuhkan perhatian, kasih sayang dan rasa hormat dari orang lain. Berkomunikasi dengan aplikasi yang beredar saat ini sangat sering membuat saya dan siswa salah paham. Saya tidak tahu apa yang mereka maksud dan mereka pun begitu tidak langsung paham apa yang saya maksud alias ‘jaka sembung’.

Namun situasi seperti ini tidak serta merta langsung menyerah. Semua tekanan dan juga kesalah pahaman, emosi, amarah, ketidak puasan, kecewa, dan lainnya yang bercampur aduk dalam hati ini saya telan dengan bulat-bulat. Awalnya saya ingin menjelaskan panjang kali lebar lewat chattingan, namun menjawab pertanyaan yang sama dari beberapa orang sama akan membuat emosi naik. paling yang saya lakukan adalah Tarik nafas, berusaha memberikan emot yang sesuai. Kalau siswa paham terimakasih, kalau tidak paham juga terimakasih. Saya tidak mempunyai kemampuan untuk meraba perasaan mereka saat ini. Sungguh seperti perahu yang kehilangan arah.

Bagaimanapun juga bahwa pembelajaran jarak jauh ini harus dilakukan. Saya hanya berdoa semoga pandemic ini cepat berlalu dari bumi nusantara ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post