Aku seorang guru matematika di sebuah madrasah negeri setingkat SMP. Bagiku, mengajar adalah kegemaran, bukan sekedar profesi. Aku menikmati aktivitas yang telah kulakoni hampir 30 tahun, dua pertiga dari umur perjalanan hidupku.

Aktivitas mengajarku berjalan seperti biasa. Mengajar pada enam rombel kelas 8 dan satu rombel kelas 9. Hingga tanpa kuduga semua perencanaan pembelajaran akhirnya berubah total. Ya berubah total karena pandemi virus corona.

Makhluk sangat kecil yang menghebohkan itu awalnya muncul di Wuhan Tiongkok. Dalam waktu cepat lalu menyebar ke seluruh dunia. Terjadilah pandemi global. Ratusan ribu orang terpapar virus. Banyak korban meninggal. Suasana mencekam, penuh ketakutan. Hingga akhirnya banyak pemimpin negara memberlakukan kebijakan ketat dalam memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Salah satunya, kebijakan social distancing yang mengubah banyak hal interaksi kehidupan manusia.

Senin, 23 maret 2020, sesuai perintah pimpinan aku mulai menjalani Work From Home (WFH). Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selama menjadi guru, rata-rata 30 – 50% siswa di kelas menemui kesulitan belajar matematika. Lalu bagaimana memberikan pemahaman pada mereka dengan pembelajaran jarak jauh?

Dengan kemampuan terbatas, kusiapkan diri. Aku harus melakukan penyesuaian pada perencanaan dan sarana belajar. Kadang aku sedih jika membuka video pembelajaran menarik di youtube. Menyesal, karena aku tak memiliki kerampilan memadai untuk membuatnya sendiri sehingga pembelajaranku jadi menarik. Hanya bisa membagi video yang sudah jadi. Beberapa tidak cocok dengan rencana materi yang telah kubuat.

Aku sebenarnya sangat sadar bahwa seorang guru harus terus belajar agar mampu tampil menarik di generasi milenial. Namun sekian lama aku lalai. Coronalah yang telah memaksaku belajar cepat menyesuaikan diri dengan keadaan. Selama WFH kuikuti banyak webinar teknik mengajar dan lima pelatihan. Dua diantaranya pelatihan online membuat video pembelajaran.

Corona memang musibah. Namun bagiku corona juga berkah yang memaksa diriku belajar. Berharap cara mengajarku lebih baik ke depan. Semoga corona segera berlalu. Aku rindu kalian, murid-muridku.