IRMI LIKNA SARI

Perempuan tulen ...

Selengkapnya
Navigasi Web

HARI ITU (TANTANGAN HARI KE 53)

Akhirnya jawab yg aku tunggu pun disampaikan pada pihak keluarga terdekatku, dia pun menyuruh ku untuk mengatur segala sesuatu dengan ayah dan ibunya, tak terkira rasa syukurku pada allah SWT. Langkah yang ku ambil untuk meminangmu berujung bahagia, aku pun mempercepat segala proses dan persiapan pernikahan kami yang tidak sampai 3 minggu lagi, tanggal dan semua nya sudah ku urus tanpa merepotkan keluargaku dan keluarganya, dengan semua koneksi sahabat dan seluruh kolegaku.

Sejak dia memutuskan untuk menerima khitbahku, aku tak pernah menghubungi, takut kalau dia terganggu atau merasa tidak nyaman. Tapi hati kecilku menolak itu, seharusnya tetap kubertanya kabarnya. Sebenarnya hatipun sudah tak kuasa untuk bertemu dan benar-benar memeluknya dalam dekapan ke halalan yang allah berikan jalan. Doaku tak putus-putus semoga allah melancarkan sempai hari H tiba. Semua sudah matang persiapan, membereskan hal-hal kecil saja sudah membuat repot semua orang, tapi sepertinya semua orang merasa bahagia membantu persiapan untuk hal yang sangat sakral sekali seumur hidup.

Sampailah pada hari H, perencaannya pelaksanaan akad nikah akan dilaksanakan di mesjid paling besar dan indah di kotaku, mengapa aku memilih disana? karena rumahku dan rumah calon bidadariku dekat dengan mesjid tersebut. ba`da sholat subuh dihari jum`at, aku sudah menunggu beserta keluarga besar, serta para jama`ah shalat shubuh namun ada yang aku heran. Kenapa keluargamu tak seorangpun nampak batang hidungnya? apakah kalian tidak ikut sholat subuh berjamaah? perasaanku mulai tak tenang. apakah aku harus menghubungimu atau keluargamu? aku tetap berusaha tenang, walaupun sebenarnya darahku sudah mulai panas dan keringat dinginku bercucuran. hampir 45 menit, jam sudha menunjukkan 06.00 WIT tapi kau tetap tidak muncul calon bidadariku. apa yang ada dalam pikiranmu, akankah kau datang. atau kau berubah pikiran? aku tak ingin mengira-ngira. berkali-kali aku beristighfar dan berdzikir, mlirku sudah komat-kamir seperti membaca mantra. pandanganku tetap melihat ke arah gerbang mesjid, dari kejauhan muncullah orang berbaju putih dengan tergesa-gesa. aku perpikir itu adalah kau , tapi salah. orang tersebut kemudian menghampiri ku, aku heran karna aku tak mengenali pria tersebut. tapi dia menyampaikan pesan bahwa kau tidak jadi datang!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post