Imas Rohilah

Mengajar Mulok Mapel Bahasa Sunda di sebuah SMP di Cianjur; menakluk globalisasi dengan berpijak pada tradisi; dan menyeduh kopi untuk sang suami. Dah gitu aja....

Selengkapnya
Navigasi Web
KEBELET KE TOILET, SEPENGGAL KIAT PRODUKTIVITAS DARI SEORANG IDRIS APANDI
Idris Apandi, penulis produktif yang yang tetap rendah hati.

KEBELET KE TOILET, SEPENGGAL KIAT PRODUKTIVITAS DARI SEORANG IDRIS APANDI

Pria kelahiran Bandung, 15 Maret 1980 yang sedang asyik mengetik itu senyum-senyum simpul ketika emak-emak mengerubutinya minta berfoto bareng. Dia kemudian bergeser, memberi ruang buat para emak agar leluasa ber-wefie dengannya. Pa Idris, begitu dia disapa. Dia penulis produktif di berbagai platform media daring dan media cetak. Dia sedang asyik mengerjakan tugas penyuntingan “Kelas Editor Buku MediaGuru Jabar 2” yang diadakan pada 7-8 Maret 2020 di Kantor Disdikbud Provinsi Jawa Barat.

Ibu-ibu peserta terkagum-kagum atas keikutsertaannya. “Gak nyangka bisa ketemu Pa Idris di sini. Penulis sehebat beliau masih mau belajar bersama kami.” Seorang peserta asal Tasikmalaya berujar. Eko Prasetyo, pemateri pada kegiatan itu pun mengatakan, “Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah orang-orang yang rendah hati.” Demikianlah, kerendahan hati seorang Idris Apandi telah mendorongnya untuk bergabung di kelas ini.

Idris Apandi sangat konsisten dalam kiprahnya di dunia tulis-menulis. Tidak heran jika dia menggagas Komunitas Pegiat Literasi Jawa Barat dan sekaligus didaulat menjadi ketuanya. Tulisan Idris yang pertama dipublikasikan di koran Galamedia tahun 2006 berupa Surat Pembaca. Waktu itu, dia terinspirasi oleh kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudoyono ke sebuah sekolah dasar di Jakarta. Sejak saat itulah bermunculan tulisan-tulisannya seperti tak terbendung. Hingga sekarang Idris telah mengumumkan sekitar 800 artikel dan 43 buku.  Meskipun demikian, dia mengaku masih harus banyak belajar untuk menulis. Itulah sisi kerendahan hati penulis produktif-inspiratif, Idris Apandi, M.Pd.

Ketika tiba pada sesi wawancara dengan format talkshow, Idris Apandi didaulat menjadi salah seorang narasumber. Dia pun membagikan pengalamannya tentang gagasan bahan tulisan. “Bahan tulisan bisa didapat di mana saja dan kapan saja. Setiap saat, di setiap tempat. Mood bukan untuk ditunggu, tapi harus dicari. Tulislah apa yang dialami, dilihat, dirasakan, dan diimpikan. Menulis ibarat orang kebelet ke toilet. Tidak bisa didiamkan. Jika diabaikan, akan tersiksa,” ujarnya mengalir santai. “Gagasan harus segera disambut. Minimal, kalau belum ada waktu, ditulis poin-poinnya dulu. Sekarang begitu mudah menuliskan gagasan. Setiap orang punya gawai. Itu bisa dimanfaatkan secara maksimal,” sambungnya lagi. Tidak heran, meskipun disibukkan dengan rutinitas tugasnya sebagai seorang widyaiswara di LPMP Jawa Barat, tulisan-tulisannya tetap mengalir deras.

Idris menyampaikan kiat lainnya bahwa menulis harus merdeka. “Abaikan teori,” begitu katanya. Ia mengaku menulis dengan gaya bodo amat. Artinya biarkan para pembaca menjadi hakim atas tulisan-tulisannya. Mau dinilai bagus, mau dinilai jelek, terserah kepada pembaca. Dalam hal pemilihan judul, dia menyarankan agar menulis dengan judul yang ‘provokatif’. Dia pernah dikritik oleh seorang guru IPA gegara artikelnya diberi judul “Mencapai Orgasme Literasi”. Tapi menurutnya, itulah judul yang ‘menjual’, mengundang orang untuk penasaran membacanya. Tidak heran pula jika tulisannya yang berjudul “Ketika Ridwan Kamil ‘Menampar’ Wajah Pendidikan Kita” dibaca oleh sekitar 600.000 orang hanya dalam waktu tiga hari.*** Bandung, 8 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih. Iya, Pak Idris penulis produktif dan inspiratif, saya harus belajar padanya.

15 Mar
Balas

Wow, tulisan yang luar biasa mengungkap orang yang luar biasa juga keren. Sukses selalu dan barakallahu fiik

10 Mar
Balas

Terima kasih banyak apresiasinya.

15 Mar

Bagus tulisannya Bu. Keren Pak Idris masih muda baru 40 tahun tapi karyanya luar biasa .

09 Mar
Balas

Terima kasih. Iya, Pak Idris penulis produktif dan inspiratif, saya harus belajar padanya.

15 Mar

Wow, mantap bu..menglas seseorang yangsampai jelas dan detil..salut..smga saya ketularan nih..salam

15 Mar
Balas

Terima kasih, saya masih harus banyak belajar. Salam literasi guru Indonesia.

16 Mar



search

New Post