Irwansyah Ismail

Saya guru yang sekarang aktif mengajar di SMA Negeri 1 Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Meskipun senang membaca, tetapi soal tulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web
BAJU LEBARAN

BAJU LEBARAN

Part-3, Bagian terakhir

#TantanganGurusiana hari ke-61

Butiran pasir hitam berkilat ini berkecamuk dalam pikirannya. Ia yakin lebaran tahun ini akan sangat meriah di rumahnya. Khayalan ini terus memenuhi pikirannya. Rustinah, perempuan dari desa tetangga yang dinikahinya 8 tahun akan tampil cantik dengan pakaian baru. Begitu pula dengan anak-anaknya. Oh ya, Rustinah pasti kuizinkan membeli gelang yang diinginkannya. Bukankkah kebanggaan seorang suami adalah mampu buat istri dan anak-anaknya bahagia? Istri adalah harga diri suami. Istri adalah harga diri keluaga. Ia bukan hanya karena berjasa telah mendampingi dan mengurusi segala urusan rumah tangga termasuk suami. Lebih dari itu, ia telah berjasa besar karena telah melahirkan dan membesarkan anak-anaknya mereka. Merawat dan menyusui anak-anak itu bukan pekerjaan mudah karena dan tak banyak suami mana pun di dunia ini yang mampu melakukannya sendiri.

Farhan terus mencangkul, impian tentang lebaran yang lebih semarak telah membunuh rasa letih dan juga rasa hausnya. Harapannya hari ini akan menjadi hari kerjanya yang terkhir. Besok ia harus di dapur membantu menyiapakan segala sesuatunya agar lebaran pada esok lusa benar-benar menjadi hari yang berbeda daripada lebaran sebelumnya.

Hari sudah masuk Magrib. Matahari mulai hilang. Sinar matahari yang menghilang mengubah suasana terang menjadi temaram lalu berubah menjadi gelap. Dalam samar siswa cahaya, suasana menjadi serba menakutkan. Perubahan dari senja ke malam, seolah membuat bayangan pohon merubah mengerikan. Siluet hitam pepohonan yang tingginya tak beraturan itu bagai barisan raksasa, diam tak bergerak.

Lewat waktu salat Isya, gerimis mulai menyirami desa. Farhan belum juga pulang. Rasa cemas menyelusup ke hati Rustinah. Begitu pula dengan anak-anaknya. “Ya Allah, lindungilah suamiku.” Ucapnya lirih. Tiba-tiba, kekhawatiran perempuan ini berubah menjadi perasaan rasa takut yang tak terbayangkan.

Sejurus kemudian, gerimis berganti menjadi hujan. Malam semakin larut ketika langit semakin menumpahkan air selebat-lebatnya ke permukaan bumi di desa itu. Tapi, Farhan belum juga kembali.

Tamat

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya Allah semoga TDK terjadi apa apa sama farhan

01 Aug
Balas

Amin. Mks Bunda. Salam literasi

02 Aug
Balas



search

New Post