Irwansyah Ismail

Saya guru yang sekarang aktif mengajar di SMA Negeri 1 Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Meskipun senang membaca, tetapi soal tulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KALI PERTAMA

KALI PERTAMA

#TantanganGurusiana hari ke-62

Kali pertama aku menginjakkan kaki ke SMP tersebut menyadarkanku akan dunia yang akan kugeluti nanti. Tak pernah terbayangkan aku akan berdiri di muka kelas, menghadapi puluhan pasang mata di depanku. Pasangan mata yang akan mengevaluasi segala gerak-gerikku di muka kelas. Pasangan mata yang mengikuti semua mengikuti ke mana saja akan begerak di depannya. Juga pasangan mata yang akan menentukan apa aku sudah cukup layak menjadi orang guru yang akan ikut serta menentukan nasib mereka di masa depan. Membayangkan itu semua, jantungku makin berdegup kencang. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang baru saja selesai mengenyam bangku kuliah seperti aku? Aku dipersilakan menemui kepala sekolah.

Selesai audiensi dengan kepala sekolah, aku diantar menghadap wakil kepala sekolah. Ruang kerjanya bersebelahan dengan dengan ruang tata usaha dan hanya dibatasi oleh jalan masuk ke areal bagian tengah pekarangan sekolah. Seorang lelaki kurus tinggi menyambutku dengan senyum. Aku dipersilakan duduk. Ruang kerjanya begitu sederhana. Tak banyak hiasan yang ada di ruang itu. Sebuah kursi dan sebuah meja kerja yang menjadi simbol kedudukan lelaki itu di sekolah ini tepat berada di tengah belakang ruang kerjanya. Selebihnya adalah seperangkat kursi tamu yang mengelilingi sebuah meja persegi empat tepat berada di depan meja kerja. Di salah sat kursi itulah aku duduk.

Lelaki ini berkulit agak gelap. Orangnya terkesan pendiam dan tak suka bicara. Kalau bicara kepala seperti lagi menunduk, namun matanya selalu menatap ke arahku saat berbicara. Gaya bicara dan intonasinya yang rendah dan santun membuatku keliru menafsirkan etnis lelaki ini. Dari lelaki ini yang selalu menggunakan nama marga di belakang namanya ini, aku menerima banyak pesan dan penguatan untuk bertugas menjadi pendidik di sekolah ini. Terutama tentang dunia pendidikan pada umumnya. Banyak yang kami obrolkan, banyak pula wawasan yang menambah kepercayaan diriku. Namun, lebih banyaklah aku mendengar petuah dari lelaki ini. Bagiku beliau adalah sosok pertama yang telah ikut serta membentuk karakter awalku untuk mulai masuk ke dalam dunia “Umar Bakri” secara sungguh-sungguh. Itulah sebabnya, suatu pukulan kehilangan yang cukup menyedihkan saat semalam aku mendengar kepulangannya menghadap ilahi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post