MEMPERTAHANKAN SEMANGAT
#TantanganGurusiana hari ke-103
Menjawab tantangan menulis di Gurusiana memang tidak mudah. Berbagai hambatan dan kesulitan sering menghadang tanpa kompromi. Setiap langkah untuk menulis, sebagai upaya untuk menjawab tantangan dapat saja kandas, bahkan hancur berantakan karena persoalan-persoalan sepele. Kesulitan mencari topik atau bahan tulisan, waktu untuk membuat draf tulisan, merevisi draf, dan akhirnya menayangkan apa yang sudah kita buat, semuanya harus dilakukan dalam rentang waktu yang telah ditargetkan. Tidak boleh lewat atau terlewatkan. Kalau lewat waktu, sanksinya sudah cukup jelas, remedial atau mengulang menulis dengan menghitungnya dari awal. Kalau baru satu atau dua tulisan mungkin tidak begitu menjadi masalah. Bayangkan, kalau tulisan yang kita buat sudah sampai pada puluhan atau ratusan tulisan. Lalu, kita harus menghitung lagi dari awal. Hancur bah!
Sebaliknya, menurutku, justru di situlah letak seninya. Menulis berubah menjadi keasyikan tersendiri. Ibarat sebuah cerita fiksi, alur ceritanya menyimpan suspense yang akan membuat pembaca makin betah untuk terpaku pada alur. Nasib tokoh akan terus diikuti dan ingin diketahui nasibnya di akhir cerita. Hanya saja, di TantanganGurusiana ketegangan yang terjadi justru pada pemenuhan waktu tayang. Hal ini mengingat, kita juga disibukkan dengan rutinitas harian yang juga pasti tak bisa ditinggalkan. Sering terjadi, Saat malam tiba baru tersadar bahwa hari itu belum ada satu pun tulisan yang akan ditayangkan. Perasaan “celaka” ini bertambah runyam ketika sadar ternyata belum juga ada ide sedikit pun untuk dituangkan dalam tulisan. Pikiran pun seolah buntu. Sementara waktu berubah semakin malam, bukan ide tulisan yang muncul, tetapi rasa ngantuk yang menyerang dengan dahsyatnya. Pada saat-saat seperti ini, hanya tekad dan sisa semangat untuk menulislah yang akan menjadi juru selamat.
Terlepas dari itu semua, hal yang agak meringankan adalah, tim redaksi sudah berbaik hati untuk memperkenankan petarung literasi untuk membuat tulisan dalam berbagai alterantif pilihan bentuk tulisan. Ini tentu cukup bijak dan sangat melegakan, mengingat, kemampuan penulis cukup beragam. Satu lagi, rata-rata mereka lagi mencari gaya dan bentuk tulisan yang sesuai dengan kemampuan dan potensinya. Dengan begitu, akan muncul bentuk tulisan yang sesuai dengan ide yang ada. Juga sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan dalam menjelmakan bentuk tulisan yang akan dibuat. Benar kata Arswendo Atmowiloto (almarhum) dalam bukunya Menulis Itu Gampang bahwa menulis itu gampang. Ya, menulis itu sebenarnya memang gampang. Yang sulit adalah saat karya berbentuk tulisan harus dibuat dengan target waktu yang tidak bisa ditawar-tawar.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mks Bu Sri. Salam literasi dari saya.
Tulisan yang sangat informatif Bunda .. Semangat untuk selalu berkarya yaa