Irwansyah Saragih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
AYAH, BEKALI ANAKMU PENDIDIKAN AGAMA SEJAK DIA MASIH KECIL!

AYAH, BEKALI ANAKMU PENDIDIKAN AGAMA SEJAK DIA MASIH KECIL!

Namanya Khansa Aulia Saragih. Usianya kini menjelang lima tahun. Khansa telah kami perkenalkan mengenakan jilbab sejak kecil. Terkadang kami pakaikan dia jilbab balita yang lucu, yang membuatnya semakin cantik, sehingga membuat saya tak bosan untuk menatapnya. Mungkin, dulu Khansa tidak mengerti, mengapa dia harus mengenakan jilbab. Namun kami yakin, suatu saat nanti dia akan faham, bahwa sebagai seorang muslimah kewajibannya adalah menutup aurat.

Waktu terus berjalan, Khansa pun terus tumbuh semakin besar, dari bayi mungil, mulai merangkak, berjalan, mulai berbicara, hingga kini kuat berlari. Alhamdulillah, ternyata tak butuh waktu panjang bagi kami memahamkan Khansa, mengapa dia harus mengenakan jilbab.

Suatu waktu, kami sekeluarga akan pergi jalan-jalan ke luar kota. Seusai mandi, Khansa pun bergegas mengenakan pakaian. Alhamdulillah, Khansa sudah mandiri mengenakan pakaian plus jilbabnya. Di saat Khansa sibuk menata jilbab yang dikenakannya di depan cermin, Salim Mohammad Aqsha Saragih, adiknya, ternyata memperhatikan kakaknya. Melihat dirinya diperhatikan, Khansa pun berkata “Ini jilbab punya kakak, kan kakak perempuan, jadi harus pake jilbab. Anak perempuan itu kan harus menutup aurat, ia kan Yah?” Tanyanya kepada saya yang masih terkesima mendengar ucapannya.

“Ia, Nak. Kalo kakak terus pake jilbab, nanti kakak akan kumpul lagi di surga bareng ayah, bunda, dan adek,” jawab saya. Masyaallah sungguh terharu saya mendengar putri kecil saya mampu menyampaiakan kalimat seperti itu.

Berbeda dengan Khansa, Salim pun punya cerita lain. Usianya memang baru mau menginjak 3 tahun. Namun, Salim sudah sering ikut shalat di musholla. Ketika muadzin mengumandangkan azan, Salim berlari ke ruangan tersebut. Dia perhatikan orang yang sedang azan. Jika, kebetulan saya yang azan, Salim pun menirukan apa yang saya ucapakan. Tak jarang dia berusaha meraih mikrofon yang saya pegang. Sekarang, ketika mendengar suara azan, Salim langsung spontan menirukannya. Kalimatnya masih sangat berantakan, mengingat Salim memang belum lancar berbicara. Walaupun, masih belum jalas apa yang Salim ucapkan, namun suara itu begitu merdu dan indah bagi saya. Bahkan, sering saya minta Salim agar mengulanginya lagi dan lagi. Kami yakin, seiring berjalannya waktu, suatu saat nanti Salim akan mampu mengumandangkan azan dengan benar.

Catatan:

Sebagai orang tua sudah sepantasanya kita mengenalkan pendidikan islam kepada anak-anak. Jangan biarkan mereka tumbuh tanpa ilmu agama. Tidak mengapa, jika prosesnya berjalan lama. Percayalah, jika kita terus menerus mengingatkan dan mengajari mereka sejak dini, Insyaallah pengetahuan itu akan terpatri di dalam hatinya. Kelak mereka akan mudah dan ikhlas dalam menjalankannya. Pertanyaannya, sudah sejauh mana kita bekali anak-anak kita tentang pengetahuan agama? Sudah seberapa sering kita sebagai orang tua, mencontohkan mereka menjalankan ajaran agama islam dengan benar?

Anak adalah titipan dari Allah SWT, bisa jadi anak tersebut akan menjadi perhiasan yang berharga bagi kita. Namun, jika kita tidak membekalinya dengan ilmu agama yang kokoh, maka bisa jadi anak tersebut akan menimbulkan fitnah. Dan, kita sebagai orang tuanya akan diminta pertanggungjawaban akan apa yang telah kita lakukan terhadap mereka. Pertanggungjawaban itu dapat kita peroleh di dunia dan di akhirat kelak.

Khusus untuk ayah, jangan biarkan pendidikan anak itu hanya urusan bundanya, ikutlah membersamai mereka melewati masa-masa kecilnya. Ingat apa yang dipesankan Nabi kita, “Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka.”

Iman memang tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang soleh, bisa saja apa yang telah kita tanamkan sejak dini tidak mereka terapkan di masa yang akan datang. Namun, tugas kita hanya taat padaNya, dengan membekali anak-anak kita ilmu agama. Jangan sampai, ketika kita menua atau meninggal dunia kelak, anak kita berkata, “aku tidak tahu syariat islam.”

'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik'

'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta'atik'

‘Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yun waj’alna lilmuttaqina imama

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”

“Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hati kami diatas ketaatan kepadamu”

“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”

Oleh: Irwansyah Saragih

*Penulis buku Jalan Surgaku

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post