Irwansyah Saragih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
SUKSES DENGAN JARINGAN LUAS
Sebelum meninggalkan Pusdiklat Photo bersama Pak H.Wahyudin

SUKSES DENGAN JARINGAN LUAS

Sejak memutuskan hijrah menjadi seorang guru, maka otomastis jaringan saya pun semakin banyak dan berkembang terutama dengan orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Kerap di utus sekolah mengikuti pelatihan pendidikan membuat jaringan saya semakin luas. Bertemu orang baru selalu menghadirkan pengalaman menarik. Membuka lebih luas wawasan mengenai dunia pendidikan. Tidak hanya itu, setiap mengikuti pelatihan, energi dan semangat baru menjadi seorang guru semakin membuncah tinggi. Saya sangat bangga, karena sekolah saya sangat mendukung peningkatan kualitas guru-gurunya. Sehingga, jika ada undangan atau informasi terkait peningkatan kualitas guru, kepala sekolah selalu berusaha mengirimkan perwakilannya. Berikut ini rangkaian cerita selama saya mengikuti kegiatan pelatihan kepenulisan.

Tidak dapat dipungkiri di era globalisasi sekarang ini, jaringan sangat dibutuhkan. Memiliki jaringan luas maka akan memiliki potensi kesuksesan, selama kita bisa membangun jaringan itu dengan baik. Sering sekali di saat mengikuti pelatihan, kita berkenalan dengan orang baru. Ngobrol, bertukar nomor handphone dan akhirnya membuat grup whatsapp. Oleh karena itu, jika ada informasi di dalam grup whatsapp jangan mengabaikannya. Jangan larut dengan obrolan basa-basi. Fokus kepada sesuatu yang bermanfaat. Jika kita anggap itu penting, simak, ikuti dan jalin komunikasi yang baik dengan member didalamnya.

Berawal ketika mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris, saya berkenalan dengan Ibu Iim Kamilah. Beliau merupakan guru Bahasa Inggris SMP N 11 Tambun Selatan. Setelah mengikuti pelatihan model pembelajaran oleh Usaid Priority, beliau mengirimkan pesan ke grup Whatsaap MGMP, menawarkan siapa yang berminat dimasukkan ke dalam grup Komunitas Penggerak Literasi Kabupaten Bekasi (KREASI). Saya pun langsung meminta agar dimasukkan ke dalam grup tersebut, karena sejak duduk di bangku Sekolah Dasar saya punya ketertarikan dengan Literasi. Bahkan waktu kecil saya bercita-cita ingin menjadi seorang pengarang buku. Dulu saya belum paham apa itu literasi. Saya hanya suka membaca, mengarang cerita, membaca puisi dan berpidato. Sering di beberapa kegiatan sekolah, saya diminta untuk berpidato. Di saat perpisahan kakak kelas IV, saya diminta menyampaikan kata sambutan mewakili adik kelas. Ketika duduk di bangku sekolah menengah atas saya juga pernah menjuarai lomba pidato. Di saat kuliah saya juga pernah bekerja menjadi seorang jurnalis, walaupun tidak berlangsung lama. Yang paling terbaru adalah ketika menjadi guru, beberapa kesempatan saya memenangkan lomba menulis tingkat yayasan. Alhamdulillah, kembali lagi saya mengucap syukur, hijrah menjadi guru telah membuka jalan baru bagi saya. Momen menjadi pemenang lomba inilah yang membuat saya terkenang dengan cita-cita saya sejak kecil yakni menjadi seorang penulis.

Tidak lama kemudian, setelah bergabung di grup Whatsapp Kreasi, April 2016 kami pun mengadakan pelatihan menulis di SMA N 1 Cikarang Utara. Dari pelatihan ini saya pun bertemu langsung dengan orang-orang pegiat Literasi Bekasi. Di akhir kegiatan, peserta pelatihan sepakat akan membuatkan antologi cerita seputar kisah inspiratif selama mengajar. Kerana memang mayoritas peserta pelatihan berprofesi sebagai guru. Alhamdulillah, singkat cerita buku antologi kami pun publish. Ada 17 judul cerita dari 17 penulis, dan saya merupakan salah satu diantaranya. Dari penerbitan buku inilah awal melebarnya jaringan saya terhadap dunia kepenulisan.

Semangat Gerakan Literasi Sekolah semakin tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia, termasuk Kabupaten Bekasi. Terlihat semakin beragam kegiatan literasi yang diselengarakan di Bekasi, mulai dari : lomba membaca, pelatihan kepustakaan, readhaton yang dilaksanakan sekolah-sekolah, lomba menulis, pelatihan kepenulisan dan pesta buku. Tanggal 31 Agustus hingga 4 September 2016, Badan Arsip Daerah Kabupaten Bekasi menggelar pesta buku di gedung pemerintah daerah. Beragam kegiatan pun dilakukan. Bazar buku murah, aneka lomba siswa-siswi tingkat play grup hingga SMA, bedah buku dan lain sebagainya.

Bersama teman-teman Penggerak Literasi Kabupaten Bekasi (KREASI), kami di minta panitia Pesta Buku untuk mengisi acara bedah buku. Kami dijadwalkan tampil di hari Sabtu, 3 September 2016. Bersama tim, kami akan membedah buku antologi 17 kisah inspiratif. Sebagai pembuka, kami membaca puisi berantai. Selanjutnya perkenalan dan bedah buku. Tampil di atas panggung gedung pemerintah kabupaten Bekasi merupakan pengalaman yang sangat luar biasa bagi saya. Alhamdulillah, keputusan hijrah profesi membuka jalan baru kepada saya. Kembali saya mengucap syukur kepada Allah SWT.

Cerita masih terus berlanjut. Suatu hari ada pesan masuk ke dalalam handphone saya. Japrian Whatsapp dari Ibu Rina. Beliau merupakan ketua Penggerak Literasi Kabupaten Bekasi ( KREASI). Beliau menginformasikan tentang pelatihan menulis buku yang akan diadakan 1-2 April 2017. “Wah tanggal 2 April saya ada kegiatan ke Singapura Bu Rin,” dengan tambahah emoticon sedih. Kenapa sedih, karena saya sangat menunggu kegiatan pelatihan kepenulisan ini. Sejak kegiatan Pesta Buku, kami belum pernah melanjutkan pelatihan menulis bersama teman-teman Kreasi. Padahal, banyak ide yang ingin dituliskan dan didiskusikan. Berkumpul dengan orang-orang yang mempunyai visi dan misi yang sama terkait literasi merupakan hal yang sangat menyenangkan. Saling berbagi , memotivasi dan menularkan semangat agar terus menulis. “Tidak apa-apa, mohon Pak Irwan bantu sebar infonya ke rekan-rekan guru lain ya”! Balas Bu Rina

Berselang beberapa hari kemudian, saya dapat informasi jika kegiatan ke Singapura di undur bulan Mei. Saya langsung Japri Bu Rina, dan menyatakan kalo saya siap untuk ikut. Langsung esok harinya saya transfer uang pendaftaran ke Rekening Bu Iim Kamilah, bendahara kegiatan yang sudah berkali-kali mengingatkan batas akhir transfer pendaftaran. Seminggu menjelang hari pelatihan, saya izin kepada Kepala Sekolah di tempat saya mengajar, jika Sabtu tanggal 1 April tidak bisa mengwas Try Out anak-anak. Kebetulan di sekolah sedang berlangsung Try Out akhir menjelang Ujian Nasional dari Dinas Pendidikan.

“Ayo Mister, ajak dong guru yang lainnya juga ikut pelatihan, agar teman-teman dapat bertambah ilmu literasinya”! Itu jawab Bapak Kepala Sekolah ketika saya menyampaikan permohonan izin. Wah... luar biasa sekali support Kepala Sekolah ini dalam meningkatkan SDM guru-guru, gumam saya dalam hati. “Ia pak. Ayo, kalau ada yang mau ikut biar saya daftarkan, hari ini batas akhir pendaftaran, ujarku” Daftarkan Bu Uum! Beliau kelihatannya mempunyai minat yang besar dalam literasi. Oiya, silahkan Mister Irwan minta uang ke Tata Usaha dan langsung transfer pendaftarannya! Sekalian minta uang pengganti, biaya pendaftaran yang telah mister bayarkan dengan uang pribadi, dan jangan lupa minta uang transportnya. Bu Arni sudah tahu jumlahnya berapa.

Alhamdulillah, perasaan senang yang tak terhingga. Ini rezeki nomplok. Sungguh luar biasa, awalnya saya hanya ingin meminta izin untuk tidak masuk sekolah. Sekarang malah diberikan uang pengganti pendaftaran peserta pelatihan dan juga uang transport. Padahal saya memang sangat butuh pelatihan itu. Untuk meningkatkan kemampuan menulis saya, ikhlas dengan uang pribadi tidak mengapa. Karna itu adalah kebutuhan pribadi, namun ALLAH berkata lain. Begitulah ketika Allah sudah berkehendak maka semuanya bisa terjadi. Melaui wasilah kepala sekolah diberikanNYA saya kemudahan. Saya ucapkan terima kasih dan berlalu pergi menuju kantor tata usaha. Setelah bertemu Bu Arni, saya mendaftarkan Bu Uum, Guru Bahasa Indonesia level 7. Sedihnya, menjelang hari H, putri Bu Uum di rawat di Rumah Sakit, sehingga beliau tidak dapat mengikuti pelatihan. Akhirnya, kepala sekolah memutuskan mengirimkan Ibu Ida, Guru Bahasa Indonesia level 9 sebagai penggantinya.

Berkah itu kembali menghampiri saya. Ketika pelatihan di hari pertama, Ibu Rina, mewakili panitia meminta saya menjadi MC. Awalnya saya kaget dan sedikit ragu. Namun, saya tidak mau menolak peluang. Saya beranikan diri menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. di akhir pelatihan hari pertama, panitia memberikan penugasan. Setiap peserta di minta untuk menuliskan reportase kegiatan. Lagi, keberuntungan itu menghampiri saya. Panitia mengumumkan 2 reportase terbai. Alhamdulillah, saya salah satunya.

Di hari kedua pelatihan, review tulisan. Semua peserta menyerahkan naskah tulisan kepada panitia. Satu per satu tulisan kami yang belum rampung itu di koreksi oleh Pak Eko, Nara sumber dari Media Guru. Naskah ditayangkan di slide infokus. Semua peserta dapat membaca dengan jelas tulisan yang akan di koreksi. Kata per kata. Kalimat per kalimat, hingga paragraf. Banyak hal baru yang saya belum ketahui dalam kaidah penulisan. Terkadang ada gelak tawa, ketika ada hal ganjil yang tertera di layar infokus. Termasuk tulisan saya. Di akhir pelatihan, kami diminta kesiapan agar segera menghasilkan karya. “Satu Buku Satu Guru” itu slogan kami. Saya pun berjanji akan segera menyelesaikan naskah itu.

Bebera waktu berselang setelah pelatihan, alumni pelatihan Menulis Buku Bekasi masih semangat dan antusias. Itu terlihat dari grup whatsaap yang setiap menit selalu ada saja yang masuk. Namun, saya sudah harus mempersiapkan diri untuk keberangkatan program Students Holiday bersama siswa-siswi ke Kampung Inggris, Pare, Kediri. Sebenarnya, ini momen baik bagi saya, karena disana dapat fokus melanjutkan menyelesaikan naskah, namun ala kulli hal tidak sesuai dengan perencanaan. Siswa-siswi yang ikut program ke Kampung Inggris tahun ini sedikit berbeda. Mereka tidak enjoy dengan home stay tempat kami tinggal. Belajar pun jadinya kurang semangat. Sehingga saya harus cari ide agar mereka dapat betah tinggal di Kediri. Akhirnya saya pun memutuskan untuk memperbanyak kegiatan outing class agar anak-anak tidak bosan. Sehingga waktu saya untuk menulis pun berkurang. Belum lagi kalo sudah malam hari. Ada seorang siswa yang selalu nangis malam-malam minta pulang. Sampe jam 12 malam kami menungguinya. Membujuknya pelan-pelan agar dia bersabar. Pokoknya setiap malam hari menjelang tidur, saya harus siaga untuk anak itu.

Dia memang menangis minta pulang ketika menjelang tidur. Kalau sudah siang hari dia sudah larut bermain dan bercanda dengan yang lain. Rindu dengan orangtuanya, merasa kegerahan karena tidak ada AC dan tidak ada saluran Internet yang membuatnya merasa tidak nyaman. Bersyukur semua peserta yang ikut membantu menyemangatinya. Alhamdulillah dengan kesabaran dan kekompakan di hari ketiga dia sudah mulai betah. Namun di hari berikutnya gantian, ada dua anak perempuan yang ingin pulang. Kangen orangtuanya. Dengan kesabaran, membuat kegiatan lebih attractive pada akhirnya mereka mampu bertahan mengikuti kegiatan selama 10 hari hingga tuntas. Bahkan ada beberapa diantara mereka yang sudah betah, dan ingin memperpanjang program.

Selamat kepada kalian semuanya. Kalian telah lulus dari program Students Holiday. Mampu bertahan selama 10 hari di sini. Jauh dari orang tua, tidur tanpa AC dan tinggal di home stay yang sederhana. Ini adalah ujian hidup yang sebenarnya. Mampu bertahan dalam kondisi apapun. Sudah empat kali program Students Holiday dilaksanakan di tempat ini. Dengan lembaga, home stay, catering dan rangkaian kegiatan yang sama. Namun, baru tahun ini ada siswa yang di tengah proses perjalanan tidak betah dan ingin pulang. Alhamduliillah, berkat kekompakan kita bersama, dengan semanagt juang kalian, akhirnya seluruh peserta dapat menuntaskan program ini hingga selesai. Insyaallah besok pagi kita akan pulang ke Cikarang, tolong pastikan semua barang-barang tidak ada yang tertinggal. Packing semuanya malam ini, nasihat saya kepada mereka di saat briefing terakhir menjelang pulang.

Senin, 17 April habis shubuh kami pun meninggalkan home stay menuju stasiun Kediri. Kereta berangkat pukul 07.50 WIB, sementara kami tiba di stasiun pukul 06.-05 WIB. Masih banyak waktu. Setelah print tiket, kami sarapan di stasiun. Kereta Krakatau yang akan membawa kami pun tiba. Kali ini sudah tidak terburu-buru lagi seperti perjalanan awal ke Kediri. Perjalanan pulang ini kami lebih santai. Di dalam kereta kami saling berbagi cerita. Mengingat-ingat kembali kegiatan beberapa hari yang mereka lalui di Kediri. Wah...nggak terasa ya, kita sudah mau balik Cikarang tutur Rachel. Padahal kita sudah senang di sana. Pengen nambah Mister sebulan lagi tambanya sambil tertawa.

Beberapa hari setelah tiba di Cikarang, tepatnya Jumat, 21 April 2017 menjelang pulang sekolah sekitar pukul 15.40 WIB Bu Rina mengirim pesan Whatsaap ke saya. Beliau menanyakan apakah Sabtu ini saya ada kegiatan? Tidak ada bu, hanya bimbel level 9 saja, kenapa Bu, balas saya. Tidak di balas namun Bu Rina langsung menelpon saya. “Besok pagi ada pelatihan menulis hingga hari Senin di Pusdiklat Pegawai Kemdikbud, Depok. Seharusnya yang berangkat Pak Hasyim, namun beliau sedang sakit. Pak Irwan Bisa ikut gak menggantikannya? Belum sempat saya menjawab, beliau langsung menyampaiakan, “biayanya Rp.420.000 namun Pak Irwan gratis”. Siapkan saja uang transport, kemudian lengkapi surat tugas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD). Saya tidak bisa hadir, karena sedang ada kegiatan di luar kota. Ujarnya bersemangat. Makan dan penginapan disediakan oleha panitia, ujarnya lagi penuh semangat. Wah.. peluang emas ini pikir saya. Tanpa panjang lebar langsung saya bilang okey. Saya info kepala sekolah dulu ya bu, segera saya kabari ibu, balas saya mengakhiri pembicaraa.

Saya langsung menghadap Kepala Sekolah. Meminta Izin sabtu tidak dapat memberikan bimbingan belajar tambahan kepada siswa level 9. Senin nya kebetulan hari merah. Kepala sekolah mengizinkan, namun harus berkoordinasi untuk mencari guru pengganti. Alhamdulillah, MS.Fari guru Bahasa Inggris level 9 bersedia membantu menggantikan saya. Segera saya kabari Bu Rina. Kemudian saya menanyakan apa yang harus saya siapkan, syarat apa-apa saja yang harus saya bawa. Ada Undangan, surat tugas, form biodata dan SPPD dari panitia yang harus saya bawa, namun Bu Rina ada kendala untuk mengirimkannya. Saya coba meminta ke Pak Hasyim, Alhamdulillah beliau mengirimkan form undangan melalui Whatsapp. Melalui form tersebut saya baca beberapa hal yang harus saya siapkan. Namun surat tugas, form biodata dan SPPD tidak ada, ternyata Pak Hasyim mengirimkannya lewat email.

Jam dinding kantor kepala sekolah yang juga ruang Tata Usaha (TU) menunjukkan pukul 16.57 WIB. Bu Arni, TU sekolah menyiapkan SPPD untuk saya. Beliau membuatkan standart sekolah. Awalnya kami bingung dengan bentuk SPPD dan surat tugas yang ada pada email yang dikirimkan pak Hasyim. Sebagai antisipasi Kepala Sekolah menyarankan membuat SPPD standart sekolah, yang biasa kami gunakan. Nanti jika ada kekurangan info, agar kita perbaiki, ujar beliau. Karena beliau tergesa-gesa hendak rapat, saya pun mengiyakan. Malam harinya saya terus berkoordinasi dengan Bu Rina, Insyaallah bisa, jawabnya selalu menyemangati saya.

Usai shalat Shubuh, saya coba japri lagi Bu Rina “Bu, tolong pastikan saya dapat ikut pelatihan ya. Jangan sampai, sudah tiba disana saya tidak di terima panitia, tulis saya melalui whatsapp.” Beliau menjawab “Bilang Bapak pengganti Pak Hasyim, untuk antisipasi silahkan koordinasi dengan panitia yang contact personnya tertera di undangan atau langsung tanya pak Ihsan, beliau pimpinan Media Guru.” Ayo tanya sekarang, mumpung beliau sedang online, tutur Bu Rina bersemangat. Langsung saya telpon Pak Ihsan. Saya belum pernah bertatap muka atau ngobrol langsung dengan pak Ihsan sebelumnya. Pernah sekali ngobrol lewat grup Whatsapp. Ketika beliau mengupload gambar cover dan sinopsis buku. Padaaat itu saya bermaksud membelinya. Namun, ternyata buku itu belum terbit. Masih proses finishing oleh penulisnya. Saya sampaikan apa yang diinstruksikan oleh Bu Rina dan kekhawatiran saya jika nanti hadir akan di tolak panitia. Namun dengan penuh keyakinan beliau mengucapkan, Bismillah silahkan datang saja Pak, jawabnya.

Alhamdulillah sedikit lega, langsung saya menghubungi Bu Nunung. Guru SMA N 2 Cikarang Pusat. Beliau merupakan salah satu peserta pelatihan yang ikut dari Cikarang. Saya mengenalnya di grup KREASI. Bersama 17 guru lainnya, kami telah menerbitkan satu antologi buku 17 Kisah Inspiratif. Beliau juga lahsalah satu teman saya yang pernah membaca puisi dan bedah buku pada acara Pesta Buku di gedung Pemerintah daerah Kabupaten Bekasi. Kami sepakat berangkat bersama. Saya yang akan menjemputnya ke Delta Mas. Kebetulan tetangga saya ada yang bekerja sampingan sebagai supir Grab. Pukul 06.05 WIB, dari Central Park, perumahan tempat saya tinggal kami berangkat ke Delta Mas menjemput Bu Nunung. Sempat nyasar-nyasar sedikit, namun sekitar pukul 06.55 WIB kami pun bertemu di tempat yang telah di sepakati. Bu Nunung telah menunggu di pinggir jalan utama bersama suami dan anaknya. Setelah berpamitan dengan suami dan anaknya kami pun meluncur menuju Depok.

Hari masih pagi, namun jalanan sudah sangat padat. Di tengah perjalanan kami gunakan waktu ngobrol untuk lebih mengakrabkan diri. Pak Herman, tetangga yang mengantarkan kami pun ikut dalam obrolan tersebut. Saya mentrinya Pak Irwan bu, ujarnya ketika Bu Nunung menayakan Pak Herman siapanya saya. Mentri bagaimana jawabnya? Ia, di perumahan saya jadi ketua RT. Tiap-tiap Gang ada satu koordinator. Nah, Pak Herman salah satunya, ujar saya memberikan penjelasan. Obrolan pun berlanjut terus hingga yang paling hits terkait Pilkada Jakarta. Alhamdulillah kami bertiga mempunyai pandangan yang sama terkait Pilkada. Sama-sama menjagokan pasangan yang berdasarkan hasil quick count dinyatakan menang. Memang, diskusi masalah politik tidak ada habisnya. Sehingga, tak terasa pukul 08.50.WIB kami tiba di Pusdiklat Pegawai Kemdikbud. Sama halnya ketika menjemput Bu Nunung, di saat menuju Pusdiklat kami pun sempat nyasar.

Google map yang menjadi acuan Pak Herman, mengarahkan dan membawa kami dari jalan pintas. Di layar Hand Phone, keterangan map menuliskan anda telah tiba di lokasi. Namun yang ada hanya rumah penduduk dan tanah kosong. Pak Herman berinisiatif turun dan menanyakan kepada orang yang ada di dekat lokasi tersebut. Melalui orang itu kami diarahkan lurus, mengikuti jalan dan selanjutnya belok kanan. Benar, ternyata Pusdiklat P4TK bahasa ada di jalan utama. Tidak jauh dari lokasi tempat Google Map yang menyatakan kami telah tiba di lokasi. Hanya saja kami berada di belakang jalan utama, sementara gedung P4TK ada di seberang jalan utama.

Tiba di lokasi, kami diarahkan oleh petugas keamanan menuju gedung Nusantara. Disana kami bertemu panitia pelatihan. Masih beberapa orang yang hadir. Di absen kehadiran baru terisi 2 orang nama. Saya dan Bu Nunung pun mengisi absensi kehadiran. Setelah absensi, panitia memberikan saya kunci kamar bernomor R.01 B dan menyampaikan beberapa informasi. Registrasi ulang pukul 10.00 WIB, makan siang di kantin mulai pukul 12.00 WIB dan pelatihan pukul 14.00 WIB. Panitia menyarankan kami istirahat terlebih dahulu. Kembali ke gedung Nusantara Pukul 10.00 WIB untuk registrasi. Kami pun diarahkan menuju kamar masing-masing. ( BERSAMBUNG............)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seru pak ceritanya. Saya usul dijadikan cerita pendek dengan tokoh-tokohnya. Maksimal 400 kata perceritanya. Usul aja kok.

29 Apr
Balas

terimakasih Pak Usul nya

16 Sep



search

New Post