Ramadan 1445 H tinggal menghitung hari kedatangannya. Salah satu bulan Hijriah yang sangat ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Ramadan disebut-sebut sebagai bulan yang suci, mulia, dan penuh berkah. Banyak amalan ibadah sunah dan wajib yang dijanjikan pahala berlipat-lipat dibandingkan dengan amalan pada bulan-bulan yang lainnya.

Ramadan telah menjadi bulan yang sangat istimewa sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad Saw. "Apabila masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka jahanam ditutup, dan setan dibelenggu". Juga dinyatakan bahwa di dalam bulan Ramadan terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan (malam lailatul qodar).

"Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan." (HR. Bukhari-Muslim).”

Berdasarkan beberapa keterangan tersebut di atas maka dapatlah dikatakan bahwa nilai kebaikan dari setiap aktivitas pada bulan Ramadan yang bernilai ibadah menjadi lebih tinggi dari bulan-bulan lain. Bahkan, amal kebaikan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan selama Ramadan selain salat tarawih dan puasa. Setiap aktivitas yang baik, dilakukan dengan ikhlas, dan disertai niat karena Allah akan menjadi bernilai ibadah.

Setiap Ramadan, di sekolah tempat penulis tugas (SMAN 1 Rangkasbitung) selalu ada kegiatan kesiswaan yang bernuansa religi dan dilaksanakan oleh ekstrakurikuler kerohanian Islam (Rohis Jami Assalam) dengan bimbingan Pembina OSIS dan Wakasek Kesiswaan. Salah satu mata kegiatannya adalah “kultum” setiap pagi sebelum KBM, yang melibatkan para guru di sekolah (selain guru mapel PAI), salah satunya adalah diri penulis (guru mata pelajaran kimia). Apakah bisa? Dengan bersandar pada ajaran “sebarkanlah/sampaikanlah walaupun hanya satu ayat” Penulis selalu melaksanakan tugas yang diberikan. Tentu saja dengan mencari referensi yang sahih dan berkonsultasi dengan ahlinya (guru PAI).

Sebagai salah seorang yang memiliki minat dalam bidang literasi menulis, ada aktivitas yang pernah Penulis lakukan pada Ramadan beberapa tahun yang telah lalu (masa pandemi COVID-19) yaitu menulis cerita anak. Salah satu judul cerita anak tersebut pernah Penulis sertakan dalam event menulis bersama yang digalang oleh Komunitas Menulis Bersama (KMB). Buku antologi yang berjudul Bianglala, Kumpulan Cerita Anak Inspiratif telah terbit pada Juli 2021. Dua buah buku cetakan (Bianglala, Kumpulan Cernak Inspiratif) tersebut telah Penulis sumbangkan kepada Perpustakaan Daerah Saija Adinda Kabupaten Lebak dan TK/PAUD PGRI 2 Rangkasbitung (masing-masing satu eksemplar).

Beberapa judul cerita anak (cernak) yang lainnya telah Penulis buat dan tersimpan di blog Gurusiana sebagai tabungan tulisan. Ramadan tahun ini akan Penulis lanjutkan lagi menulis cerita anak dengan menambah beberapa judul. Rencananya, apabila sudah cukup jumlah judul cerita yang dibuat, akan Penulis jadikan satu buku solo, kumpulan cerita anak untuk dicetak-terbitkan. Selain menambah koleksi karya pribadi, tentu saja sebagian akan Penulis sumbangkan ke pihak yang membutuhkan. Yang terutama, akan Penulis berikan kepada Perpusda Saija-Adinda Kabupaten Lebak, agar lebih banyak anak-anak yang berkesempatan membacanya. Bismillah.

Rangkasbitung, 20 Februari 2024