DASAR RAJA TEGA
Hari masih pagi, Gendhuk berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya. Suasana di SMA Sarang Tutung masih lengang karena sudah tidak ada aktivitas pembelajaran tatap muka terbatas. Jam setengah tujuh biasanya di parkiran depan sekolah sudah berjajar mobil dan motor milik guru dan tenaga administrasi sekolah (TU). Pak Opur, sekuriti sekolah sudah siap di pos depan melaksanakan tugas rutin.
"Selamat pagi, Bu" Pak Opur menyapa Gendhuk sambil melangkah mendekati pintu gerbang. Tangannya yang kokoh menggeser pintu besi memberi jalan agar sepeda motor bisa masuk.
"Pagi, Pak Opur. Damang?" jawab Genduk menganggukan kepala. Senyumnya tercermin dari sorot mata dan roman wajahnya yang riang. Masker menghalangi pandangan, bibir yang tersenyum tak akan nampak.
"Alhamdulillah, Bu. Tumben tampil banget ke sekolahnya?" jawab Pak Opur
"Iya, Pak. Ini hendak ngeprin rapor. Kebetulan printer di rumah lagi ngadat, tinta hitamnya habis."
"Oh, gitu. Kalah pagi dong, tuh di aula sudah ada Bu Hesti sedang ngeprin rapornya. Jam setengah enam sudah datang berbarengan dengan saya yang aplusan dengan Pak Bandi."
Semakin lama makin banyak wali kelas yang berdatangan ke ruang aula. Lembaran rapor setelah diperiksa oleh wali kelas kemudian ditandatangani oleh kepala sekolah. Kejar tayang karena siang jam 13.00 orang tua pasti sudah berdatangan di sekolah untuk pengambilan rapor sesuai dengan jadwal masing-masing tingkatan kelas X, XI, dan XII.
.

Sumber gambar: Manxigrup.com
.
Sesuai dengan surat pemberitahuan dari kepala sekolah yang diedarkan kepada orang tua dan peserta didik, lingkungan sekolah menjadi ramai karena kedatangan para orang tua/wali peserta didik untuk pengambilan rapor semester ganjil 2021. Ruang lobby menjadi ramai oleh orang tua peserta didik, kebanyakan kaum ibu yang datang memenuhi undangan pengambilan rapor. Mengingat masih masa pandemi maka diatur waktu pengambilan rapornya untuk setiap tingkatan.
Rapor kelas Gendhuk sudah tuntas, semua sudah dibagikan. Satu rapor belum diambil karena orang tua sedang dalam perjalanan ke rumah saudaranya untuk doa seribu hari meninggalnya sang kakak akibat virus pandemi. Orang tua janji akan datang hari senin yang akan datang. Setiap tingkatan kebagian satu jam untuk bertemu muka dengan para orang tua/wali peserta didik.
"Maaf, Bu. Ruang kelas XI IPS di mana ya?" tanya seorang ibu yang menjinjing kotak kardus bergambar merek Roti Sedap Sekali.
"Sebelah sana, Bu," lengan Gendhuk menunjuk ke arah gedung bertingkat yang digunakan sebagai ruang kelas, "Ibu lurus saja lewat jalan ini, ruang kelasnya ada di lantai dua.
"Terima kasih, Bu" Kata si Ibu sambil membungkukkan badan sedikit lalu melangkah ke arah yang ditunjukkan Gendhuk.
Setelah si ibu berlalu, Gendhuk berjalan menuju sofa yang ada di lobby. Nampak Pak Wawan sedang membaca koran. Tak berapa lama datang Pak amit lalu duduk di kursi sebelah Gendhuk.
"Bu, maaf ya. semalam nilainya manual. Kata Bu Yati yang saya anggap koordinator wali kelas, agar cepat suruh difotoin daftar nilainya..." Pak Amit memberikan alasan tentang daftar nilai yang dikirim lewat WA.
"Pak Amit, mestinya bisa minta tolong ke anaknya yang lebih mahir komputer. Paling tidak nilai dikirim ke wali kelas dalam format excel agar mudah import nilai e-rapornya." Gendhuk tak terima alasan Pak Amit.
"Kasihan anak saya, Bu. Dia pulang kerja capai, pengin istirahat." Pak Amit berkilah.
"Pak Amit pikir teman-teman guru dan wali kelas tidak capai ngurusi nilai kelas yang diajarnya? Masa harus ditambah melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi kewajiban Pak Amit." Nada suara Gendhuk meninggi mendengar jawaban Pak Amit.
"Saya tidak bisa cepat ngetiknya, lupa lagi kalau sudah diajari"
"Salah Pak Amit sendiri. Kan sudah sering teman-teman berniat baik membantu ngajari ngetik komputer."
"Emang bener. Anak saya baru beberapa hari sembuh dari sakit, saya tak tega menyuruhnya."
"Lha!" Gendhuk terperangah mendengar perkataan Pak Amit.
"Pak Amit yakin banget kalau teman-teman wali kelas sekarang semuanya sehat-sehat saja? Nyuruh anak sendiri mbantu pekerjaan bapaknya, nggak mau karena kasihan. Tapi Pak Amit justru membebani tugas teman-teman guru. Sudah TBC malah komplikasi raja singa. Dasar raja tega!" Gendhuk mengakhiri pembicaraan dan meninggalkan Pak Amit.
Pak Wawan jadi melongo mendengar perkataan Gendhuk. Tak menyangka Gendhuk bisa berkata sekeras itu kepada Pak Amit.
.
Graha Pasir Ona, 24122021


Kumpulan kata mutiara: kepogaul.com
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sabar, Nduk.... Tapi mungkin perlu "digebrak" juga Pak Amit ni hihi....
Suka duka e-rapot ya mas.Ceritanya keren. Selamat menikmati libur bersama keluarga tercinta. Terima kasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS dan berbagi kebaikan melalui cerita e-rapot
Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Pak De. Salam sehat selalu.
Cerita yang menginspirasi pak Isak. Luar biasa
Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Pak Tri. Salam literasi.
Hehehe, syukur Alhamdulillah anggota saya nggak ada yang begitu Pak. Keren Pak dan salam sukses
Alhamdulillah. Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Bu Aisyah. Semoga sehat selalu.
Alhamdulillah. Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Bu Aisyah. Semoga sehat selalu.
Guru tetap punya batas sabar tapi jempol deh guru yang sabar sabar...
Ujian kesabaran guru bukan hanya dari siswa, tapi juga dari rekan guru. Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Bu Andi. Salam sehat selalu.
Haha... memang bener, Pak Isak. Ada kok teman yang begitu, seneng ngrepoti kancane. Salam sukses selalu.
Hehehe, injih, Bu Cik. Kalau keseringan ngrepoti, piye jal? Terima kasih kunjungan dan apresiasinya. Salam sehat.
Keren sekali tayangannya, mantap, sehat dan sukses selalu Pak Isak
Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Bu Yelly. Salam sehat selalu.
Bagaimanapun kita harus saling membantu dengan ikhlas walau seharusnya individu yang bersangkutan seharunya bertanggung jawab dengan kewajibannya keren
Jawaban Pak Amit sering "ngeselin kalau diomongin." Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Bu Lia. Semoga sehat selalu.
Ceritanya keren menarik pak Isak Isnain, menginspirasi. Semoga senantiasa sehat dan sukses selalu.
Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Ustaz Rony. Semoga sehat selalu.
ulasan yang sangat indah dan cadas. sangat informatif. sehat selalu saudaraku pak Isak Isnain.
Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Sohib Ustaz Thanil. Semoga sehat selalu.
mantap keren cadas... hiruk-pikuk e raport membawa seribu cerita, suka duka... salam literasi sehat sukses selalu pak Isak
Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Pak Kepsek. Salam literasi, semoga sehat selalu.
Wakakakakka.. setuju dengan gendhuk Pak. Banyak lo guru seperti itu, juengkel saya. Terwakili sudah oleh omelan gendhuk walaupun hanya di dunia maya. Sehat selalu Pak Isak
Wadaau..pas betul dengan kondisi salah satu rekan saya..pengen jadi ini itu..tp semua tugas mnta bantu orang lain..Kadang beberpa temen suka kesel kaya Ghenduk..Keren pak..
Terima kasih kunjungan dan apresiasinya, Bu Eva. Kita saling belajar di Gurusiana. Salam sehat dan sukses selalu.