Isak Isnain

Salam Literasi ! Aku lahir dan dibesarkan di kota Semarang, Jawa Tengah, tepatnya 10 Januari 1966. Mengenyam pendidikan dari TK, SD, dan SMP di sekolah swasta ...

Selengkapnya
Navigasi Web
KEPIK, PREDATOR ATAU HAMA

KEPIK, PREDATOR ATAU HAMA

Di foto ilustrasi tulisan saya sebelumnya tentang terung nampak daun terung yang bolong-bolong bekas dimakan serangga. Setelah diamati ternyata ada dua macam serangga yang berkeliaran di daun sekitar terung yaitu kepik dan belalang sedang asyik makan sesuatu.

Dugaan pertama saya daun yang bolong-bolong karena dimakan ulat keliru , karena tidak nampak ada ulat. Yang sering kelihatan adalah belalang dan kepik. Dalam tulisan ini saya akan bahas sedikit tentang kepik karena penampilan hewan yang unik dan menarik warnanya. Tentu saja dari hasil bertanya ke Eyang Google karena saya bukan ahlinya.

Di bidang pertanian untuk membasmi hama tanaman dikenal istilah musuh alami. Pemanfaatan musuh alami untuk mengendalikan populasi hama merupaka cara yang disediakan alam. Penggunaan musuh alami sendiri sudah dikenal ribuan tahun lalu. Masyarakat China menggunakan semut untuk mengendalikan hama pada jeruk sejak abad ke empat.

Beberapa penilitian menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan musuh alami untuk menekan populasi hama bisa lebih dari 50%. Beberapa kelebihan menggunakan musuh alami antara lain:

a) Tidak memiliki efek samping yang buruk bagi alam. Penggunaan musuh alami berarti mendukung ekosistem yang ada di alam, dan bukannya merusak alam tapi membantu melestarikannya.

b) Tidak ada kata resistensi hama. Tidak seperti penggunaan pestisida yang bisa membuat hama kebal terhadap pestisidanya, musuh alami akan selalu efektif. Laba-laba tetap akan memangsa wereng sampai kapan pun. Hama kutu daun tak akan pernah kebal terhadap serangan kepik.

c) Pengendalian dapat berjalan dengan sendirinya. Organisme yang dimanfaatkan sudah ada di alam serta dapat mencari dan menemukan hama dengan sendirinya.

d) Biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah. Pada pertanian, biaya pengendalian hama merupakan salah satu biaya terbesar karena harga pestisida tidaklah murah. Menggunakan musuh alami dengan membiakkan sendiri organisme pemburu hama, biaya ini bisa ditekan.

Musuh alami terdiri dari tiga golongan: predator, parasitoid, dan patogen.

Predator merupakan hewan, baik serangga, laba-laba, hewan melata, amfibi mau pun mamalia yang memangsa hama. Parasitoid merupakan beberapa jenis serangga yang menjadikan hama menjadi inang untuk tumbuh. Sebenarnya ada ribuan spesies predator yang hidup di alam yang memangsa hama-hama pertanian

Parasitoid merupakan beberapa jenis serangga yang menjadikan hama menjadi inang untuk tumbuh. Biasanya parasitoid akan meletakkan telur pada tubuh hama dan pada saat telur itu menetas, nimfa akan hidup dan menjadi parasit yang tumbuh di dalam tubuh hama hingga hama tersebut mati.

Patogen adalah organisme lain yang bisa menyebabkan hama menjadi sakit lalu mati. Beberapa jenis patogen yang dikenal adalah jamur, virus, nematoda, dan bakteri.

Kepik sendiri memiliki sekitar 5.000 spesies di bumi. Sebagian besar hidup di daerah tropis, seperti Indonesia. Predator satu ini biasanya memakan hama berupa serangga kecil seperti kutu kebul, kutu daun, thrips dan banyak lagi. Bahkan larva kepik memiliki makanan utama yang serupa dengan kepik dewasa. Seekor kepik dewasa dapat memakan 50-60 aphids dalam sehari.

Namun ada jenis kepik yang bukan predator, melainkan hama. Beberapa kepik yang berstatus hama adalah kepik hijau, kepik emas dan beberapa jenis kepik lain yang berwarna butek atau tidak cerah.

Beberapa spesies kumbang kepik semisal kumbang kepik Jepang dan kumbang kepik dari spesies Epilachna admirabilis (lihat gambar di bawah) diketahui memakan daun tanaman budi daya semisal daun terong sehingga merusak tanaman dan dalam hal ini merugikan petani. Kumbang kepik tersebut biasanya meninggalkan jejak yang khas pada daun bekas makanannya karena mereka tidak memakan urat daunnya.

Kebanyakan kumbang kepik memiliki warna cerah pada kulitnya, yakni warna merah dengan bintik-bintik hitam. Tapi masih banyak lagi jenis kumbang yang memiliki perbedaan warna dan tekstur kulitnya. Dalam entomologi (ilmu yang mempelajari tentang serangga), warna cerah dan bintik hitam pada kulit serangga berfungsi untuk menakuti pemangsanya dan menandakan kumbang kepik itu tak enak dimakan dan beracun.

Burung enggan memakan kumbang kepik karena rasanya tak enak dan sedikit beracun. Kendati racunnya memang tidak sampai mematikan burung, tapi cukup membuat "pusing".

Banyak juga mitos-mitos tentang kumbang kepik dan bintik-bintiknya. Di Brussel, Belgisa, jika ada seekor kumbang kepik yang hinggap di tubuh anda, banyaknya bintik-bintik di kumbang itu akan menandakan banyaknya anak yang akan anda miliki.

Para petani juga menghubungkan bintik-bintik pada kumbang kepik dengan berhasil atau tidaknya panen mereka. Jika bintiknya kurang dari tujuh titik, maka panennya akan sukses. Beberapa orang juga percaya jika ada kumbang kepik yang hinggap di tubuhnya, maka dia akan mendapatkan uang sebanyak jumlah bintik yang ada pada kumbang itu.

Demikian sekilas tentang hewan kepik yang muncul di kebun mini multi tanaman (terung, kangkung, kenikir, cabe, pandan, lengkuas, jahe, kemangi, dan serai) dampak WFH dan BDR selama pandemi covid-19.

*

[Rangkasbitung-18032021]

Sumber gambar dan bacaan :

a. Foto n vidio koleksi pribadi

b. https://8villages.com/full/petani/article/id/59c50667536469d27e7b7e71

c. https://tekno.tempo.co/read/244169/bintik-multifungsi-pada-kumbang-kepik/full&view=ok

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Si Kepik yang cantik. Ulasan yang informatif. Keren

18 Mar
Balas

Terima kasih apresiasinya Bu Ernasari. Salam sukses dan sehat selalu.

19 Mar

Wow..kepik itu indah..warna warni... artikelnya keren.. ulasannya lengkap dan bermanfaat.. terima kasih sudah berbagi ilmu...salam keren...oh ya terima kasih sudah berkunjung di blog saya..sudah saya follow..

20 Mar
Balas

Ulasan yang bermanfaat dan mantap pak Isak. Menyimak hewan sekitar kita. Lanjutkan dan terus berkarya.

19 Mar
Balas

Terima kasih apresiasi dan kunjungan Bu Rujinem. Salam sukses dan sehat selalu.

19 Mar



search

New Post