Isak Isnain

Salam Literasi ! Aku lahir dan dibesarkan di kota Semarang, Jawa Tengah, tepatnya 10 Januari 1966. Mengenyam pendidikan dari TK, SD, dan SMP di sekolah swasta ...

Selengkapnya
Navigasi Web
NGGAK JADI BELI (2)

NGGAK JADI BELI (2)

Aktivitas di dapur setiap hari tidak bisa dilewatkan oleh seorang ibu rumah tangga. Terlebih bagi Bune yang berstatus wanita karir, sebelum berangkat ke sekolah tetap harus menyediakan masakan untuk sarapan dan maksi Nak Wedok di rumah. Meskipun ada pedagang keliling ( bubur ayam, kupat sayur, nasi uduk) setiap hari, kalau terus menerus bisa cepat menipis gaji bulanan. 

Dua pekan masak di dapur menggunakan kompor satu tungku cukup menyita waktu sambil persiapan ke sekolah. Tanya sana-sini penyedia jasa service kompor gas tidak ada rekomendasi dari kawan/tetangga. Beli kompor baru belum tersedia anggaran. Nak lanang mau memberikan kompor gas (kado nikahan) ditolak. Bukan gengsi, masih kepikiran untuk ngoprek sendiri. Kalau berhasil kan bisa promosi service kompor gas. Ngimpi kaleee. Hehehe. 

Minggu pagi, acara pit-pitan belum bisa dilakukan karena ban sepeda masih kempes. Lagi pula sudah terlalu siang sepulang beli pompa baru. Rencana ngoprek kompor pun dijalankan. Setelah penggantian selang dan regulator tidak mengubah keadaan, diagnosis berikutnya  bagian cerobong kompor sasarannya.

 

Bermodal sebuah tang dan obeng kombinasi aksi dimulai. Aksi coba-coba barangkali bisa. La wong bukan profesinya. Piss, men. Pemantik api masih berfungsi baik, bunga api muncul ketika tombolnya diputar. Kemudian beralih bagian lain, cerobong tungku dilepas dan dibersihkan. Badan cerobong diketok-ketok pakai obeng untuk merontokkan kotoran di bagian dalam yang melekat. Butiran halus kotoran berhamburan keluar dari lubang saat cerobong diketrukken.

Setelah kedua cerobong tungku dibersihkan semuanya, lalu dipasang kembali. Selang regulator dipasang dan dihubungkan ke tabung gas melon. Yakin rapat terpasang, tidak ada desis gas keluar, tes nyala. 

Bismillah,.... Cetrek, cetrek, nggak nyala. Kebodohan kumat lagi, selang digedruk-gedruk, mungkin selang belum terisi penuh gas secara merata. Coba lagi... Cetrek-cetrek... Wuush. Api 🔥 kompor menyala. Alhamdulillah. Berhasil, berhasil, berhasil (sambil lunjak-lunjak seperti Dora the Explorer). Pengin rasanya keliling komplek sambil teriak-teriak: eureka, eureka. Keburu sadar, aku bukan Archimides atau Isaac Newton. Halah. 

Kompor kembali ke habitatnya. Bune yang sedang masak distop dulu. Kompor satu tungku dibongkar dan dikembalikan ke peraduannya. Beres terpasang rapi, kompor diujicoba kembali, dan.... Cetrek, wuush, berhasil. Terima kasih Allah, kami nggak jadi beli kompor gas yang baru. Harga cerobong tungkunya saja Rp.54.000 di salah satu toko online. 

Bune melanjutkan masak opor ayam kampung yang tertunda sesaat. Bukan gegayaan atau rendah diri. Beli ayam kampung dua ekor dari teman guru yang terdesak butuh. Memang harganya relatif lebih mahal dibanding beli ayam kampung di tetangga kampung sebelah komplek. Diniatkan membantu, karena kalau dipinjami uang belum tentu bayarnya. Treck records nya kurang baik urusan perduitan. 

Graha Pasir Ona, 7 November 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lho, uangnya ya utuh Pak Isak, hehe.

08 Nov
Balas

Mau dong kompor di rumah juga lagi error. Semoga sehat selalu Pak.

08 Nov
Balas



search

New Post