Elok adalah guru yang dicintai seluruh warga sekolah. Senyumnya yang hangat dan perhatiannya yang tulus membuat para siswa dan staf merasa nyaman berada di dekatnya. Aman, seorang satpam dengan tubuh tegap dan wajah yang lugu, diam-diam menyimpan perasaan pada guru cantik itu. Ia seringkali merasa diperhatikan lebih dari yang lain oleh Bu Elok, entah itu berupa senyuman hangat, sapaan ramah, atau obrolan singkat di sela-sela jam istirahat.

Perasaan Aman semakin membuncah ketika Bu Elok sering menitipkan berbagai keperluan kecil padanya. Entah itu membelikan makanan ringan, mengambilkan dokumen penting, atau sekadar meminta tolong memperbaiki kerusakan kecil di kantor guru. Aman merasa semua itu adalah kode-kode rahasia yang hanya bisa ia mengerti. Ia semakin yakin bahwa Bu Elok juga memiliki perasaan yang sama padanya.

Sementara itu, suami Elok, seorang pegawai negeri sipil, seringkali harus keluar kota untuk urusan dinas. Jarak dan kesibukan pekerjaan membuat mereka jarang bertemu. Elok yang merasa kesepian berusaha mengisi kekosongan hatinya dengan perhatian dari orang-orang di sekitarnya, termasuk Aman.

Suatu hari, seorang rekan kerja suami Elok melihat gelagat mencurigakan antara Elok dan Aman. Ia mencoba memberi tahu suami Elok, namun pria itu tidak percaya. Ia yakin istrinya tidak akan melakukan hal seperti itu. "Elok itu wanita yang baik," gumamnya dalam hati.

Nasib berkata lain. Suatu sore, saat dalam perjalanan dinas, suami Elok melihat sebuah kecelakaan lalu lintas. Ia terkejut ketika menyadari bahwa mobil yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah mobil yang sering dikendarai oleh Elok. Merk mobil dan nomor polisinya sangat melekat dalam ingatannya. Dengan jantung berdebar, ia segera menepi dan mendekati lokasi kejadian.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat Elok dan Aman terbaring lemah di dalam mobil yang ringsek. Keduanya mengalami luka-luka serius dan dilarikan ke rumah sakit. Saat itu juga, suami Elok menyadari bahwa selama ini ia telah menutup mata dan telinga atas semua tanda-tanda yang menunjukkan adanya hubungan yang tidak wajar antara istrinya dan satpam di sekolah.

Rasa sakit yang dirasakannya saat itu bukan hanya karena kecelakaan yang menimpa istrinya, tetapi juga karena runtuhnya kepercayaan yang selama ini ia bangun. Ia merasa dikhianati oleh orang yang paling ia cintai. Di ruang tunggu rumah sakit, ia duduk termenung, merenungkan semua kesalahan yang telah ia buat.

Bumi Multatuli, 7 Oktober 2024