Tantangan Hari Ke-123, #TantanganGurusiana

.

Kali ini, saya akan membahas mengenai keefektifan kalimat (lagi). Materi ini juga saya dapat dari kelas daring saya bersama Uda Ivan Lanin, si Wikipediawan pencinta bahasa Indonesia. Dalam kelas “Sintaksis” singkat tersebut, para peserta kelas daring dijelaskan 3 hal besar mengenai kalimat: bagian, jenis, dan keefektifan. Dalam materi keefektifan kalimat, Uda Ivan juga menjelaskan 12 kesalahan kalimat yang sering terjadi saat kita menuliskan kalimat.

Ke-12 kesalahan kalimat tersebut adalah (1) tanpa subjek, (2) tanpa predikat, (3) buntung, (4) bersubjek ganda, (5) bersisip preposisi, (6) tanpa konjungsi, (7) lewah konjungsi, (8) tidak paralel, (9) ambigu, (10) tidak logis, (11) campur kode, dan (12) salah kata tanya. Berikut akan saya bahas masing-masing contoh kesalahan kalimat tersebut.

1. Tanpa subjek – Untuk kegiatan itu memerlukan biaya yang cukup banyak

2. Tanpa predikat – Dia yang berbaju merah itu.

3. Buntung – Dia menjauh dariku. Dan tidak kembali.

4. Bersubjek ganda – PR itu saya sudah mengerjakannya.

5. Bersisip preposisi – Aku membicarakan mengenai perkerjaannya.

6. Tanpa konjungsi – Menerima pesanmu, aku sangat sedih.

7. Lewah konjungsi – Jika cuaca panas, maka saya tidak akan berangkat.

8. Tidak paralel – Tanaman bunga itu berfungsi untuk mempercantik dan penghias ruang tamu.

9. Ambigu – Guru Sejarah baru itu sangat cantik.

10. Tidak logis – Waktu dan tempat kami persilakan.

11. Campur kode – So, apa yang harus kita lakukan this night?

12. Salah kata tanya – Ucapan syukur marilah kita haturkan kepada Tuhan yang mana pada hari ini kita bisa berkumpu dalam keadaan sehat.

Nah, itulah contoh-contoh kesalahan kalimat yang sering kita temui. Kesalahan tersebut mengakibatkan ketidakefektifan kalimat. Adakah kalimat yang Anda rasa sudah efektif namun tertulis dalam contoh saya? Semoga contoh-contoh tersebut cukup jelas untuk dipahami.***