9 Langkah Memoles Karya (Swasunting)
Tantangan Hari Ke-112, #TantanganGurusiana
.
Sore ini saya mengikuti kelas daring bersama Kak Windy Ariestanty, si penulis Life Traveler. Kak Windy menjelaskan tentang pentingnya melakukan swasunting alias menyunting sendiri tulisan oleh si penulis. Menurut beliau, swasunting adalah bagian dari proses menulis ulang naskah menjadi baik, lebih baik, dan lebih baik lagi. Tak ada yang mengenal sebuah karya lebih dari penulisnya. Karena itulah, kita bisa “mengakrabi” tulisan kita melalui proses swasunting.
Setidaknya, ada 9 langkah untuk memoles karya kita agar menjadi lebih baik. Pertama, memainkan panjang pendek kalimat. Kita perlu menyadari penulisan kalimat dalam karya kita. Jangan hanya menggunakan kalimat-kalimat panjang yang membuat pembaca bingung memahami, namun variasikan dengan kalimat panjang-sedang-pendek. Kedua, ubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif. Artinya, lebih baik menggunakan kalimat aktif dalam karya. Meski tidak ada larangan untuk menggunakan kalimat pasif, kalimat aktif membuat tulisan terasa lebih hidup. Ketiga, jika memungkinkan untuk menghapus sebuah kata, maka hapuslah. Ketika kita menemui penggunaan kata yang berlebihan, sebaiknya hapus saja. Biasakan menulis yang ketat dan hindari kemubaziran.
Keempat, hindari penggunaan istilah yang sulit dipahami. Gunakan saja kosakata dalam bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti agar pembaca dapat memahami tulisan kita. Kelima, perhatikan keterkaitan antarparagraf. Harus ada kesinambungan hubungan antarparagraf dalam karya kita. Jangan sampai antara paragraf yang satu dengan yang lain tidak berhubungan. Keenam, keterkaitan antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Harus ada benang merah yang menghubungan keduanya. Harus ada kesimpulan akhir dalam karya kita.
Ketujuh, hindari kata sifat. Gunakan saja perumpamaan sehari-hari yang tepat dan mengena alih-alih menggunakan kata sifat. Karya kita akan tampak lebih nyaman dibaca. Kedelapan, berdayakan tanda baca. Jangan hanya menggunakan tanda titik, koma, tanda tanya, atau pun tanda seru saat kita menulis karya. Sesekali, gunakan tanda elipsis, apostrof, titik koma, dan tanda baca lain. Kita perlu mempelajari fungsi tanda baca dan menggunakannya untuk membuat kalimat tampak bergaya. Terakhir, kesembilan, berkawanlah dengan kamus. Kita perlu memperkaya diri kita dengan diksi-diksi dari kamus yang jarang kita gunakan saat menulis. Selain itu, kita juga perlu memperkaya teknik menulis kita dengan membaca karya-karya yang bagus.
Melalui langkah-langkah swasunting tersebut, niscaya karya tulis kita akan semakin baik dari sebelumnya. Pemolesan ini perlu agar tulisan kita tidak membosankan saat dibaca. Selain itu, tulisan akan menjadi lebih menarik dan enak dibaca setelah dilakukan penyuntingan terhadap isi dan bahasanya. Menyunting karya tidak harus dilakukan oleh editor/penyunting, kita sebagai penulis pun harus melakukan swasunting terlebih dahul. Selamat belajar menyunting!***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat bermanfaat :)