Isma Latifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bahasa dan Kelas Sosial (bagian 2-selesai)

Tantangan Hari Ke-192, #TantanganGurusiana

.

Untuk mengetahui hubungan antara gejala-gejala linguistik dengan kelas sosial, diadakanlah penelitian oleh para linguis. Penelitian yang dilakukan di Detroit (AS) dan Norwich (Inggris) tersebut dilakukan terhadap masyarakat dari berbagai kelas sosial. Fakta yang dihasilkan yaitu bahwa semakin tinggi tingkat kelas sosial, semakin sedikit bentuk nonbaku. Artinya, pengguna bentuk nonbaku terbanyak yaitu pada kelas-kelas rendah.

Menurut saya sendiri, kelas sosial berdasar pendidikan lebih banyak membawa dampak pada penggunaan bahasa. Orang-orang yang (maaf) berpendidikan rendah bukan hanya menggunakan bentuk-bentuk nonbaku, tapi juga menggunakan bahasa-bahasa yang cukup kasar dalam kehidupan sehari-hari. Pantaslah orang sering berkata “Dasar tidak berpendidikan” saat menemui seseorang dengan pola penggunaan bahasa yang kurang santun.

Saya sangat jarang menemui orang yang berbicara kasar dalam lingkungan pendidikan. Meskipun di perkampungan pun, saya jarang mendengar ucapan kasar dari seseorang yang “bersekolah”. Namun, seseorang dengan tingkat pendidikan rendah atau tidak berpendidikan akan mudah mengucapkan bahasa-bahasa yang kurang enak didengar.

Pendidikan benar-benar mengubah seseorang ke arah yang lebih baik. Orang berpendidikan akan mampu berbahasa santun, anggun, dan elegan. Karakter seseorang pun dapat dilihat dari keanggunan bahasanya. Semakin anggun seseorang saat berbicara, bisa kita pastikan ia memiliki pendidikan yang tinggi. Ingat, pendidikan bukan hanya yang didapat dari bangku sekolah. Sekolah hanyalah salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan.

Pada akhirnya, saya hanya akan mendukung pernyataan bahwa ada hubungan antara kelas sosial dengan bahasa. Setiap kelas sosial memiliki tipe bahasa yang berbeda dengan kelas sosial yang lain. Mudahnya, setiap kelas sosial memiliki “kode” sendiri dalam berbahasa. Kelas sosial berdasar pendidikan pun membawa dampak penggunaan bahasa yang berbeda bagi para penutur dalam kelompok tersebut jika dibandingkan dengan penggunaan bahasa pada kelompok kelas yang lain. ***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Informatif sekali ulasannya, Bu Salam sukses.

17 Nov
Balas



search

New Post