Bahasa dan Usia (2)
Tantangan Hari Ke-208, #TantanganGurusiana
.
Kelompok kedua setelah anak-anak adalah kelompok remaja. Remaja memiliki ciri-ciri suka berpetualang, berkelompok (geng), dan dianggap nakal. Akibat adanya geng, remaja memiliki ragam bahasa rahasia yang hanya dimilikinya sendiri untuk berkomunikasi dengan komunitasnya. Bahasa rahasia itu berpola, ada banyak sekali macamnya. Ada bahasa prokem, bahasa walikan, dan muncul juga akronim-akronim yang merupakan kreativitas dari remaja itu sendiri (ya, yang memunculkan adalah remaja, bukan orang dewasa seperti pada pemunculan kerata basa dalam bahasa Jawa).
Banyaknya akronim-akronim baru yang diciptakan remaja menyebabkan adanya keuntungan ekonomi dalam berbahasa. Selain itu, muncul beban bagi si pengguna bahasa untuk belajar lebih banyak kosakata agar tidak tertinggal dari lingkungannya. Namun, ada pula yang menyebutnya sebagai gejala kemalasan. Seringkali, akronim juga diciptakan para penguasa sehingga akronim-akronim semacam itu menjadi istilah yang formal dan baku dalam komunikasi sehari-hari.
Sementara itu, bahasa yang digunakan oleh orang tua/dewasa, yakni bahasa sehari-hari yang sering kita kenal, yang terlepas dari bahasa gaul dan bahasa rahasia remaja. Bahasa orang tua/dewasa terkesan lebih simpel penggunaannya. Selain itu, pemilihan kosakata jelas maknanya. Namun, ada juga orang tua yang menggunakan jenis bahasa yang sudah direkayasa dengan tujuan tertentu.
Penyusutan dalam tindak tutur sebenarnya tidak hanya terjadi pada anak-anak saja, orang dewasa pun mengalaminya. Jika penyusutan yang dilakukan anak-anak menyangkut fungtor, maka penyusutan yang dilakukan oleh orang dewasa adalah dengan tujuan ekonomi dan kepraktisan berbahasa. Penyusutan pada bahasa orang tua paling tampak pada penggunaan ragam bahasa nonbaku, karena ragam ini tidak mempunyai kaidah penuturan yang pasti sehingga penuturnya pun membuat kaidah sendiri dengan kreativitasnya.***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar