Isma Latifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Belajar melalui Sastra

Tantangan Hari Ke-85, #TantanganGurusiana

.

Sastra terkadang memberikan banyak pembelajaran secara langsung maupun tidak langsung bagi para pembacanya. Sastra pada dasarnya adalah pendidikan dan hiburan bagi pembaca. Anak pun dapat belajar dari sastra. Ada genre sastra anak yang memang ditujukan untuk anak. Orang tua tidak seharusnya memberikan bacaan “seadanya” kepada anak. Anak rentan terhadap apa yang dibaca atau didengarnya. Orang tua harus pandai memfilter bacaan yang tepat untuk anak-anaknya.

Sastra anak dibagi menjadi beberapa bentuk, ada cerpen, puisi, dongeng, dan sebagainya. Sastra anak bisa ditemui pada majalah-majalah anak. Sastra anak seringkali memberikan pembelajaran kepada anak yang disampaikan secara sederhana oleh penulisnya. Berbicara mengenai hal ini, tiba-tiba saya ingat bahwa saya pun banyak mendapat pembelajaran dari cerpen yang saya baca saat masih kecil. Meskipun tidak semua saya ingat, namun setidaknya ada beberapa yang benar-benar melekat pada pikiran saya sampai saat ini.

Cerpen pertama berjudul “Wow Rapinya” yang saya baca dari Majalah Bobo. Cerpen ini mengisahkan seorang gadis yang sangat rapi. Semua perabotan di rumahnya diatur sangat rapi. Pembelajaran yang paling saya ingat dari cerpen ini adalah cara mencuci piring. Saat mencuci piring, gelas harus dicuci terlebih dahulu karena gelas adalah yang paling bersih. Gelas tidak mengandung minyak atau yang lain. Sampai sekarang, saya selalu mengingat pelajaran itu saat sedang mencuci piring.

Cerpen kedua yang selalu saya ingat berjudul “Pak Tua yang Selalu Ragu”. Cerpen ini saya baca di buku pelajaran Bahasa Indonesia saat SD. Sampai saat ini, jika menemui teman atau kenalan yang ragu dan tidak bisa memutuskan masalah sepele atau terlalu pilih-pilih sesuatu, saya selalu mengingat Pak Tua ini. Gara-gara galau menentukan pesta mana yang harus ia datangi. Pesta yang satu memberikan makanan yang enak, sementara dari pesta yang lain ia bisa membawa pulang kepala kambing. Karena galau, akhirnya ia malah tidak bisa mendapatkan apa-apa dari keduanya karena ia datang terlambat.

Cerpen ketiga (saya lupa judulnya) juga saya baca dari Majalah Bobo. Cerpen tersebut mengisahkan seorang anak yang tidak bisa bangun pagi. Meskipun sudah ada jam beker di sampingnya, ia tetap kesulitan bangun pagi. Kakaknya menyarankan, sebelum tidur ia harus minum dua gelas penuh air putih. Pasti menjelang subuh ia akan bangun karena ingin buang air kecil. Hal ini pun pernah saya terapkan saat saya masih duduk di bangku sekolah.

Cerita terakhir yang masih saya ingat sampai saat ini menceritakan tentang anak yang suka berbohong. Saya lupa judul bukunya, tapi saya ingat buku itu dipinjamkan ibu saya dari perpustakaan di sekolahnya. Cerita itu mengisahkan anak yang suka berbohong hingga tak seorang pun percaya kepadanya. Di akhir cerita dikisahkan bahwa pada suatu hari baju anak tersebut dimakan kambing. Ia berlari ke sana kemari untuk meminta pertolongan. Namun, tak seorang pun mempercayainya. Setiap menjemur pakaian, mau tak mau saya tersenyum mengingat si anak ini, membayangkan bagaimana kambing bisa memberikan pelajaran hidup kepadanya.***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post