Berjuang Bersama Arek-Arek Surabaya
Tantangan Hari Ke-122, #TantanganGurusiana
.
Minggu pagi, Hafiz dan Bima sudah berada di rumah Sultan. Hari ini, mereka berjanji untuk mengadakan petualangan lagi. Setelah sarapan bersama di dapur, mereka bertiga segera pergi ke kamar Sultan, tempat mereka memulai petualangan. Kali ini, mereka ingin menyaksikan peristiwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Mereka ingin menyaksikan pertempuran heroik arek-arek Surabaya melawan Sekutu. Sultan dan kedua temannya sudah berdiskusi mengenai hal itu. Mereka ingin melihat sendiri bagaimana Bung Tomo membakar semangat arek-arek Surabaya dalam peristiwa itu. Setelah siap, mereka pun masuk ke dalam lemari di kamar Sultan. Sultan segera mengatur tanggal di pintu lemari.
“Aku ingin menyaksikan perjuangan pahlawan kita, bahakan aku ingin ikut berjuang melawan penjajah jika bisa,” kata Bima.
“Berarti kita pergi ke tanggal 28 Oktober 1945, ya. akan beruntung jika kita bisa menyaksikan perobekan bendera Belanda juga,” kata Sultan yang langsung disambut anggukan kedua temannya.
Setelah waktu diatur, Sultan duduk di karpet mengkilat di dalam lemari sambil berdesakan dengan kedua temannya. Tak lama setelah duduk, mereka terseret ke dalam pusaran yang berputar begitu cepat. Tiba-tiba, mereka terdampar di suatu tempat di sudut Kota Surabaya yang sudah dipenuhi oleh rakyat Indonesia yang membawa bambu runcing. Di mana-mana terdengar teriakan “Merdeka atau mati!” dengan semangat yang luar biasa.
Sultan, Bima, dan Hafiz berada di tengah-tengah pertempuran itu. Mereka terkejut dengan keadaan itu. Segera saja mereka mengambil bambu runcing yang tergeletak di tanah, lalu bergabung dengan pejuang yang lain. Pasukan Sekutu memang menang dalam hal persenjataan. Masing-masing dari mereka membawa senapan, sementara rakyat Indonesia hanya bersenjatakan bambu runcing. Akan tetapi, pasukan Sekutu kalah jumlah bila dibandingkan dengan lautan pejuang Indonesia. Pasukan Sekutu dibuat kocar-kacir oleh semangat pejuang Indonesia. Setiap terdengar suara tembakan, amarah arek-arek Surabaya semakin menjadi-jadi.
Sultan melihat ke arah kanannya. Bima dan pejuang lain sedang berusaha melawan seorang pasukan Sekutu yang membawa senapan di tangannya. Dia menoleh ke kiri, Hafiz dan beberapa pejuang juga sedang mengarahkan bambu runcingnya ke seorang pasukan Sekutu. Tidak ada lagi rasa takut. Sultan segera bergabung dengan gerombolan pejuang di hadapannya yang berusaha melucuti senjata pasukan Sekutu.
“Teman, hati-hati. Selamat berjuang,” teriak Sultan sambil melangkahkan kakinya ke medan pertempuran.
“Kau juga,” teriak Hafiz dari kejauhan.
Di tengah kekacauan itu, tiba-tiba terdengar suara tembakan. Bima terkejut melihat seorang pejuang yang berada di sampingnya tergeletak di tanah. Dengan penuh amarah, Bima segera berlari ke arah penembak sambil mengacung-acungkan bambu runcingnya. Sementara itu, si penembak kembali mengarahkan senapannya ke arah Bima dengan tawa mengerikan. Sultan dan Hafiz yang menyaksikan hal itu langsung berteriak. Mereka segera berlari ke arah Bima. Si penembak sudah menekan pelatuk senapannya. Sedetik sedelum peluru itu mengenai Bima, Sultan dan Hafiz menarik Bima. Sultan segera memencet tombol “kembali” pada remote yang selalu dipegangnya.
Mereka terlempar keluar dari lemari di kamar Sultan. Dengan napas terengah-engah, Sultan menanyai keadaan kedua temannya sambil menutup pintu lemari ajaibnya. Keduanya menjawab bahwa mereka baik-baik saja. Mereka bersyukur bisa kembali dengan selamat. Meskipun hati berdebar, mereka bahagia karena mendapatkan pelajaran berharga dari petualangan hari ini.***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wow, cerita anak yang hebat. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Terima kasih, Bun