Isma Latifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Buah Jatuh tak Jauh dari Pohonnya
Gambar diambil dari https://www.kompasiana.com/image/tjiptadinataeffendi21may43/5da11ed00d823015e502a9b4/seribu-kata-maaf-tak-dapat-menghapus-satu-noda

Buah Jatuh tak Jauh dari Pohonnya

Tantangan Hari Ke-78, #TantanganGurusiana

.

Dia tiba-tiba marah dan menyepak kursi hingga berguling. Mulutnya mengucap sumpah serapah yang tak pantas didengar telinga. Di sampingnya, sang adik lelaki memandang tanpa berkedip.

...

Rara hanyalah satu-satunya perempuan di rumah sempit di pinggiran kampung itu. Ayahnya pekerja serabutan yang pulangnya pun tak dapat ditebak. Adik lelakinya lebih suka bermain ke rumah tetangga yang kebetulan seusia dengannya. Di usianya yang masih sangat belia, ia terpaksa menjadi anak sekaligus pengurus rumah tangga di rumahnya. Sebelum berangkat ke sekolah menengah pertama yang cukup jauh dari rumahnya, ia harus memastikan adik kecilnya sarapan. Setelah sarapan, baru adiknya akan berangkat ke sekolah, lalu pulang dan pergi bermain sampai ia pulang dari sekolahnya sendiri.

Tugas-tugas sekolah sering terlalaikan karena ia harus mengurus segalanya di rumah. Ia berperan sebagai anak saat ayahnya pulang dan menjadi kakak sekaligus ibu saat hanya bersama adiknya di rumah. Ayahnya adalah orang anti-sosial. Bahkan kartu tanda pengenal pun tidak pernah diperbarui. Kontrakan mereka berpindah-pindah ke mana-mana, namun KTP masih tertulis di asal ibunya. Ayahnya seorang pemarah. Tak peduli apapun yang dibutuhkan anak-anaknya, ia datang dan pergi sesukanya. Entah membawa uang, entah tidak.

Rara selalu merindukan masa kecilnya. Ia ingat betapa ayah dan ibunya sangat menyayangi dan memanjakannya. Kini angan-angan itu pudar. Ia hanya berharap bisa bersekolah dengan tenang tanpa gangguan dari ayahnya. Setiap pulang, ayahnya hanya akan marah-marah kepadanya. Dimakinya kedua anaknya yang dianggap pembawa sial baginya. Dimakinya kedua anaknya yang menurutnya harus mengikuti sang ibu.

Rara selalu menangis jika mengenang kejadian kelam malam itu. Ibunya tiba-tiba pulang dari kerjanya di luar negeri sambil menggendong seorang bayi mungil. Rara, adik, dan ayahnya yang menunggu kedatangan ibu sungguh terkejut. Apalagi ibu segera mengambil baju dan mengemasnya dalam sebuah tas.

“Ibu mau ke mana?” tanya Rara.

“Ibu mau pergi. Ibu sudah menikah lagi. Kalian berdua ikut ayah kalian. Ibu harus merawat adik kalian ini,” jawab sang ibu pedas.

Tanpa sepatah kata lagi, ibunya pergi meninggalkan rumah. Meninggalkan ayahnya yang masih kebingungan. Meninggalkan adiknya yang meraung memanggil-manggil ibunya. Semalaman peristiwa itu berlangsung hingga paginya Rara sadar bahwa ia harus tetap pergi ke sekolah. Sejak saat itu, ayahnya berubah. Ia keluar dari tempat kerja tetapnya. Ia jadi pekerja serabutan yang hidup seolah demi dirinya sendiri. Bahkan untuk uang sekolah, Rara hanya bisa berusaha mencari bantuan dari sekolah. Itu pun ia harus mengurus sendiri karena ayahnya sudah tak peduli padanya. Tak ada keluarga dari pihak ibu atau ayahnya yang diingatnya. Ia seolah menanggung semua beban hidupnya sendiri.

Ayahnya menjadi pemarah besar. Seringkali, dia tiba-tiba marah dan menyepak kursi hingga berguling. Mulutnya mengucap sumpah serapah yang tak pantas didengar telinga. Di sampingnya, sang adik lelaki memandang tanpa berkedip. Begitulah yang selalu terjadi saat ayahnya pulang ke rumah

Suatu hari, adik Rara pulang dari rumah tetangga. Ia merengek meminta playstation kepada kakaknya.

“Kakak belikan kalau kakak sudah punya uang, ya,” kata Rara sabar.

Nyatanya jawaban itu tak masuk ke telinga adiknya. Tiba-tiba saja adiknya marah-marah besar dan menyepak kursi sambil mengucapkan makian-makian kasar kepadanya. Di tempatnya, Rara membeku. Adiknya tiba-tiba persis seperti ayahnya.***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post