Fiksi untuk Anak
Tantangan Hari Ke-170, #TantanganGurusiana
.
Anak adalah orang yang dalam proses belajarnya akan kehidupan masih sederhana, tetapi kompleks dan memiliki karakter sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Berdasarkan usianya, yang termasuk kategori anak adalah yang berusia antara 2-12 tahun. Sementara, fiksi adalah karangan yang ditulis secara prosais, bentuk uraian dengan kalimat relatif panjang dalam bentuk narasi. Maka yang dimaksud fiksi untuk anak yaitu karangan berbentuk uraian yang diperuntukkan bagi orang yang berusia antara 2-12 tahun.
Hunt mengatakan bahwa sastra anak adalah buku-buku bacaan atau karya sastra yang sengaja ditulis sebagai bacaan anak, isinya sesuai dengan minat dan pengalaman anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosi dan intelektual anak. Sastra—dalam hal ini fiksi—dewasa dan sastra untuk anak tentu saja berbeda. Selain unsur-unsur intrinsik yang terkandung di dalamnya (tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, amanat, gaya bahasa), yang membedakan kedua macam sastra tersebut adalah tingkat perkembangan antara orang dewasa dan anak. Perkembangan bahasa, intelegensi, emosi, sosial, dan moral antara orang dewasa dan anak-anak juga berbeda. Selain itu daya pikir anak yang masih sederhana, berbeda dengan daya pikir orang dewasa yang rumit menjadikan para sastrawan berpikir untuk menciptakan sastra yang sesuai untuk anak.
Kebutuhan anak akan fiksi merupakan suatu kebutuhan yang mendasar yang perlu dipahami oleh setiap orang tua, karena fiksi banyak mengandung pesan moral yang dapat membantu anak menjadi dewasa dan lebih mandiri dalam menghadapi kehidupan. Perry Noedelman mengatakan bahwa ciri sastra anak adalah bersifat didaktik (mendidik), dengan pesan budaya yang melekat kuat dalam cerita-cerita yang dirancang sebagai sarana belajar anak-anak bagaimana menjadi orang dewasa.
Berbagai jenis fiksi anak ada baiknya diberikan kepada anak, namun harus dengan bimbingan orang tua. Apalagi pada era ini segalanya sudah lebih modern, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat ditemui di mana-mana, jangan biarkan anak tersesat sendirian dalam luasnya dunia pergaulan. Kini, fiksi yang sedang merebak di pasaran pun jenis fiksi modern, bukan lagi fiksi tradisional. Bila zaman orangtua kita mungkin hanya mengenal kisah-kisah tradisional yang mereka dengarkan dari orangtuanya sebagi dongeng sebelum tidur. Namun, zaman ini sudah berubah. Mungkin hanya beberapa anak yang mengenal atau sekadar tahu tentang kisah tradisional, karena yang mereka kenal dan sering mereka dengar adalah fiksi-fiksi modern. Bukannya fiksi modern tidak mengandung pesan moral, tetapi alangkah baiknya jika kisah-kisah tradisional yang sarat makna pun diajarkan kepada anak.***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar