Tantangan Hari Ke-280, #TantanganGurusiana

.

Pada semester genap ini, salah satu materi yang saya berikan kepada murid-murid kelas VII saya adalah Puisi Rakyat. Dalam materi ini, ada tiga materi yang kami pelajari bersama, yaitu pantun, syair, dan gurindam. Ketiganya termasuk dalam jenis puisi lama yang terikat berbagai aturan yang membedakannya dengan puisi baru (modern). Selain aturannya, yang membedakan penulisan puisi lama dan puisi baru adalah kaidah kebahasaannya, salah satunya adalah penggunaan kata arkais dan klasik.

Apa yang dimaksud kata arkais? Dalam KBBI arkais dimaknai ’berhubungan dengan masa dahulu atau berciri kuno, tua; tidak lazim dipakai lagi (tentang kata)’. Nah, kata arkais ini banyak digunakan pada puisi maupun prosa lama dengan pengaruh dari bahasa Melayu, Arab, dan bahasa lainnya. Lalu, apa saja contoh kata arkais yang saya temukan dalam pembelajaran materi Puisi Rakyat?

Saya menemukan kosakata bestari, adiraja, ancala, amerta, derana, afsun, dan sebagainya. Apakah Anda pernah menggunakan kata-kata arkais dan klasik tersebut dalam tulisan? Beberapa kata, saya malah belum pernah menjumpai dan harus membuka ulang kamus untuk mencari artinya. Anda tahu makna kata-kata tersebut? Bestari adalah ’luas dalam pengetahuannya,; berpendidikan baik; baik budi pekerti’. Adiraja berarti ’gelar raja yang tertinggi’. Ancala dimaknai ’gunung, amerta ’abadi; tidak dapat mati’, derana ’tahan dan tabah menderita sesuatu (tidak lekas patah hati, putus asa, dan sebagainya), dan afsun ’pesona’. Nah, bagaimana? Pembahasan kali ini menambah diksi Anda, bukan? 😊