Isma Latifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Konteks Bahasa

Tantangan Hari Ke-113, #TantanganGurusiana

.

Penggunaan bahasa diatur menurut konteks dan kaidah. Penggunaan bahasa menurut konteksnya disebut penggunaan bahasa yang baik. Sementara itu, penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidahnya adalah bahasa yang benar. Penggunaan bahasa yang baik harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung.

Saat saya masih kuliah, dosen saya pernah memberi rumus mudah sehubungan dengan penggunaan bahasa. Menurut beliau, penggunaan bahasa yang baik harus menaati SPEAKING seperti berikut.

S etting and scene (latar dan keadaan)

P articipant (siapa saja yang terlibat)

E nd (tujuan)

A ct (sikap)

K ey (kata kunci)

I nstrument (alat)

N orm (aturan)

G enre (gaya/style)

Penggunaan bahasa harus memperhatikan latar dan keadaan, maksudnya di mana kita berbicara dan siapa yang kita ajak berbicara. Selain itu, harus jelas apa tujuan pembicaraan itu, bagaimana sikap yang harus kita tampilkan saat berbicara, kata kunci apa saja yang harus kita tampilkan. Penggunaan bahasa juga harus memperhatikan penggunaan alat bahasa: dalam bentuk bahasa tulis atau lisan. Pokoknya, rumus SPEAKING mengajarkan bahwa yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa adalah siapa sedang berbicara dengan siapa tentang apa, kapan, di mana, dan bagaimana.

Dalam kelas daring bersama Uda Ivan Lanin, saya mempelajari konteks penggunaan bahasa yang sama dengan yang saya pelajari saat kuliah. Intinya, penggunaan bahasa yang baik harus disesuaikan dengan bahasa yang sesuai dengan situasi, sarana, bidang, kelompok, dan suasana. Berikut penjelasan penggunaan bahasa yang baik menurut Ivan Lanin.

Situasi--resmi, nonresmi

Sarana--lisan, tulisan

Bidang--hukum, ilmiah, bisnis, jurnalistik, sastra

Kelompok--suku bangsa, slang

Suasana--khidmat, duka, gembira

Penggunaan bahasa yang baik harus disesuaikan dengan hal-hal tersebut. Kita harus memahami kapan bahasa resmi digunakan dan kapan pula sebaiknya menghindari bahasa resmi. Kita bisa menggunakan bahasa melalui ucapan ataupun tulisan. Kita harus sadar bahwa kita harus mendongeng dengan bahasa sastra, bukan bahasa hukum. Dengan siapa kita berbicara, kita bisa memanfaatkan bahasa yang berbeda: bahasa daerah dengan sesama suku bangsa dan bahasa slang untuk komunitas yang sama. Selain itu, tentu kita diharapkan untuk menggunakan bahasa yang sesuai dengan suasana yang sedang berlangsung: khidmat, duka, atau gembira. Sangat tidak pantas jika kita menggunakan bahasa “gembira” di tengah-tengah terjadinya bencana, dan sebagainya.***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih ilmunya, Bunda, sangat bermanfaat. Sukses selalu. Salam literasi

30 Aug
Balas

Sukses selalu :)

30 Aug
Balas



search

New Post