Tantangan Hari Ke-210, #TantanganGurusiana

.

Dalam sebuah tulisan, saya masih sering menemukan penggunaan memperhatikan. Di lain waktu, saya juga menemui penggunaan memerhatikan. Lalu, penulisan mana yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia?

Dalam tulisan sebelumnya, saya telah menyinggung proses pengimbuhan (afiksasi). Untuk mengetahui kebenaran antara memperhatikan atau memerhatikan, kita perlu kembali melihat aturan afiksasi tersebut. Jika kata tersebut memperoleh konfiks me-kan, apakah berarti yang benar adalah memerhatikan? Kan, huruf setelah me- termasuk KTSP. Artinya, kata dasarnya akan mengalami peluluhan. Betulkah?

Sayang sekali, Saudara! Penulisan yang benar adalah memperhatikan. Mengapa? Aturan dasar peluluhan adalah jika awalan me- bertemu dengan kata dasar berawalan huruf KTSP. Nyatanya, perhati bukan kata dasar. Perhati (maknanya amati, cermati) terbentuk dari kata dasar hati. Maka, ketika kata perhati mendapat awalan me-, bentuknya tidak mengalami peluluhan. Penulisan yang tepat adalah memperhatikan [me+(pe+hati)+kan], bukan memerhatikan.

Hal ini berlaku juga pada penulisan mempelajari. Penulisan tersebut lebih tepat daripada penulisan memelajari karena kata dasar pada kata tersebut adalah ajar, bukan pelajar. Kata mempelajari terbentuk dari me+(pe+ajar)+i. Terkadang, saya masih menemukan penulisan memelajari karena penulisnya menganggap kata dasarnya adalah pelajar sehingga luluh saat mendapatkan awalan me-.

Lalu, manakah yang benar antara menertawakan dan mentertawakan? 😉