Isma Latifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Peri Cahaya dan Negeri Raksasa (bagian 1)

Tantangan Hari Ke-143, #TantanganGurusiana

.

Penduduk Negeri Bulan gempar! Peri Cahaya, peri yang menyinari Negeri Bulan, menghilang tanpa jejak. Seluruh penduduk bahu-membahu mencari keberadaannya, tapi tak ada hasil. Peri Cahaya tetap tidak dapat ditemukan. Sudah dua hari ini Peri Cahaya menghilang. Negeri Bulan diselimuti kegelapan tanpa kehadiran Peri Cahaya.

“Ke mana kita harus mencari Peri Cahaya?” tanya salah seorang penduduk Negeri Bulan.

“Entahlah. Bahkan tak ada tanda-tanda kerusakan di istana Peri Cahaya.” Penduduk lain mulai cemas dengan keadaan tersebut.

Para penduduk mulai menelusuri kediaman Peri Cahaya. Istana itu besar, tapi tak ada seorang pun di sana. Penduduk membawa beberapa ekor kunang-kunang yang membantu menerangi jalan mereka. Hasilnya tetap nihil. Mereka tak menemukan keganjilan apapun di istana Peri Cahaya.

“Tunggu… Apa ini?” Tiba-tiba seorang penduduk berteriak.

Ada sebuah ikat kepala yang terjatuh di halaman istana. Seseorang segera membawa ikat itu. Para penduduk berduyun-duyun mendatangi sesepuh Negeri Bulan. Mereka tidak pernah keluar dari Negeri Bulan, maka mereka pun tak pernah tahu apa-apa yang ada di luar Negeri Bulan.

“Sepertinya aku pernah mendengar cerita bahwa ada sebuah tempat yang dihuni oleh para raksasa,” kata sesepuh Negeri Bulan. “Mereka tinggal di Negeri Raksasa yang dipenuhi pepohonan yang amat lebat dan besar.”

“Apa yang harus kita lakukan? Negeri kita akan mati kalau terus-terusan diselimuti kegelapan seperti ini,” keluh seorang penduduk.

“Kita harus bersama-sama pergi ke Negeri Raksasa untuk menyelamatkan Peri Cahaya. Kita harus membawanya kembali ke Negeri Bulan.”

“Ya, aku setuju,” kata yang lain.

Akhirnya, di waktu yang telah ditentukan, puluhan penduduk bersama-sama pergi ke Negeri Raksasa. Setiap penduduk membawa sebilah pedang di tangan kiri dan seekor kunang-kunang di tangan kanan sebagai penerang jalan mereka. Mereka menempuh perjalanan yang sangat panjang, hanya berbekal arah yang diberikan oleh sesepuh Negeri Bulan.

Sesekali, mereka berhenti di tengah jalan untuk beristirahat dan memeriksa petunjuk arah yang mereka bawa. Setelah yakin dengan arah yang benar, mereka melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian, tibalah mereka di pintu Negeri Raksasa. Mereka yakin bahwa itulah pintu Negeri Raksasa karena kegelapan semakin menyelimuti mereka. Tak ada sedikitpun cahaya di tempat itu selain cahaya dari sayap kunang-kunang yang mereka bawa.

… bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post