Ruangannya Panas Sekali, Ya?
Tantangan Hari Ke-199, #TantanganGurusiana
.
Pemilihan diksi dan penggunaan tanda baca yang berbeda pada kalimat tulis mengakibatkan adanya makna yang berbeda pula. Sementara, pemilihan diksi dan penggunaan intonasi pada kalimat lisan juga akan menghasilkan makna yang berbeda. Tiba-tiba saya teringat dengan matakuliah Antropologi yang pernah saya ikuti. Intermezzo saja, dalam ilmu Antropologi, berbicara adalah sebuah praktik kultural. Bahasa menjadi sumber kultural. Artinya, kehidupan berbudaya manusia selalu menyertakan bahasa di dalamnya.
Nah, salah satu yang saya ingat dalam matakuliah tersebut adalah ujian akhir semester yang diadakan oleh dosen saya. Dalam ujian tersebut, Pak Dosen “hanya” memberikan 5 soal esai yang salah satu soalnya adalah menganalisis bentuk dan makna 3 kalimat sebagai bentuk praktik kultural manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga kalimat tersebut adalah sebagai berikut.
(a) “Buka pintu itu!”
(b) “Tolong buka pintu itu!”
(c) “Wah, ruangannya panas sekali, ya?”
Lalu, apa yang membedakan ketiganya?
Ketiga kalimat tersebut berbeda bukan semata-mata dari bentuknya saja, tapi juga dari makna yang terkandung di dalamnya. Bentuk (a) biasanya digunakan oleh orang yang lebih tua untuk memberi perintah kepada yang muda untuk membukakan pintu baginya. Kalimat tersebut termasuk jenis kalimat imperatif jika dilihat dari strukturnya. Termasuk kalimat imperatif, ditandai dengan penggunaan tanda seru pada akhir kalimat (nada perintah) dan penggunaan verba dasar meski subjeknya dihilangkan.
Sementara bentuk (b) pun termasuk jenis kalimat imperatif. Kalimat ini terkesan lebih halus karena ada tambahan kata “tolong”. Bentuk ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua atau orang tua kepada orang lebih muda yang lebih tinggi kedudukannya. Kalimat imperatif ini terbentuk dari pola intonasi perintah, penggunaan verba dasar, penghilangan subjek, dan penambahan kata “tolong”.
Bentuk (c) merupakan ungkapan pelembut (eufimisme) dari bentuk (a) dan bentuk (b). Seseorang menggunakan bentuk (c) bukan berarti bahwa dia sedang mengomentari cuaca saja, tapi ada maksud tersembunyi dari ucapannya tersebut. Kalimat tersebut seolah menjadi “sindiran” kepada mitra bicaranya agar tanggap untuk membukakan pintu baginya agar rasa panas berangsur-angsur menghilang.
Nah, bukankah ketiganya berbeda? 😊
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi