
Salma dan Tugas Online
Tantangan Hari Ke-74, #TantanganGurusiana
.
Sudah seminggu sekolah online dilaksanakan. Sepagi itu Salma sudah duduk di ruang tamu sambil memandangi ponselnya. Ia belum sarapan, namun sudah mandi dan siap mendapatkan pelajaran hari ini. Sesaat setelah membuka pesan di grup sekolahnya, ia meletakkan ponselnya. Ibu memanggilnya untuk sarapan terlebih dahulu. Setelah sarapan, Salma kembali duduk di tempat yang sama sambil membawa tumpukan bukunya. Begitulah kegiatan Salma setiap hari sejak sekolah online dilaksanakan.
Ibunya tak sempat menemani Salma karena mengurusi adik Salma yang masih batita. Sang ibu juga sibuk mengerjakan pekerjaan di rumah. Biasanya, sebelum berangkat sekolah, Salma membantu ibunya untuk menyapu halaman rumah atau menjemur pakaian. Sejak bersekolah online, Salma tidak pernah melakukan tugasnya.
“Kak, bisa bantu Ibu, nggak? Tolong buatkan susu untuk adik, Ibu mau menjemur pakaian,” kata ibu kepada Salma saat mendengar suara adaiknya menangis.
“Duh, Bu. Salma masih sibuk mengisi absensi. Ini sulit sekali online-nya,” jawab Salma mengeluh.
Karena tidak memahami tugas-tugas Salma, ibu hanya menjawab ‘ya’ dengan pelan. Segera saja ibu meninggalkan pakaian yang akan dijemur dan pergi ke dapur untuk membuatkan susu untuk adik. Saat melewati ruang tengah, ibu memandang Salma yang sangat serius memandang ponselnya. Ibu segera masuk ke kamar untuk menenangkan adik.
“Kak, tolong sapu ruang tengah, ya. Kotor sekali di depan rak TV,” kata ibu setelah agak siang.
“Bu, Salma masih sibuk mengerjakan tugas Matematika. Ini harus dikumpulkan satu jam lagi menurut pak guru,” kata Salma.
Ibunya segera menggendong adik dan segera mengambil sapu. Hari sudah semakin siang, tetapi Salma masih tetap duduk di tempatnya. Terdengar azan zuhur berkumandang. Ibu menyuruh Salma untuk menghentikan kegiatannya dan menjaga adik agar ibu bisa salat zuhur terlebih dahulu.
“Sebentar, Bu. Tugas Salma belum selesai,” kata Salma.
“Tugasmu sebanyak apa, Kak? Sejak pagi hingga sesiang ini kok belum selesai?” tanya ibu sambil mendekati Salma.
Salma terkejut, segera ia menutupi ponselnya.
“Oh, ternyata yang ini bisa dikerjakan setelah salat, Bu. Ayo ikut Kakak, Dek. Biar ibu salat dulu,” kata Salma sambil menggendong adiknya.
Selesai salat, Salma masih tetap menghadap ponselnya. Saat ibu tidur siang bersama adiknya, terdengar suara Salma bersorak kegirangan. Ibu merasa ada yang aneh dengan Salma. Ah, mungkin Salma sudah berhasil mengumpulkan tugasnya, batin ibu. Seharian, Salma masih betah memandang ponselnya.
Menjelang malam, Salma pun masih memandang ponselnya sambil menulis sesuatu di bukunya.
“Masih mengerjakan, Kak?” tanya ibu.
“Iya, Bu. Ini tugas Matematikanya sulit sekali,” kata Salma.
“Loh, bukannya kata Kakak tadi pagi sudah mengerjakan soal Matematika dan sudah dikumpulkan satu jam kemudian?” tanya ibu heran.
Salma terlihat kebingungan. Ia tak berani memandang ibunya. Ponsel ibunya berbunyi. Ibu segera mengambil dan membaca pesan di ponselnya. Ternyata ibu mendapat pesan dari wali kelas Salma. Sang wali kelas mengatakan bahwa tugas siswa kelas V-A hari ini hanyalah 5 soal Matematika dan tugas lain adalah membantu pekerjaan orang tua di rumah.
“Kakak bohong ke ibu, ya?” tanya ibu.
Salma masih menunduk dan tak berani memandang wajah ibunya.
“Coba jujur ke ibu, apa yang sebenarnya kakak lakukan seharina ini? Kakak terus-terusan memandang ponsel, tapi ternyata kakak belum mengerjakan tugas online kakak,” kata ibu.
“Salma main gim, Bu. Ada gim menarik di ponsel Salma. Jadi, Salma selalu memainkan gim itu seharian,” kata Salma mengaku.
“Kata pak guru, tugas Salma hari ini hanya soal Matematika dan membantu pekerjaan orang tua di rumah. Benar?” tanya ibu lagi.
Salma mengangguk. Ibunya menghela napas.
“Kakak harus bisa memanfaatkan ponsel dengan baik. Kakak tidak boleh terus-terusan melihat layar ponsel, nanti mata Kakak sakit,” kata ibu.
“Tapi Salma juga ingin main gim, Bu,” kata Salma.
“Baiklah, mulai besok, Salma hanya boleh bermain ponsel mulai mengisi absensi online di pagi hari sampai azan zuhur berkumandang. Tugas sekolah kakak harus selesai,” jelas ibu.
“Lalu, kapan Salma bisa main gim, Bu?” tanya Salma.
“Kakak boleh main gim setelah salat zuhur. Itu pun dengan syarat kalau Kakak sudah membantu ibu menyapu atau mengangkat jemuran yang sudah kering,” ujar ibu.
“Salma bisa bermain sepuas Salma saat sudah membantu ibu?” tanya Salma.
“Tentu tidak. Kakak hanya boleh bermain satu jam, itu hukuman karena Kakak sudah berbohong kepada ibu,” kata ibu.***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat mwndidik
Alhamdulillah. Terima kasih, Bun.
Keren bun. Sukses selalu buat salma
Terima kasih, Bun. Salamnya nanti disampaikan, hehe
Smg segera bs mempraktekkan sendiri ya bu.. hehe..