Isma Latifah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Tanpa Bayangan
Gambar diambil dari https://banyumas.tribunnews.com/2020/04/18/sebulan-kota-tegal-akan-gelap-gulita-di-malam-hari-selama-penerapan-psbb

Tanpa Bayangan

Tantangan Hari Ke-72, #TantanganGurusiana

.

Dia sibuk memikirkan nasibnya saat ini. Sementara teman-temannya seangkatan sudah banyak yang melewati sidang akhir skripsi, dia harus mengulang skripsinya dari awal. Dia harus memikirkan segalanya dari nol, dia harus mengubah objek penelitiannya. Gara-gara pandemi melanda negeri, dia tak bisa melakukan penelitian di sekolah layaknya yang telah direncanakan. Setiap minggu, ada saja teman-temannya yang berbagi foto kelulusan di beranda status media sosialnya. Dia ikut senang, tentu saja. Namun, tetap ada rasa iri dalam hati kecilnya.

Dengan protokol kesehatan ketat, dia mengunjungi rumah anak didiknya. Untungnya, dia bisa hidup dengan gaji les privat yang dia berikan kepada beberapa siswa SMP. Meski jauh dari rumah, dia tetap menjalaninya: demi hidupnya dan ketiga adiknya. Dia tak mau memberatkan beban kedua kakaknya yang sudah berumah tangga. Kini, dia sulung di rumahnya. Ibunya telah lama meninggal, sementara ayahnya meninggalkannya. Apa yang akan terjadi jika dia tak kunjung menyelesaikan skripsinya. Apa yang akan terjadi di rumahnya jika dia harus membayar uang semesterannya. Selama ini, kuliahnya bergantung pada beasiswa yang kini telah habis masanya. Otaknya menemui jalan buntu.

Setelah jam kerjanya selesai, perlahan dia meninggalkan rumah anak didiknya. Sarung tangan dipasangnya. Masker dibenahinya. Helm dipakainya. Senyumnya menghilang saat ia menaiki motornya. Embusan napas berat keluar dari mulutnya. Pikirannya kembali berkecamuk. Ada banyak hal yang berlari-lari dalam pikirannya. Semuanya masih buram baginya. Dalam benaknya, harusnya dia segera menyelesaikan skripsinya, lulus, kemudian segera mencari kerja demi menghidupi adik-adiknya yang masih sekolah. Tapi pikirannya semburat. Tak ada bayangan apapun dalam pandangannya.

Dinyalakannya motornya. Dikendalikannya dengan kecepatannya yang seperti biasa. Jalan Soekarno-Hatta tak pernah lengang meski senja mulai datang. Pandangan matanya ke arah jalan. Parahnya, pikirannya tak di jalan. Entah apa yang ada di depannya, dia tak melihatnya. Entah salah siapa, dia tak mampu menjawab.

Brak……

Dia terjatuh dari motornya. Orang-orang berteriak keras. Pandangannya gelap.***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post