Tantangan Hari Ke-268, #TantanganGurusiana

.

Walakin, Polri siap menjalani persidangan ke depan sebagaimana telah diagendakan pengadilan.

Ketika membaca isi sebuah berita yang memuat kalimat tersebut, saya terkejut. Walakin? Apakah penulisnya mengalami typo alias salah ketik? Mungkin saja si penulis ingin menuliskan kata walhasil, tapi yang terketik malah walakin. Eh, tapi kok saltiknya jauh sekali? Tentu saya penasaran dengan kata ini. baiklah, mari kita buka jurus andalan: KBBI.

Eh, ternyata di dalam KBBI, kata walakin tercantum, loh. Walakin termasuk dalam kelas partikel yang artinya sama dengan ‘walaupun begitu; tetapi; akan tetapi’. Kata ini juga termasuk dalam kata Melayu klasik, yang artinya lebih sering digunakan pada karangan-karangan Melayu kuno. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan kosakata ini digunakan pada karangan atau teks pada masa ini.

Menurut teman saya yang pandai berbahasa Arab, kata walakin ini berasal dari bahasa Arab. Wa artinya dan, lakin artinya tetapi. Setelah diserap masuk ke dalam bahasa Indonesia, artinya menjadi tetapi. Pantas kata ini masuk ke dalam kelompok kata Melayu klasik, karena pada masa tersebut cukup dipengaruhi oleh masuknya agama Islam di Nusantara. Akibatnya, terdapat banyak kosakata “pinjaman” dari bahasa Arab yang digunakan.

Nah, ternyata penulis berita tersebut tidak salah, Saudara. Penulisnya malah memiliki jangkauan diksi yang cukup luas, terbukti dengan penggunaan kata klasik tersebut. Mungkin kita tidak terlalu familier dengan kata-kata klasik dalam KBBI. Walakin, mari berusaha mengenalinya! 😊