Ismiati Irzain

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerpen Aku Berbeda

SI DOKTOR

Ismiati Irzain

“Black…black…black…black kwal…” sorak anak-anak SD mutiara bersorak riang mencaci temannya. Lala siswa kelas lima hanya diam dan terus berjalan meninggalkan teman-temannya. Bagaimana dia harus membalasnya, karena semenjak kecil dia selalu dicaci dengan panggilan black oleh teman-teman yang usil. Lala tidak mempunyai teman dekat, tapi selalu juara kelas meski tidak pernah menjadi juara satu. Karena putri kepala sekolah juga sekolah ditempat lala sekolah. Lala merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Empat orang semuanya wanita dengan jarak satu setengah tahun. Baru sibungsu satu-satunya laki-laki. Dari empat orang bersaudara lala yang memiliki kulit berwarna lebih hitam.

Kakak tertua memiliki kulit putih dan memiliki tulisan yang paling rapi. Sehingga selalu menjadi sekretaris di kelas. Kakak nomor dua, memiliki kulit kuning langsat dan pandai dalam bergaul. Sehingga memiliki teman yang banyak. Sedangkan adik nomor empat paling cantik dan menggemaskan. Sedangkan lala memiliki kulit gelap, hidung sedang dan mata lebar dengan bola mata hitam yang selalu berbinar-binar.

Diantara mereka berlima juga hanya lala yang dirawat oleh nenek dari pihak ayah semenjak umur dua tahun sampai umur enam tahun. Umur-umur masa emas menurut ahli. Dibawah pengasuhan nenek lala diperlakukan istimewa melebihi anak bungsu dan anak tunggal. Karena anak-anak beliau sudah besar-besar sehingga lala beliau rawat dengan sepenuh hati, kasih sayang dan perhatian. Makan sering disuapi dan sebelum tidur selalu diceritakan nenek. Lala sangat suka mendengarkan nenek bercerita. Karena nenek selalu bercerita dengan penuh ekspresif. Sering lala ikut menangis saat nenek bercerita tentang “ramun pamenan” yang sangat menyayangi keluarganya. Entah dari mana nenek mendapatkan cerita tersebut. Sehingga berkali-kali nenek bercerita lala tetap minta diceritakan lagi.

Semua yang diminta lala selalu beliau berikan karena nenek memiliki uang yang cukup dari sawah dan kebun karet beliau yang dikerjakan oleh orang lain. Lala dirawat nenek karena memang ibu kesulitan untuk merawat empat orang putri beliau yang jaraknya berdekatan. Ayah lala seorang kepala sekolah dasar yang sering berpindah-pindah tempat. Nenek juga rajin sholat tepat waktu ke musholla sehingga lala juga lebih rajin beribadah dari saudra yang lain.

Dengan pola pengasuhan nenek lala tumbuh menjadi wanita yang memiliki jiwa yang selalu bahagia dan tanpa tekanan. Meski lala sering dipanggil si black tapi nenek selalu membela dan berusaha meyakinkan lala jika berkulit black itu tidak selamanya jelek. Akhirnya lala tidak memperdulikan warna kulitnya meski akhirnya menjadi kurang percaya diri.

Meskipun demikian lala tidak pernah merasa semua itu menjadi beban. Tidak pernah merasa tertekan, karena lala mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup. Kebutuhan juga selalu terpenuhi, semua yang diinginkan selalu didapatkan. Karena sering menjadi olok-olokan teman lala akhirnya lebih suka fokus untuk belajar. Sehingga selalu membanggakan orang tua. Sibuk dengan kegiatan yang diminati dan mengisi hari-hari dengan hal yang positif.

Akibatnya lala jadi kuper dan kurang peduli lingkungan. Tamat SD melanjutkan sekolah ke madrasah yang berjarak 10 km dari rumah. Pukul 06.30 sudah berangkat dari rumah. Pulang ke rumah karena kendaraan susah terkadang pukul 15.00 atau 16.00 sore. Pulang sore siap-siap untuk mandi dan berangkat ke musholla untuk mengaji. Pulang pukul 21.00 siap-siap untuk menyiapkan buku pelajaran untuk keesokan harinya dan tidur. Hari libur lala sibuk untuk merawat taman bunganya yang asri dan penuh warna warni. Jarang pergi ke rumah teman sehingga lala tidak pandai pacaran.

Tiga tahun berlalu lala melanjutkan Pendidikan ke madrasah di ibukota kabupaten yang berbeda. Sehingga lala semakin jarang bersosialisasi dengan orang kampung. Lala yang selalu dipanggil black sekarang sudah tumbuh menjadi gadis manis yang bersahaja. Namun panggilan black masih melekat bahkan dikatakan sombong. Padahal karena lala sibuk dalam kegiatannya. Yang paling tidak bisa lala masuki adalah kegiatan kepemudaan yang ada di kampung. Karena memang tidak pandai bergaul dengan pemuda yang selalu suka bergurau. Sedangkan lala selalu serius dan to the point. Satu lagi sifat lala adalah pelupa, padahal lala sudah berusaha untuk mengingat nama-nama teman-temannya. Tapi karena lala merupakan seorang yang fisual maka sering lupa.

Sebetulnya sifat lupa itu lebih baik bagi lala karena dia bisa dengan mudah melupakan orang-orang yang pernah mengejeknya dengan panggilan black. Bisa dengan cepat melupakan rasa sedih ataupun rasa sakit. Sehingga lala bisa fokus belajar dan mewujudkan impiannya. Impian terbesar lala adalah menjadi orang sukses yang bisa memberikan manfaat bagi kehidupan.

Setamat Madrasah Aliyah lala melanjutkan ke Perguruan Tinggi menjadi mahasiswa undangan. Pas empat tahun lala juga bisa menamatkan sarjana dengan nilai IPK lebih 3.50. dengan jumlah teman pada awalnya saat kuliah sebanyak 34 orang hanya empat orang yang bisa menamatkan pas 4 tahun. Termasuk lala salah satunya. Tamat kuliah mencari pengalaman selama 2 tahun di ibu kota. Kemudian pulang kampung dan mengajar di madrasah yang berjarak 7 km dari rumah. Ketika berumur 25 tahun lala lolos seleksi pengangkatan PNS dan mengabdi di daerah terpencil.

Suatu hari saat sholat hari raya idul fitri lala bertemu dengan teman sewaktu SD. “Hai lala apa khabar?” “Alhamdulillah sehat” “Dimana mengajar sekarang?”. Lala tersenyum dan sibuk mengingat nama temannya yang masih ingat namanya. “Masih ditempat yang lama jawab lala”. “Masih ingat gak dengan saya” temannya kembali balik bertanya karena melihat lala yang terlihat kaku. “Kita sama sekolah waktu SD” jawab lala meyakinkan. Tapi sungguh lala lupa namanya, “Iya masih ku ingat waktu SD dulu kamu sering ingusan timpal temannya”. Lala jadi terkekeh saat temannya ingat dengan dirinya yang ingusan. Hahaha…lala akhirnya tertawa dan saling bercerita tentang kehidupan mereka. Sang teman sudah berkeluarga dan memiliki seorang putri. Sedangkan lala di umur ke 28 masih belum bertemu jodoh.

Saat memasuki umur ke 29 lala akrab dengan seorang laki-laki yang sudah punya istri dan memiliki 4 orang anak. Lala tidak tau jika laki-laki tersebut sudah bercerai dengan alasan untuk menjaga nama baik dia menutupi statusnya. Karena lala tidak terbiasa berhadapan dengan laki-laki saat seorang yang memiliki tipe kebapakkan yang sangat mengayomi lala merasa nyaman. Dan tidak pernah menyangka jika sang laki-laki tersebut sangat mencintainya.

Akhirnya lala pun menikah meski pada awalnya orang tua lala tidak menyetujui. Tapi memang masalah jodoh Allah yang mengatur. Sekuat orang tua melarang, sekuat takdir menjemput. Hingga akhirnya merekapun menikah dengan status suami duda dan lala gadis. Saat itu lala berumur 29 tahun sedangkan suami berumur 41 tahun. Pasangan dengan jarak yang tidak ideal menurut teori. Tapi bagi takdir tidak ada teori yang tidak bisa berubah.

Setelah 15 tahun mengajar saat berumur 40 tahun dan memiliki satu orang putra dan dua orang putri. Dengan izin suami lala kembali melanjutkan Pendidikan kuliah S.2 yang menjadi impiannya. Dua tahun yang manis pun berlalu. Dan lala pun kembali diwisuda dengan yudisium dengan pujian. IPK lala saat itu adalah 3.71 sungguh nikmat yang diterima lala terus mengalir.

Setahun kemudian lala melanjutkan kuliah S.3 sebagai calon doctor. Kuliah sekaligus sebagai PNS memang bukan hal yang mudah. Tapi seperti biasa lala tidak akan pernah menyerah dan berusaha untuk mengikuti perkuliahan dengan sebaik-baiknya. Meski banyak sekali ujian, lala berhasil melaluinya. Berbagai rintangan dan halangan ketika kuliah S.3 menjadikan lala sebagai pemenang. Semua karena lala selalu menjalani kehidupan dengan selalu melakukan yang terbaik. Selalu memprioritaskan ibadah. Jarang sakit hati karena pelupa, cueks dan sering memaafkan karena lala juga sangat sadar sering melakukan kesalahan.

Saat kuliah S.3 merupakan hal yang luar biasa. Karena 9 orang satu local, satu-satunya guru hanya lala. Sedangkan teman yang lain adalah dosen. Teman-teman lala yang lain mengambil gelar doctoral untuk menggapai professor. Sedangkan bag lala yang hanya guru tujuannya adalah menambah ilmu dan wawasan. Kebiasaan lala selama ini saat memiliki uang lebih memilih untuk membeli buku ataupun mengikuti seminar dari pada membeli pakaian ataupun makanan. Bahkan teman-teman lala juga banyak yang menggunakan untuk menonton film terbaru di bioskop. Lala lebih memilih PD dengan style minimalis dan manisnya. Dari pada dengan penampilan yang wah dan menjadi pusat perhatian.

Lala sangat bersyukur dengan nikmat yang dimilikinya. Meski tidak berlebihan tapi lala merasa lebih dari cukup. Saat orang-orang memiliki rumah lala juga punya meski masih semi permanen. Memiliki suami yang setia dan penyabar. Meski ada pertengkaran tapi akhirnya mereka kembali saling memaafkan. Memiliki anak-anak yang baik dan kreatif karena tidak membelikan hp dan televisi. Meski masih banyak kekurangan tapi lala terus berusaha dan menginstrospeksi diri.

Akhirnya orang-orang pun menjadi segan dan malu untuk memanggil black. Karena si black yang selalu mereka ejek sekarang sudah menjadi doctor yang selalu rendah hati. Meski sering dikatakan sombong dan tidak peduli. Padahal itu karena karakter lala yang pendiam, pelupa nama teman dan sibuk dengan kegiatan yang bermanfaat.

Ismiati Irzain, lahir di kabupaten Sijunjung 28 oktober 1979, sumatera barat. Sijunjung terkenal dengan julukan kota “lansek manih”. Dia memiliki hobi membaca, menulis buku diary, mendengar music dan traveling juga mempelajari hal-hal yang baru. Wanita ini selalu bersemangat untuk terus belajar, termasuk dibidang menulis. Meski belum menjadi penulis yang baik tapi dia terus belajar. Saat ini beliau sedang menempuh Pendidikan S.3 Prodi Pendidikan Islam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah hidup bu Ismi ya...Waah..hebat sekali,Salam kenal dan sukses selalu

05 Feb
Balas

Salam kenal ibu Musdawati, senang dan bahagia sekali ibu memberikan tanggapan. Aamiin semoga keberkahan dan kesukesan selalu menyertai hidup kita. Mohon maaf karena baru di balas karena jarang membuka akun guru siana.

26 Sep

Salam kenal ibu Musdawati, senang dan bahagia sekali ibu memberikan tanggapan. Aamiin semoga keberkahan dan kesukesan selalu menyertai hidup kita. Mohon maaf karena baru di balas karena jarang membuka akun guru siana.

26 Sep

Salam kenal ibu Musdawati, senang dan bahagia sekali ibu memberikan tanggapan. Aamiin semoga keberkahan dan kesukesan selalu menyertai hidup kita. Mohon maaf karena baru di balas karena jarang membuka akun guru siana.

26 Sep

Wah hebat ... Luar biasa. Sampai aku larut dalam cerita, dan tersentak ketika cerita sampai pada Ismi. Kagum setelah tahu bahwa si black = ismi. Salam kagum buat ibu Ismi. Izin follow ya Bu ....

05 Feb
Balas

Terima kasih ibu Kartina, saat ini masih dalam tahap belajar bu. Salam sukses selalu

26 Sep



search

New Post