Ismiati Irzain

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerpen Horor

RUMAH TERPENCIL

Ismiati Irzain

Tidak mau ikut…tidak mau ikut… teriak zaldi. Kemudian berdiri dengan mata terpejam mengikuti sesuatu. Jam menunjukkan pukul 02.00 dinihari. Ini merupakan malam pertama keluarga pak agung dirumah yang ditempati. Rumah baru dibangun dalam waktu satu bulan belakangan.

Rumah ini dibangun memang agak mendadak karena sebelumnya pak agung mengontrak. Sudah lima tahun pak agung mengontrak bersama keluarga tidak jauh dari tempat bertugas disalah satu ibu kota kabupaten. Setiap tahunnya uang kontrakan naik. Setelah bermusyawarah bersama istri akhirnya sepakat untuk membeli tanah. Istri pak agung tidak suka tinggal diperumnas dengan alasan lokasi diperumnas yang serba terbatas tidak nyaman untuk tinggal. Pak agung juga suka menanam sayur dan menyukai lingkungan alam yang asri.

Melalui rekomendasi seorang teman akhirnya mereka membeli tanah yang berjarak sekitar 15 km dari tempat mereka bertugas. Selama satu tahun tanah tersebut terbengkalai. Melalui pinjaman bank akhirnya dua hari menjelang habis kontrak pak agung pun pindah rumah.

Malam itu karena rumah masih baru dan ruangan masih berantakan akhirnya pak agung bersama kedua orang anaknya tidur satu kamar. Saat itulah putra tertuanya terbangun. Dan berjalan sambil mata terpejam menuju pintu dan siap-siap untuk memanjat dinding karena pintu kamar dikunci. Beruntung ibu huriyah istri pak agung terbangun dan membangunkan suaminya. “ayah ada apa dengan zaldi yah!” Kenapa dia berjalan sambil berbicara bisik ibu huriyah sambil bergidik. Pak agung pun bergegas pengikuti zaldi dan memeluknya sambil berusaha membangunkannya.

Akhirnya zaldipun terbangun seperti orang linglung. Zaldi merupakan putra pertama pak agung yang berumur 6 tahun. Sedangkan putri kedua masih tertidur nyenyak. Setelah bangun zaldi ditanya ibu huriyah. “ada apa nak? Apakah ada yang mengajak zaldi untuk pergi tanya ibu huriyah? Zaldi hanya diam dan seperti orang linglung dan seperti tidak ada terjadi apa-apa. Kemudian kembali tidur.

Lokasi rumah tempat pak agung dan keluarga terletak ditepi jalan lintas. Tapi agak jauh dari pusat keramaian. Jarak dengan tetangga kiri kanan berkisar 200 sampai 300 meter. Itupun dipenuhi semak-semak. Sedangkan dibelakang merupakan hutan belantara. Rumah terletak diketinggian jalan. Disini jangankan untuk internet untuk menelpon saja kurang lancar. Meski masih semi permanen tapi sudah diloteng dan menggunakan lantai keramik. Papan dindingnya merupakan hasil dari ladang pak agung yang ditebang. Karena ingin cepat siap maka langsung dipakukan tanpa menunggu kering. Saat kayu-kayu sudah kering maka terjadi perenggangan sehingga jadilah rumah yang asri dan ramah lingkungan. Karena memiliki lobang-lobang didinding yang membuat angin lancar masuk kedalam rumah.

Suatu malam yang nahas saat jam menunjukan pukul 01.30 dinihari pak agung terbangun mendengar keributan ditepi jalan. Dengan penuh penasaran dia keluar. Ibu huriyah hanya mengintip disela-sela dinding. Astagfirulloh yang terjadi adalah seorang pengendara sepeda motor berlumaran darah. Sedangkan kendaraannya terpental dan berserakan disepanjang jalan. Kendaraan yang lengang melewatinya satu persatu. Pak agung pun mendekat dan memeriksa kondisi korban. Innalillahi ternyata sudah tiada.

Kecelakaan didepan rumah pak agung memang hampir tiap minggu terjadi. Terutama pas malam minggu dan hari hujan. Saat-saat jalan lintas ramai dan korbannya adalah yang berasal dari daerah yang jauh. Karena tidak tau lokasi jalan. Semua itu karena tepat di depan gerbang menuju rumah pak agung yang berjarak sekitar 30 meter dari rumah terdapat lobang mengaganga ditepi jalan. Karena jalan lurus dan menurun merupakan kondisi yang membuat pengendara menambah kecepatan. Tapi siapa sangka ada lobang yang selalu memakan korban. Ini korban ketiga yang meninggal ditempat semenjak pak agung menempati rumah tersebut.

Dua orang sebelumnya waktu subuh saat korban menuju lokasi kerjanya. Karena terhempas dilobang kemudian ditambah jantungan, baru dirumah sakit menghembuskan nafas terakhir. Yang kedua pukul 20.00 dimalam hari seorang anak berumur 9 tahun. Ayahnya ingin mendahului mobil fuso di depannya, tapi karena langsung memasuki lobang kendaraan pun terjatuh. Malang sang putra pun terlempar ke roda mobil fuso. Tergilas langsung meninggal ditempat dengan kondisi isi kepala berceceran dijalanan.

Akhirnya saat ada keributan suami huriyah pun terkadang sudah shock. Karena sudah berkali-kali mengantarkan korban menuju rumah sakit. Tapi naluri untuk membantu korban pun tidak bisa dielakkan. Karena memang jalan tersebut terpencil dan jauh dari keramaian. Jika terlambat mungkin bisa memakan korban jiwa lebih banyak. Karena ada juga korban yang tidak bergerak saat dibalikkan oleh pak agung ternyata masih bernafas. Dengan sigap pak agung menyetop kendaraan yang lewat untuk mengantar kerumah sakit yang berjarak 1 km beruntung masih di jalan lintas. Sehingga sopir yang di stop untuk membawa korban tidak keberatan untuk membawa korban. Sementara barang-barangnya pun diamankan oleh pak agung. Kemudian menemui korban kerumah sakit. Saat korban sadar ternyata mengalamai kondisi patah tangan dan kaki. Setelah memberikan identitas dan membantu menelpon keluarga korban pak agungpun kembali kerumah. Setelah kondisinya pulih korban dan keluargapun menelpon dan menjemput barang-barangnya kerumah pak agung.

Untuk menutupi lobang pak agung pun sudah berkali-kali menyiasati. Memberi tanda jalan rusak dengan meletakkan daun kering, ban mobil bahkan pohon kelapa ibu huriyah dipot bunga juga pernah. Tapi hanya dalam hitungan jam semuanya berterbangan dan hancur karena kendaraan yang lewat. Saat diberi tau ke pada teman yang bertugas di kabupaten menurut mereka itu tanggung jawab proyek jalan tingkat profinsi. Jadi pusing juga karena kenalan pak agung tingkat provinsi tidak ada. Jika hari hujan lobang tertutup aliran air yang sangat deras. Karena air selokan yang meluap. Saat itulah kecelakaan yang mengerikan sering terjadi.

Karena kondisi tersebut rumah pak agung juga menjadi tidak stabil. Terdapat retakan-retakan dilantai dan dinding. Patahan-patahan ditempat tertentu. Sehingga kondisinya semakin hari semakin parah sampai-sampai retakannya membuat 2 buah wc diarah belakang keluar dari rumah.

Karena kondisi tersebut ibu huriyah tidak berani untuk sendiri dirumah. Baik siang apalagi dimalam hari. Pernah suatu hari dihari libur pak agung terlambat pulang sehingga ibu huriyah bersama anaknya dengan perasaan takut menunggu dirumah. Saat sore hari mereka bermain-main dihalaman rumah. Sayup-sayup adzan magrib berkumandang. Ibu huriyah siap-siap untuk melaksanakan sholat magrib. Ketika akan memasuki rumah ibu huriyah melihat seekor ular sebesar lengan menuju rumahnya. Karena ketakutan ibu huriyah membatalkan memasuki rumah sambal memperhatikan ular. Apa yang terjadi? Ternyata ular tersebut menuju rumah ibu huriyah yang retak pas ditengahnya. Disana ada lobang dan celah dinding yang menganga mengarah ke dalam tanah. Ular tersebut masuk kedalamnya dan menghilang.

Karena sudah gelap dengan penuh ketakutan ibu huriyah kembali memasuki rumahnya. Mengajak anaknya untuk melaksanakan sholat magrib meski masih kecil-kecil. Kemudian membaca Al Qur’an dan menghidupkan murotal mp3 dari handphone. Dengan harapan jika yang terlihat adalah iblis tidak mengganggu keluarganya.

Suatu malam ibu huriyah melaksanakan tahajut pukul 02.00 dinihari. Seperti biasa selesai sholat biasanya iseng mengintip di lobang dinding suasana diluar. Burung hantu sudah beberapa hari berbunyi di belakang rumah. Ada seebatang pohon karet yang sudah besar batangnya. Disana terdapat tumbuhan paku yang sudah berkembang disalah satu pokok batangnya. Mungkin dia merasa nyaman disana sambil berbunyi “kuk…kuk…kuk…” kemudian diam. Setelah beberapa saat berbunyi lagi bersama dinginnya malam membuat bulu kuduk merinding mendengarnya.

Saat mengintip ibu huriyah melihat sesosok hitam menuju rumahnya. Diam-diam membacakan ayat kursi. Perlahan-lahan sosok itupun menjauh dan menghilang. Setiap tahun kondisi rumah pak agung semakin parah. Retakan dikamar dan dalam rumah tambah besar.

Hingga suatu hari ketika zaldi berteriak-teriak sambil tidur. Tidak…tidak…tidak mau teriak zaldi sekuat-kuatnya. Pak agung bergegas menuju kamar anak-anak beserta istri. Mereka sibuk membacakan ayat kursi dan taauz, tapi zaldi tetap berteriak-teriak seperti tidak kenal orang tuanya. Setelah 5 menit berlalu zaldipun kembali tenang. Dia bercerita diajak main oleh 3 orang teman. 2 laki-laki satu perempuan, teman tersebut mengajak zaldi untuk berenang kesungai. Karena zaldi tidak bisa berenang dia menolak. Tiba-tiba ketiga temannya berubah wajahnya menjadi sangat menyeramkan. Sibungsu yang masih berumur 4 tahun pun ikut mengatakan. “Mama kucing yang mengganggu abang sudah pergi lewat jendela kamar larinya sangat cepat” tunjuknya kearah jendela. Ibu huriyah pun memperhatikan tidak ada kucing disekitar tersebut.

Malam itu merekapun tidur satu kamar, sampai pagi. Keesokan harinya pak agung pun menemui tetangga yang tidak jauh dari rumah menceritakan kejadian yang sering terjadi dirumahnya. Tetanggapun bercerita bahwasanya dahulu lokasi tempat rumah pak agung sekarang merupakan lokasi pertempuran melawan penjajah. Beberapa kali jatuh korban disana, bahkan pernah suatu ketika semua pejuang Indonesia dihabisi oleh belanda. yang selamat hanya satu orang itupun menggunakan taktik. Dengan melumurkan darah teman yang sudah meninggal, beliau pun pura-pura meninggal. Saat belanda sudah pergi hanya beliau sendiri yang masih hidup.

Sehingga banyak kemungkinan yang terjadi. Karena memang banyak ke anehan yang terjadi. Jika suami dan anak-anak sudah tidur ibu huriyah tidak berani untuk beraktifitas karena merasa ada yang mengawasi. Bahkan sering terkejut seolah-olah ada yang datang. Pernah juga saat bulan purnama seseorang datang mengetuk pintu sambil minta tolong. Ditangannya seperti menggendong bayi, saat ibu huriyah membacakan ayat kursi diapun pergi dan hilang dikejauhan seiring anjing menggonggong. Anak-anak juga sering melihat bayangan hitam kemudian menghilang. Modal pak agung dan keluarga untuk bertahan adalah karena merasa nyaman dirumah sendiri dengan meningkatkan ibadah, berzikir dan selalu menghidupkan mp3 melalui speker sepanjang malam. Semoga gangguan yang datangpun berakhir.

Ismiati Irzain, lahir di kabupaten Sijunjung 28 oktober 1979, sumatera barat. Sijunjung terkenal dengan julukan kota “lansek manih”. Penulis memiliki hobi membaca, menulis buku diary, mendengar music dan traveling serta mempelajari hal-hal baru. Sehingga wanita ini selalu bersemangat untuk terus belajar, termasuk dibidang menulis. Bagi wanita ini saat menulis hakikatnya adalah merupakan proses untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga semua akan baik-baik saja, Bu. Salam literasi, sukses selalu.

31 Jan
Balas

Aamiin, terima kasih pak edi

26 Sep



search

New Post