Cerpen Ketika Hati Gelisah
RUANG SPESIAL
Ismiati Irzain
Allahu Akbar….saat takbir sholat subuh, pagi yang cerah. Saat itu ide-ide pun bermunculan ide untuk menjadi penulis dengan topik yang menarik tentang perjuangan dalam hidup. Ide untuk membantu teman mencari solusi karena baru diangkat menjadi PNS selama 2 tahun. Berpisah dengan keluarga, karena istri juga PNS terpaksa bertemu hanya sekali seminggu. Ternyata solusinya harus menjadi pejabat dulu. Sukses berkarir ditempat tugas maka nanti kamu bisa pindah kemana pun kamu mau. Kalau istri yang disuruh pindah mengikut suami ribet juga karena dikampung istri sudah membangun rumah. Sementara istri anak satu-satunya perempuan untuk merawat ibu yang sudah berumur. Sementara ibu istri tidak mau pindah daerah. Anak-anak juga sudah sekolah kelas 6 dan 3 di Sekolah Dasar. Rumit memang tapi itu sudah menjadi takdir. Semoga itu yang terbaik teman. Bersabar ditempat tugas untuk kemudian meniti karir hingga saat pulang kampung nanti kamu yang bukan siapa-siapa, nanti menjadi yang selalu disapa.
Astagfirulloh do’a alfatihah sudah siap belum ya, bisik hati Iqbal. Karena tidak ingin sholatnya tidak sempurna Iqbal kembali takbir. Allahu Akbar…iftitah mulus, alfatihah lolos Saat itu kembali teringat umar senior ditempat bekerja kemaren bercerita tentang istrinya. Umur sang istri sudah 42 tahun. Sudah punya 1 orang anak dari suami sebelumnya laki-laki. Dengan umar juga sudah punya 1 orang anak laki-laki. Sekarang hamil lagi jaraknya baru sebelas bulan. Masalahnya bukan itu saja. Sang istri ginjalnya tinggal satu. Karena kondisinya panggul sempit kedua putranya pun dilahirkan melalui caesar. Sang istri juga kondisi kesehatanya tidak stabil karena bolak-balik menjadi dosen selama 3 jam perjalanan setiap minggunya. Dia yang mengasuh putra mereka sekaligus menjadi sopir. Sementara putra dari istri dengan suami sebelumnya tinggal dengan mertua. Istrinya juga sedang kuliah s.3. Intinya tidak ada yang siap menerima sang bayi. Kemaren umar mengajak istrinya untuk berkonsultasi dengan keluarga yang bisa untuk mengurut kehamilan. Kata ibu tersebut anaknya diperkirakan perempuan. Anak yang ditunggu-tunggu umar dan istrinya. Karena umar dari istri sebelumnya juga dikaruniai anak laki-laki dua orang. Tapi karena kondisi istrinya yang sudah berumur, penyakitan, aktifitas padat umar pun harus ikhlas jika tidak punya anak perempuan.
Allahu Akbar, Iqbal sudah tahayat akhir. Ya Allah apakah memang sholat saatnya untuk mencari solusi dan merenung tentang sesuatu? Bisik hati Iqbal sholat yang saatnya seseorang untuk berkomunikasi dengan penciptanya. Teringat ceramah ustadz Adi hidayat. Saat seseorang mengucapkan takbir, Allahu Akbar (Allah Maha Besar), yang besar itu hanya Allah, yang difikirkan itu hanya Allah tidak ada yang lain. Jika masih memikirkan teman teringat pekerjaan, dapat solusi dari masalah yang ada. Berarti bukan Allah lagi yang maha besar.
Setelah salam iqbalpun beristighfar sebanyak-banyaknya. Karena pekerjaan untuk siap-siap berangkat bekerja istighfarpun dilanjutkan sambal bekerja. Meski sudah berumur 35 tahun tapi Iqbal sangat menyadari jika sholat-sholatnya masih jauh dari sempurna. Meski tetap dengan prinsip sholat tidak pernah ditinggalkan. Arti bacaan juga sudah dihafal tapi godaan untuk lalai dalam sholat itu tetap ada. Sangat kuat menggerogoti hati dan fikiran hingga jumlah rakaat sholat pun terkadang lupa.
Allahu Akbar…sholat zuhur di masjid dekat kantor. Masjid terbesar dikabupaten. Namanya masjid Istiqlal. Disainnya lebih kokoh dan bagus dari masjid yang lain. Imam sholat seorang tamatan mesir dikabupaten. Masih berumur 35 tahun, sebaya dengan Iqbal, sekarang mendirikan sekolah khusus tahfidz. Iqbal jadi makmum di shaf pertama. Menyimak dan menghayati setiap bacaan imam. Menyempurnakan gerakan ruku’, ‘itidal dan sujud. Saat selesai sholat Iqbal merasakan beban-beban fikirannya hilang.
Fikiran angsuran kredit mobil yang baru jalan 2 tahun. Tagihannya tanggal 29 setiap akhir bulan sekarang sudah tanggal 25. Bulan baru uang sekolah putra yang sekolah di pesantren harus di transfer. Uang belanja 2 putri setiap harinya. Hutang-hutang yang terus bertambah. Istri yang sekarang juga dalam keadaan sakit. Bersyukur Iqbal masih sehat. Masih bisa mengerjakan tugas-tugas rumah dibantu anak-anak. Bekerja sering tidak fokus. Sholat pun terkadang Iqbal sering lupa rakaatnya.
Iqbal pun ingat pesan sholat jum’at dua minggu yang lalu. Sholat itu ibarat berjalan di pematang sawah yang sangat licin. Karena licin maka banyak yang tergelincir saat sholat. Namun saat sadar tergelincir jangan sampai terus hanyut dengan beban fikiran. Hanyut dengan dunia dan solusi-solusi dari masalah yang ditemui. Tapi kembali fokus dan meningkatkan kosentrasi untuk sholat. Masalahnya juga tidak semudah yang dibayangkan. Dalam kondisi tenang saja sulit untuk khusu’ apalagi dalam kondisi banyak masalah.
Jika jujur setiap orang pasti punya masalah yang selalu ada. Hanya beda tingkat dan takarannya. Sesuai ukuran yang sudah Allah tetapkan. Tapi Iqbal juga menyadari sholat di masjid jauh terasa nikmat dari pada sholat di rumah. Di masjid lingkungan sudah fokus untuk sholat. Mulai dari bangunanya yang tertata dan bersih. Dibuat lebih bagus dari bangunan sekitarnya. Dibangun umat secara bersama-sama dan bertahap. Dipasang kipas angin dan AC. Yang datang juga diharapkan tidak membawa leptop karena memang bukan tempat untuk bekerja tapi untuk beribadah. Hp pun di silent kan supaya jangan mengganggu. Sangat direkomendasikan untuk merasakan nikmatnya sholat terutama bagi laki-laki.
Jam 15.15 azan asar pun berkumandang. Dikantor pekerjaan tinggal sedikit lagi. Karena sebentar lagi akan pulang. Jam anak-anak untuk dijemput ke SD IT juga sudah hampir tiba. Iqbalpun sedikit galau dan gegana. Jika sholat di masjid nanti anak-anak terlambat dijemput. Jika melanjutkan sholat dulu baru melanjutkan pekerjaan nanti terlambat pulang.
Akhirnya Iqbal memilih melanjutkan pekerjaan yang tinggal sedikit. Menjemput anak-anak. Absen pinjer print ke kantor untuk pulang ke rumah. Karena jauhnya jarak rumah ke kantor sekitar 30 menit, Iqbal sampai di rumah pukul 16.30. langsung berwudhu’ untuk melaksanakan sholat asar.
Allahu akbar… istri yang masih dalam kondisi sakit. Rumah yang masih berantakan. Mencuci yang akan dilaksanakan. Memasak, membersihkan rumah sudah masuk ke memori kepala. Sholat asar dilaksanakan dengan perasaan campur aduk. Karena sudah terlambat sholat. Ada rasa sesal, ada rasa tidak nyaman akhirnya sholat pun berakhir dengan kualitas apa adanya. Ya Allah beban ini berat ya Rabb kepada-Mu hamba memohon semoga ada jalan untuk semua.
Iqbal pun ingat pesan ustadz jika kamu dalam kondisi yang sangat berat, tugas kamu adalah meminta pertolongan kepada Allah. Bagaimana cara meminta pertolongan kepada Allah? Yaitu dengan sholat dan sabar. Karena nanti Allah yang akan membukakan jalan yang terbaik bagi hambanya. Tapi yang terjadi adalah saat sholat Iqbal selalu memikirkan banyak hal karena ujian yang diterima teramat berat baginya.
Selesai sholat iqbalpun kembali beraktifitas. Mengerjakan pekerjaan rutinitas yang biasa dilakukan istri. Lelah sekali dikantor banyak pekerjaan, mengurus anak, sekarang mengerjakan tugas-tugas rumah. Anak-anakpun dikondisikan untuk menyapu halaman luar, halaman dalam, merapikan rumah. Karena saat berangkat pagi rumah dan tempat tidur dalam kondisi berantakan. Rutinitas pagi dan jarak sekolah yang jauh dari rumah membuat Iqbal dan keluarga tidak sempat membereskan rumah. Karena istri Iqbal juga berangkat kerja. Bahkan lebih dahulu berangkat dari Iqbal, karena jarak dari rumah ke tempat kerja istri lebih jauh dari jarak rumah ke tempat Iqbal bekerja. Meski sudah bangun pukul 04,00 dinihari waktu untuk membereskan rumah di pagi hari tidak ada.
Sayup-sayup azan magrib pun berkumandang. Anak-anak dikondisikan untuk sholat magrib berjamaah. Iqbal menjadi imam, Allahu Akbar…ya Allah betapa gatalnya kepala Iqbal padahal pagi tadi sudah keramas. Rasanya aku tidak ada ketombe, meski uban sudah bermunculan. Iqbal pun berusaha menggaruk kepala yang sangat gatal. Dengan menahan banyak gerakan haya denga satu garukan. Tapi rasa gatal menyerang lokasi yang lain. Iqbal pun kembali manggaruk.
Rakaat kedua sebagai imam, terasa lagi gatal ditelinga. Biasanya siap mandi rasa gatal ditelinga cukup dibersihkan menggunakan cotton bud. Sekarang karena kesibukan Iqbal tidak sempat lagi Ya Allah bisik hati Iqbal. Rasa gatal dan geli membuat jari tangan Iqbal juga bergerak memasukan jari ketelinga luar. Lumayan rasa gatal berkurang, siap sholat biasanya Iqbal baca Al-Qur’an bersama anak-anak. Sekarang karena pekerjaan masih banyak, iqbalpun tidak membaca Al Qur’an. Anak-anak punmengaji sesuai tingkat bacaannya.
Saat waktu isya datang, takut nanti banyak ujian iqbalpun langsung berwudhu’ mengajak anak-anak untuk sholat berjamaah. Rasa Lelah membuat Iqbal menguap beberapa kali, tapi Iqbal terus berusaha untuk melawannya. Sholat isya berlalu seiring rasa kantuk yang di picu kondisi fisik yang sudah teramat lelah. Sholat pun selesai, makan malam tinggal menyiapkan sayur. Kemudian Iqbal pun makan bersama keluarga. Selesai makan malam anak-anakpun menyiapkan keperluan sekolah, gosok gigi, terkhir belajar sampai tertidur. Iqbalpun masih banyak PR untuk menjemur cucian. Pukul 21.00 semua aktifitas dihentikan, lampu dimatikan utuk semua istirahat.
Beruntung TV dirumah yang sudah lama rusak tidak dibawa ke tukang service. Karena jika TV bagus, anak-anak dan Iqbal sering berebut chanel. Belum lagi kakak sulung yang berbeda chanel dengan si bungsu. Sholat menunggu iklan, makan menghadap TV, belajar di depan TV, sholat pun di dekat TV. Remot TV didominasi jika sholat disembunyikan, supaya tidak ada yang berani ganti chanel. Banyak masalah dan pertengkaran karena TV. Untuk masalah HP juga bersyukur sulit jaringan, jika banyak jaringan Iqbal pun menyadari sering lengah karena HP. Untuk melihat HP terkadang tidak ada rasa kantuk, tapi untuk melaksanakn sholat isya yang hanya empat rakaat rasanya sangat berat karena lelah dan mengantuk.
Pukul 00.30 iqbal terbangun untuk buang air kecil. Saat itu diapun kembali teringat masalah dan beban-beban yang terus bertambah. Iqbal pun mengambil wudhu’ untuk sholat tahajut. Dikeheningan malam iqbalpun kembali takbir. Allahu Akbar…dengan tidak memikirkan apapun Iqbal berusaha menghayati setiap bacaan. Mengikhlaskan semua beban yang diterimanya. Menyempurnakan gerakan sholatnya. Dan ketenangan itu pun datang memenuhi setiap sudut hati dan fikiran Iqbal.
Nasehat ustadz Adi Hidayat pun diamalkan Iqbal. Sholat adalah do’a, tempat seorang hamba mencurahkan semua harapan dan impiannya. Do’a-do’a itu pasti dikabulkan, karena itu janji Allah. Terus kapan do’a-do’a itu diucapkan? Menurut ustadz adi hidayat do’a-do’a tersebut kita baca didalam hati saat berdiri, saat ruku’, saat sujud dan saat duduk antara dua sujud.
Saat berdiri dilakukan saat seorang hamba membaca surat Al Fatiha. Yaitu ketika mengucapkan “iyyāka na'budu wa iyyāka nasta'īn” artinya “hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”. Selesai membacanya langsung bisikan dihati apa yang menjadi harapan. Iqbalpun mengucapkan di dalam hati, “Ya Allah jadikanlah hamba sebagai hamba-Mu yang Engkau berkahi dan Engkau redhoi” bisik hati Iqbal. Kenapa hanya itu yang diminta Iqbal? Karena menurut Iqbal jika seseorang sudah menjadi seorang hamba yang diberkahi dan diredhoi semua yang diinginkannya akan tercapai. Semua yang dilakukan akan dimudahkan, Allah sendiri yang akan membantu dalam menjalani kehidupan.
Saat ruku’ do’a dibisikan setelah membaca bacaan ruku’ yaitu “Subhaana robbiyal ‘adzhiimi wabihamdih” 3x artinya “Mahasuci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagi-Nya”. Dibaca 3 kali sebaga kunci pembuka pintu do’a diijabah. Jangan langsung berdiri, tapi bisikan dihati apa yang menjadi harapan. Saat sujud juga setelah membaca bacaan sujud yaitu “Subhaana rabbiyal a'la wa bihamdihi” (3x) Artinya: Maha Suci Rabb-ku Yang Maha Tinggi, dan memujilah aku kepada-Nya, bacaan ini juga merupakan kunci pembuka do’a terkabul. Setelah dihayati sampai tiga kali langsung bisikan dihati yang menjdi harapan. Saat duduk dilakukan saat membaca bacaan duduk antara du’a sujud semuanya mengandung do’a yang lengkap saat melalui kehidupan.
Saat salam, iqbalpun bersujud syukur, atas limpahan nikmat yang selalu diterima. Semoga Allah menambah nikmatnya bagi orang yang bersyukur. Kenikmatan sholat itu terasa sekali saat melaksanakan sholat tahajut dan saat sholat berjamaah di masjid. Semua anggota tubuh terasa nyaman setelah menyempurnakan rakaat sholat. Menyempurnakan bacaan sholat membuat sampai ke ujung-ujung saraf menjadi tenang. Lima kali sehari semalam sebanyak tujuh belas rakaan menjadi ruang spesial bagi setiap hamba.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar