Ismiati Irzain

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerpen Putih Abu-abu

CINTA DIHATI

Ismiati Irzain

Angek-angek… angek-angek… teriak suara mbak penjual bubur kacang hijau dan gorengan dari gerbang asrama putra, memecah keheningan malam. Hari menunjukkan pukul 19.00 malam. Asrama putra berdampingan dengan asrama putri satu (ASPI 1). Untuk membedakan dengan ASPI 2 dan ASPI 3 yang berdektan. ASPI 1 dengan asrama putra (ASPA) hanya berjarak sekitar 50 m, antara asrama diberi pagar setinggi 200 m. Asrama putri satu bertingkat dua untuk menghindari yang diinginkan belakang asrama putri satu yang beberbentuk leter el mengarah ke asrama putra. Angek-angek merupakan Bahasa daerah yang berarti panas-panas. Berarti kondisi makanan yang dijual dalam kondisi panas.

Madrasah ini merupakan madrasah favorit di suatu provinsi pada tahun 90 han. Karena siswanya berasal dari seluruh Indonesia. Bayangkan sekolah besar dengan total tiga puluh buah lokal untuk tiga jurusan regular digabung putra dengan putri. Ditambah tiga buah lokal untuk jurusan proyek khusus kuliah keluar negeri. Disini terdiri dari ratusan tenaga pendidik dan kependidikan yang hebat. Beruntung rika diterima dimadrasah ini. Karena rika termasuk siswa berprestasi dari salah satu kabupaten. Saat membaca sebuah buku rika membaca tentang prestasi dan kehebatan madrasah ini. Sehingga saat tamat dan bercerita kepada ayahnya rika diberikan izin untuk melanjutkan sekolah.

Setelah melengkapi persyaratan dan mengikuti serangkaian test akhirnya rika diterima. Dan terdaftar menjadi siswa dimadrasah tersebut dan memilih untuk tinggal di asrama putri satu karena ada tiga pilihan asrama putri yang berlokasi disekitar madrasah. Asrama putra disediakan hanya untuk program khusus. Sedangkan untuk program regular terpaksa kost diluar madrasah. Banyak ilmu dan pengalaman yang didapat oleh rika dimadrasah ini. Meski berasal dari sebuah kabupaten yang berbeda terdapat perbedaan budaya dan karakter yang menjadi pengalaman bagi rika. Salah satunya adalah dalam pergaulan dan berpakaian. Dimadrasah ini pakaian muslim sangat membudaya dan pergaulan sangat dibatasi.

Kesempatan emas untuk saling bertemu dengan sesama penghuni asrama putra dan putri tidak ada. Satu-satunya jalan hanyalah saling melirik saat berbaris dilapangan, saat berpapasan atau saat kegiatan ekstrakurikuler. Siswa asrama putra yang terbatas hanya tiga lokal menjadi daya tarik sendiri dan menjadi idola bagi siswi di tiga asrama putri disekitar sekolah. Yang berbatasan langasung dengan asrama putra adalah asrama putri satu. Karena rika juga sering melirik-lirik kearah gerbang asrama putra maka salah satu sosok yang sering beradu pandang adalah zainal nas. Berasal dari provinsi lain dari namanya dia berasal dari marga nasution.

Untuk mengetahui namanya saja bukanlah hal yang mudah harus bercerita kepada si mbak penjual angek-angek dengan menyebutkan ciri-cirinya. Karena penggunaan hp saat itu sangat terbatas. Angek-angek yang dijual si mbak cukup lengkap. Mulai dari bubur kacang hijau, goreng pisang, goreng ubi termasuk bakwan. Disorakkan angek-angek karena masih panas atau baru siap dimasak. Beliau dipanggil si mbak karena berasal dari suku jawa. Beliau adalah tukang masak diasrama putra. Beliau ramah, ceria dan suka bercanda. Sehingga membuat anak-anak dari asrama putra maupun putri menyukainya. Dengan logat jawanya yang kental membuat anak-anak tertawa dan terkadang ikut menirunya.

Setelah mengetahui identitas sosok yang ditanyakan akhirnya terjadilah proses pengiriman angek-angek malalui perantaraan si mbak. Setelah uangnya dibayarkan nanti setelah kembali ke asrama putra pesanannya disampaikan. Lengkap dengan bumbu-bumbunya dari si mbak sehingga balasan angek-angek pun diterima esok malamnya. Demikianlah kehidupan di asrama tanpa sepengetahuan ibu penjaga asrama. Tentu saja dengan pandai-pandai kepada teman dan si mbak penjual angek-angek supaya jangan ketahuan.

Suatu malam saat si mbak memasuki kamar tiga tempat rika berada. “Assalamualaikum salam si mbak”. Waalaikumussalam jawab anggota kamar. “Rika ada kiriman angek-angek dari zainal” tutur si mbak. “Yang benar mbak?” jawab rika kembali bertanya. Ini pesanannya jawab si mbak sambil menyodorkan bubur kacang hijau yang masih panas dan menggugah selera. “yang mana ya mbak yang bernama zainal? Tanya rika sambil pura-pura tidak tau. “Itu warga mbak yang berkulit putih, rambut ikal dan sering azan dimasjid” jawab si mbak. “Serius ini mbak?” Tanya rika untuk meyakinkan dirinya. “Betul !” jawab si mbak meyakinkan.

“cie…cie…yang dapat kiriman angek-angek” seru teman-teman rika menggoda. Rika menjadi malu dan salah tingkah perasaan campur aduk dan semakin penasaran dengan zainal. Jika sudah dapat kiriman angek-angek harus pandai-pandai dengan si mbak supaya hubungan semakin awet dan terus berkembang. Setelah si mbak selesai jualan dikamar tiga rika pun menitip pesan dengan si mbak. “salam kembali buat zainal ya mbak pesan rika”. “oke” jawab si mbak dengan hati senang. Karena berarti akan bertambah langganan tetap untuk membeli angek-angek si mbak.

Rika sepuluh orang satu kamar yang berasal dari kabupaten dan provinsi yang berbeda. Mereka saling berbagi dan tidak membuka rahasia teman satu kamar. Kelas dua belas berjumlah tiga orang, kelas sebelas berjumlah empat orang dan kelas sepuluh berjumlah tiga orang termasuk rika didalamnya. Mereka saling menjaga rahasia karena rahasia salah seorang kakak kelas dua belas juga lebih besar lagi. Karena kakak titin lusiana yang berasal dari provinsi berbeda lebih parah lagi. Sekali satu bulan setiap malam minggu dia minta izin kepada ibu asrama untuk mengunjungi kakaknya yang kuliah disalah satu perguruan tinggi yang tidak jauh dari madrasah. Tapi sebetulnya kakak titin pergi mendaki gunung yang terdapat disekitar madrasah. Sangsi jika ketahuan adalah dikeluarkan dari madrasah. Karena resikonya yang sangat besar. Salah satu resiko terbesarnya adalah tersesat saat mendaki atau meninggal dunia. Maka pihak sekolah tidak mau menanggung resiko. Kecuali pergi secara diam-diam. Dengan catatan pandai-pandai tentunya dengan anggota kamar. Nanti rika dan teman-teman mendapat oleh-oleh bunga edelwis yang melegenda atau kue-kue tentunya.

Pagi itu hari minggu seperti biasa pagi selesai sholat subuh rika membaca Al-Qur’an kemudian siap-siap untuk marathon bersama salah seorang teman baik rika yaitu putri dari kamar dua yang bersebelahan kamar. Biasanya rika dan putri berjalan menelusuri daerah-daerah disekitar asrama. Sehingga daerah-daerah yang indah dan sejuk disekitar madrasah sangat dikenal oleh rika dan putri. Mereka menelusurinya dengan jalan kaki. Berangkat pukul sekitar pukul 06.00 pagi, pulang sekitar pukul 10.00. biasanya sarapan dijalan yang mereka lalui.

Suasana alam yang sejuk dan asri membuat rika dan putri betah untuk menelusuri lokasi yang berbeda setiap minggunya. Sedangkan zainal karena siswa program khusus memiliki kegiatan yang lebih padat hari minggu hanya boleh olah raga disekitar madrasah. Karena mereka memiliki program yang lebih padat termasuk sholat duha dan menyetor tahfidz. Kesempatan saling bertemu hanya saat berpapasan atau saat zainal keluar dari asrama putra kemudian sengaja melihat ke halaman asrama putri.

Saat diperjalanan putri pun bertanya kepada rika “bagaimana kabar zainal tanya rika?” membuka topik pembicaraan. “seperti biasa” jawab rika. “Maksudnya?” balas putri. “Yah seperti biasa hanya saling melihat saat bertemu, tersenyum dan sesekali mengirim angek-angek” balas rika. “Serius? apakah tidak ada kiriman surat lewat si mbak?” balas putri semakin penasaran. “jujur jawab rika sambil tersenyum manis”. “Biarlah kalau jodoh tidak akan kemana. Karena jika nanti pacaran akan membuat dosa dan tentunya akan sulit menerima pelajaran”. “perjalanan kita masih Panjang dan tentunya Allah akan memberikan jodoh yang terbaik” ungkap rika menceritakan isi hati dan perasaannya yang sesungguhnya kepada putri.

Setelah puas berkeliling rika dan putri kembali pulang ke asrama. Mencuci dan menjemur pakaian. Jemuran asrama putri terdapat dihalaman asrama. Yang berarti saat siswa asrama putra keluar dari gerbang asrama langsung matanya tertuju ke jemuran pakaian asrama putri. Hal ini sudah tentu siswi asrama putri tidak boleh keluar asrama tanpa menutup aurat. Disaat itulah rika dan zainal kembali bertemu pandang. Yah hanya bertemu pandang untuk kemudian mengalihkan pandangan dan tersenyum dihati masing-masing. Ini merupakan kesempatan langka sekaligus kebetulan. Tapi itu sering terjadi. Astaghfirulloh rika pun menjadi malu demikian juga zainal. Tapi hanya sebatas hal tersebut karena mereka tidak berani, malu dan sangat takut untuk saling mengungkapkan perasaannya.

Dimadrasah ini memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang sangat lengkap. Semuanya terkenal dan mengukir prestasi di ajang tingkat provinsi dan nasional. Mulai dari kegiatan pramuka, drumband, olahraga dan semua bidang mata pelajaran. Tidak heran ini terjadi karena memang hari-hari siswa disibukan untuk belajar dan meraih prestasi. Pergaulan dibatasi dan jika ketahuan pacarana maka sangsi-sangsi tertentu akan diberikan oleh pihak sekolah.ini berlaku bagi siswa yang memilih program khusus. Karena jika mereka pacaran maka hafalan Al-Qur’an mereka bisa hilang. Banyak yang saling jatuh hati dan diam-diam melanjutkan kisah mereka setelah tamat.

Rika memilih madrasah yang regular, sehingga kesempatan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lebih luas. Rika memilih kegiatan pramuka dan drum band. Meski tidak memiliki basic tersebut rika tetap mengikuti dengan alasan menambah pengalaman. Dari kedua eskul tersebut yang bertahan hanya dibidang pramuka. Karena bidang drum band terbukti rika semakin hari semakin tidak tertarik. Kegiatan lainnya yang menarik bagi rika adalah rutin mengisi mading dengan tulisan-tulisan puisi. Maka rika sudah jelas memiliki pembaca langganan tentunya.

Dengan aktif kegiatan eskul maka kesempatan bertemu lawan jenis juga semakin besar. Sedangkan zainal juga aktif dikegiatan pramuka. Itupun tidak ada kesempatan bersama karena regu mereka terpisah. Sebagai siswa baru mereka pun hanya saling memandang dan hanya menyimpan rasa kagum dihati. Hingga suatu hari saat menjelajah group pa dan pi bertemu. Mereka memiliki jalur yang telah ditentukan. Namun untuk regu pa kegiatannya lebih seru, karena mereka harus merayap disawah yang penuh lumpur. Maka disaat akan merayap zainal menitipkan jam tangannya kepada rika supaya jangan rusak. Jelas sekali rika semakin yakin zainal memiliki perasaan kepadanya. Tapi karena keadaan dan tidak adanya kebebasan maka mereka hanya menyimpan perasaan dihati masing-masing. Tanpa tau apakah memang nantinya mereka akan berjodoh atau tidak. Yang pasti mereka hanya mengikuti alur takdir dengan terus menjaga diri supaya tidak terjerumus kepada kesesatan. Tapi sebagai manusia normal jelas sekali mereka saling mencintai. Meski tidak pernah saling terucap apalagi pacaran.

Ismiati Irzain, lahir di kabupaten Sijunjung 28 oktober 1979, sumatera barat. Sijunjung terkenal dengan julukan kota “lansek manih”. Dia memiliki hobi membaca, menulis buku diary, mendengar music dan traveling juga mempelajari hal-hal yang baru. Wanita ini selalu bersemangat untuk terus belajar, termasuk dibidang menulis. Meski sudah berusia 42 tahun penulis terus berusaha mencoba dan berbenah untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post