Ismia Unasiansari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Si Dokter Jeruk, Suamiku

Si Dokter Jeruk, Suamiku

Romantis, suka beliin hadiah, ngajak makan di tempat fancy, inget anniversarry tepat waktu, INI JELAS bukan suami saya. Kalau empat poin di atas menunjukkan betapa idealnya seorang suami, suami saya tidak masuk kategori suami ideal.

Saya masih ingat tatkala pertama makan bareng. Dia mengajak ke tenda kaki lima langganannya. Menu andalan beragam dari ayam bakar sampai ayam goreng, dari es teh manis sampe teh tawar hangat. Thok.

Saya juga ingat ketika pertama kali ngedate. Ia mengajak saya ke kajian Aa Gym di Masjid Istiqlal. Begitu nyampe langsung pisah, dia di depan dan saya di barisan belakang bareng mpok-mpok yang udah nyiapin tisu Tessa satu kotak gede. Sepertinya mereka sudah ready banget untuk nangis bareng.

Suami saya sangat on time dalam segala hal. Salat selalu Teng Go. Kalau janji ketemuan, lima menit sebelum waktunya udah dateng. Beda banget sama saya, janjian pukul empat sore, pukul setengah empat baru mandi. Udah gitu pake alesan izin shalat Asar dulu. Nongol-nongol pukul setengah lima. Putri Ngaret, julukan teman-teman untuk saya waktu kuliah dulu.

Kami dua mahluk berbeda yang dipersatukan. Kami dibesarkan dengan cara berbeda, dengan gaya berbeda. Saya orang yang cenderung santai agak lebay. Sementara dia disiplin dan sederhana. Dia biasa kupanggil Dokter Jeruk. Menyuluh petani di kawasan budidaya tanaman Jeruk- Kalimantan Barat adalah pekerjaannya.

Maret 2007 kami menikah. Salah satu hari bahagia dimana saya menikah tanpa sedikitpun rasa terpaksa. Ya iyalah gak ada paksaan, emangnya Siti Nurbaya dipersunting Datuk Maringgih! Detik itu, dengan penuh kesadaran saya menerima lelaki ini dengan hati penuh bunga. Kami mengawali hari itu dengan doa dan memohon restu kedua orang tua.

Sudah sepuluh tahun lebih sejak kami menikah, dia tetap tidak romantis, tetap lupa anniversarry kami, dan paling tidak suka makan di restoran mahal meskipun kami sanggup. Dia tetap sederhana, tetap salat Teng Go, tetap disiplin dan tetap menjadi lelaki terbaik untuk saya. Dialah dokter jeruk kesayangan, suamiku.

(Penulis adalah peserta Workshop Penulisan Bahan Literasi bagi GTK PAUD Dikmas, Swiss Belinn Airport-Surabaya, 8-11 Agustus 2017)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Garam di laut asam di gunung bertemu dalam belanga. Top bu.

10 Aug
Balas

Hebat Mbk Mia! saya suka bahasanya...ngalir. Ini kali ya bahasa bertutur yg dimaksud? Keep Going ya!

10 Aug
Balas

what a romantic story

09 Aug
Balas

Hahaha romantic story from a non romantic person ya Jeng Fitri... Thanks for coming by

09 Aug
Balas

Terima kasih @Yudha Kurniawan dan Mbak @Dini Novita atas supportnya. it means a lot to me yang baru mulai menulis.

10 Aug
Balas



search

New Post