Ismi Mawaddah Putri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menulis Itu Mudah

Dewasa ini, menulis bisa jadi merupakan salah satu momok yang paling menakutkan. Tidak semua orang berani untuk menuangkan ide-ide dalam pikirannya dalam bentuk tulisan. Seolah tak mengenal usia, bahkan seseorang yang berpendidikan seperti guru pun masih merasa kesulitan dalam menulis buku. Tak hanya guru, seseorang yang terpelajar seperti mahasiswa dan siswa pun turut merasakan kesulitan itu. Pilihannya ada 2, belum menemukan alasan untuk menulis atau tidak tahu bagaimana cara menulis buku.

Maka dari itulah, seorang narasumber yang luar biasa dihadirkan pada hari ini di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Beliau bernama Mohammad Ihsan, pimpinan umum Media Umum Media Guru Indonesia sekaligus CEO Gurusiana. Kuliah umum ini diadakan pada pukul 08.00-10.00 WIB hari Jum’at, bertempat di Ruang Serbaguna Fakultas Psikologi. Tujuan dari kehadiran Bapak Mohammad Ihsan ini adalah untuk membangkitkan semangat para mahasiswa dalam menulis, yaitu SAMASABU(Satu Mahasiswa Satu Buku) yang merupakan usulan dari mata kuliah Bimbingan Menulis.

Selain SAMASABU, beliau juga menggagaskan SAGUSABU(Satu Guru Satu Buku), SASISABU(Satu Siswa Satu Buku), serta SADOSABU(Satu Dosen Satu Buku). Pada 22 Mei 2016, majalah Media Guru Indonesia hadir sebagai mitra publikasi karya guru. Hal ini tentu saja sangat berguna untuk memicu semangat dalam menulis, mengatasi ketakutan dalam menulis, serta menginformasikan hal-hal apa saja yang harus ditulis.

Seperti yang telah tersebut di atas, alasan mahasiswa tidak menulis terletak pada 2 pilihan. Mayoritas mahasiswa psikologi USU menjawab bahwa mereka tidak menulis karena tidak tahu bagaimana cara menulis buku. Padahal, Bapak Mohammad Ihsan mengatakan banyak sekali manfaat untuk mahasiswa ketika menulis, yaitu :

Menambah Ilmu/Wawasan

Penulis yang hebat terlahir dari seorang pembaca yang baik. Semakin banyak membaca, maka ilmu/wawasan semakin meningkat.

Sebagai Media Terapi

Seseorang yang mau menulis dengan jujur tanpa menahan ide untuk keluar, bisa merasakan pikiran yang lebih ringan dan jernih dari sebelumnya. Contohnya ketika sedang marah, penulis bisa meluapkan emosinya ke dalam bentuk tulisan, yang dalam ilmu psikologi disebut sebagai katarsis.

Urusan Skripsi Jadi Lebih Gampang

Terbiasa dengan pengolahan diksi, pemburuan literatur, mencari referensi akan sangat memudahkan mahasiswa dalam menulis skripsi.

Mempunyai skill di luar bidang kuliah

Ketika mencari berbagai sumber, tentulah penulis mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. Pengetahuan ini bukan hanya di dalam bidang kuliah, namun juga di luar bidang kuliah. Mahasiswa penulis memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan mahasiswa lain yang hanya mengandalkan perkuliahan sebagai sumber dari pengetahuannya.

Potensi Mendatangkan Income

Mahasiswa dikenal sebagai orang yang cukup irit. Selain mereka belum bekerja, hal lain yang menjadi pemicunya adalah uang bulanan yang pas-pasan dari orangtua. Di sinilah mahasiswa penulis bisa dibilang cukup beruntung karena bisa berpenghasilan bahkan sebelum tamat kuliah. Mahasiswa penulis berpeluang mendapatan penghasilan dari penjualan buku atau narasumber pelatihan.

Menjadi Fokus Perhatian

Memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh rekan sejawat lain, menjadikan mahasiswa penulis pribadi yang istimewa.

Bekal di Dunia Kerja

Bisnis dan pekerjaan tak lepas dari peran menulis. Kemampuan menulis yang telah diasah sejak kuliah merupakan bekal berharga di dunia kerja. Penulis menjadi lebih terampil di profesinya serta mempermudah segala urusan pekerjaan.

Menambah Portofolio

Buku-buku yang telah diterbitkan bisa menjadi bahan untuk dituliskan di dalam CV sebagai pengalaman berkerja yang. CV dengan pengalaman bekerja akan memudahkan dalam mencari pekerjaan serta menarik minat personalia untuk merekrut.

Latihan Memecahkan Masalah

Ketika seorang penulis terbiasa menuliskan akhir atau ending dari cerita yang dikarangnya, hal ini akan memudahkannya untuk memecahkan masalah-masalah konkret dalam hidupnya. Selain itu, menulis juga menjadikan seseorang untuk lebih kreatif dalam menuntaskan masalah yang dihadapinya.

Menulis Melatih Kesabaran dan Ketenangan

Menulis menjadikan seseorang lebih sabar dalam menghadapi pahitnya hidup. Sebagai contoh, Buya Hamka, salah seorang sastrawan kondang di Indonesia pernah merasakan ketidakadilan dalam hidupnya. Ia dipenjara selama 2 tahun 4 bulan, atas suatu tuduhan yang tidak dapat diterimanya. Setelah itu, ia menerbitkan Tafsir Al-Azhar 30 Juz. Hal ini malah beliau syukuri, karena jika ia tidak dipenjara, ia tidak akan menuliskan buku Tafsir tersebut.

Meningkatkan Daya Ingat

Ketika banyak membaca, menulis menjadi salah satu cara paling ampuh dalam mengingat hasil bacaan. Sebab, bila tidak segera dituliskan maka manusia akan merasakan lupa. Memorinya hanya dapat bertahan pada Short-Time Memory.

Tulisan sebagai Sarana Perjuangan

Saat memperjuangkan sesuatau atau mempertahankan opini, menulis bisa menjadi salah satu cara untuk menerapkannya. Jika tulisan tersebut diviralkan di sosial media dan ribuan bahkan jutaan orang dapat membacanya, maka penulis tersebut sukses menggiring opini publik.

Selain manfaat menulis, Bapak Mohammad Ihsan juga mengungkapkan bahwa untuk bisa menulis, harus ada tekad yang bulat dan alasan yang kuat. Tekad dan alasan itu akan memunculkan ide-ide segar di dalam benak kita. Ide tersebut bisa datang darimana saja, bahkan dari lingkungan di sekitar maupun pengalaman pribadi. Tidak sedikit penulis yang menjadikan pengalaman orang terdekat atau bahkan dirinya sendiri sebagai ide untuk menulis. Inilah yang menjadikan bahwa menulis itu tidaklah susah. Tak perlu riset bertahun-tahun bagi mahasiswa untuk mulai menulis. Cukup temukan dari hal-hal yang terdekat dari kita, maka ide itu akan mengalir dengan sendirinya.

Bapak Mohammad Ihsan juga menggunakan sindrom tali kekang gajah sebagai analoginya. Banyak orang merasa tidak mampu melakukan sesuatu padahal sebenarnya ia mampu, hanya saja ia pernah gagal sebelumnya. Hal inilah yang paling sering terjadi di kalangan mahasiswa. Terlalu takut untuk gagal, bahkan sebelum memulai. Terlalu cepat putus asa pada satu kesalahan yang sesungguhnya masi dapat dibangkitkan kembali. Api semangat itu padam, bahkan sebelum berkobar.

Kuliah umum pada hari Jum’at tanggal 26 April 2019 berakhir dengan suatu kutipan dari Bapak Mohammed Ihsan, yaitu “Sukses itu perlu dipaksa. Gagal itu alami. Jika ingin sukses, Anda perlu memaksakan diri untuk bekerja keras hingga meraih keberhasilan.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post