ADAT YANG PERLU DILESTARIKAN
“Di antara serangkaian acara ngunduh mantu kemarin, ini salah satu yang di adat Jawa tidak ada. Ternyata di sini termasuk acara inti,” demikian tulis seorang sahabat di WA grup. Hal ini membuatku penasaran. Adat apa yang berbeda? Jika adat itu baik, perlu dipertahankan. Namun, jika tidak baik tentu tak perlu dilestarikan.
Sebagaimana diketahui adat pada pegantin Jawa, ada adat temu, melempar sirih, sungkeman (sebagai simbol bakti mempelai kepada orang tua. Ini adat yag sangat menyentuh dan sering memuatku berurai air mata), menginjak telur, membasuh kaki mempelai pria dan masih banyak adat Jawa lainya. Adat Betawi ada Palang Pintu (ini yang belum pernah kuikuti. Baru tanggal 24 nanti saya terlibat sebagai panitia). Memang adat apa, yang dishare oleh sahabat yang merupakan acara inti menurut adat pengantin di Palembang?
Kubuka video yang dikirim. Kuikuti dengan saksama. Adat yang benar-benar di Jawa tidak ada. Yakni, mempelai pria membacakan ayat-ayat Alquran. Suaranya yang merdu dan syahdu menambah kesyahduan suasana. Ini barangkali yang menurut orang Jawa dikatakan, “Desa mawa cara, Negara mawa tata,” atau dalam dalam peribahasa Indonesia, “di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung.”
Tidak semua adat selalu baik atau buruk. Yang baik perlu dilestarikan, yang buruk perlu ditinggalkan. Adat Palembang dengan mempelai membaca Alquran ini sangat baik dan perlu dilestarikan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin3. Terima kasih Bu Ropiah. Baarakallah.
Nggih, bu. Adat yang bsik harus dilestarikan. Masyaa Allah luar biasa adat pengantin dari Palembang itu, ya bu? Jika ini dilestarikan, maka semua pengantin pria harus bisa membaca Al Quran. Dengan demikian tujuan perkawinan yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah akan terwujud. Informatif, ibu. Jazakillah khoir telah berbagi. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.
Setuju Bund, apalagi seorang suami yang merupakan imam dalam keluarga, sudah selayaknya dibuktikan kemampyannya dalam hal membaca alquran, sehingga ketika suami menjadi imam shalat, sudah dipastikan ia mampu untuk itu. Dalam Islam, ketika ada adat yang baik dan tidak bertentangan dengan syariat, maka hal itu boleh dilaksanaka, sesuai kaidah yang menyatakan العادة المحكمة adat dapat menjadi hukum. Sukses selalu dan barakallah