Anugrah dan bencana adalah kehendak-Nya, kita harus tabah menjalani. Potongan lagu yang kusenandungkan kali ini mengingatkan diri untuk menyadari bahwa anugerah dan bencana adalah sesuatu yang dapat terjadi. Hari berbahagia kali ini harus terusik oleh insiden kecil yang membuat diri bertanya, “Kok bisa ya?”

Apa sebenarnya yang terjadi? Hari bahagia karena prosesi pernikahan putrid tetangga depan rumah berlangsung dengan lancar. Semoga terbina keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Tamu yang hadir melebihi prediksi. ‘mbludag.” Alhamdulillah, semoga ini tanda barakah.

Satu insiden kecil diketahui saat menjelang shalat Isya kedua mempelai datang ke rumah untuk mengambil sepatu. Maklum, tadi dandan di rumahku, yang tentu menyebabkan sepatu dilepas di rumahku juga. Agak bingung ketika ditanya sepatunya. Tadi sore menjelang magrib masih ada. Bahkan, kata suami bakda magrib masih ada.

Belum lagi rasa bingung terobati terdengar suami nyeletuk, “Loh. Sepatuku kok ya tidak ada. Sepasang sandal kulit merk buccery juga tak ada. Padahal, sandal buccery nya lebih ‘lawas’ daripada sandal ini,” kata suami sambil menunjukkan sepasang sandal yang masih ada.

Muncul sebuah tanya dalam diri ni “Ini pencurinya smart atau baik hati ya?” Lho kok? Bisa jadi smart karena pinter ‘nangguh’ di saat ada yang punya kerja pasti orang asing berseliweran tak dicurigai. Bisa jadi dikira keluarga atau tamu dari yang punya kerja. Smart yang kedua kok ya sepatu dan sandal yang dipilih adalah sepatu branded. Mengapa tak ambil sandal yang lebih baru tetapi tak bermerk? Atau, kita berpikir positif, dia menyisakan sepasang sandal buat tuan rumah