Dua kata tersebut terdengar hampir sama. Karena hampir sama, seringkai pengguna bahasa keliru atau tertukar dalam menggnakannya. Sebagai contoh pertistiwa baru saja. Seorang reporter dari sebuah televisi menyebutkan bahwa kita harus mencegah corona atau Covid 19 secara insentif. Betulkah penggunaan kata ‘insentif’ pada kalimat tersebut?

Untuk mengetahui secara pasti benar atau tidaknya pilihan kata tersebut ada baiknya kita tilik makna kata tersebut dari KBBI (Kamus besar Bahasa Indonseia) sebagai sumber referensi makna kata yang akurat dan dapat dipercaya.

in·sen·tif /inséntif/ n tambahan penghasilan (uang, barang, dsb) yg diberikan untuk meningkatkan gairah kerja; uang perangsang

Berdasarkan makna kata di atas kata ‘insentif’ bermakna tambahan penghasilan yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja. Nama lainnya adalah uang perangsang. Kata ‘insentif’ tersebut merupakan kata benda (n = nomina). Dengan demikian, pilihan kata (diksi) ‘insentif’ pada kalimat di atas adalah tidak tepat.

Sebagai bahan bandingan ada baiknya kita tilik makna kata intensif.

in·ten·sif /inténsif/ a secara sungguh-sungguh dan terus menerus dl mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yg optimal (KBBI).

Berbeda dengan kata insentif yang termasuk kata benda (nomina), kata intensif merupakan kata sifat (a = adjektiva = kata sifat). Adjektiva menurut KBBI merupakan kata benda dalam bidang linguistik yang bermakna “kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan secara umum dapat ditambah dengan kata lebih dan sangat. Sebagai contoh terdapat dalam kalimat berikut.

Penanganan corona saat ini telah dilakukan dengan lebih intensif atau sangat intensif.

Selain dua kata tersebut (insentif atau intensif) kata disinfektan juga sering dignakan- Bagaimana makna sebenarnya dari kata tersebut?

Penyemprotan disinfektan dilakukan di sekolah dan sekitarnya.

dis·in·fek·tan /disinféktan/ n bahan kimia (spt lisol, kreolin) yg digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik; obat untuk membasmi kuman penyakit.